LEADERSHIP IS CHARACTER

MAN 3 BANYUWANGI

 

                                                                                       Leadership Is Characters

Leadership is Characters | i

Catatan-Catatan Kunci

Memimpin Madrasah Meraih Prestasi

Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I.

ii | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

Leadership I Characters

Catatan-Catatan Kunci Memimpin Madrasah Meraih Prestasi

 

Cetakan Pertama: Agustus 2022 Surabaya, Jawa Timur

 

Penulis: Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I. Penata Letak: Kanaka Media Penata Sampul: Rofi

 

Pemeriksa Aksara: Kanaka Media Sumber Gambar: Canva

 

Penerbit:

 

CV. KANAKA MEDIA Surabaya, Jawa Timur

 

Email : [email protected]
IG : katalog_knk
FB Telp/WA : Penerbit Kanaka: 0895384076090

QRCBN: 62-369-4516-911 Tebal: 195 hlm; A5

 

Hak cipta dilindungi undang-undang. dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa seizin tertulis dari penulis dan penerbit.

 

Leadership is Characters | iii

 

Leadership Is Characters

 

Catatan-Catatan Kunci Memimpin

 

Madrasah Meraih Prestasi

 

iv | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

 

Lingkup Hak Cipta Pasal 1:

 

Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 

Pasal 9:

 

1. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 memiliki hak ekonomi untuk melakukan: a. penerbitan Ciptaan; b. Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya; c. penerjemahan Ciptaan; d. pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan; e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya; f. Pertunjukan Ciptaan; g. Pengumuman Ciptaan; h. Komunikasi Ciptaan; dan i. penyewaan Ciptaan.

 

Ketentuan Pidana Pasal 113:

 

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah).

 

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/ atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp500. 000. 000,00 (lima ratus juta rupiah).

 

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegan g Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (l) huruf a, huruf b, huruf e, dan/ atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp1. 000. 000. 000,00 (satu miliar rupiah).

 

4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000 000,- (empat miliar rupiah).

 

Pasal 114

 

Setiap Orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan sengaja dan mengetahui membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah).

 

Leadership is Characters | v

 

Kata Pengantar

 

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Banyuwangi

 

uku dengan judul Leadership Is Characters! Madrasah
“Catatan-Catatan Kunci Memimpin

Meraih Prestasi” Karya Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I, yang diambil dari pengalaman penulis selama memimpin Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Banyuwangi di Kecamatan Srono. Sebuah madrasah yang usianya tidak lagi muda, madrasah yang telah banyak menghasilkan banyak orang-orang sukses, madrasah yang pertama kali melaksanakan pembelajaran percepatan (lulus dalam waktu 2 tahun) tingkat SLTP di Kabupaten Banyuwangi.

 

Mempertahankan prestasi madrasah yang menyandang predikat madrasah unggul tidaklah mudah, namun dalam buku ini dijelaskan tentang langkah-langkah yang diambil oleh seorang pimpinan yang bukan hanya mempertahankan prestasi yang telah diraih madrasah sebelumnya, namun juga memberikan beberapa inovasi hingga mengantarkan madrasah meraih beberapa prestasi di tingkat nasional.

 

Prestasi yang diraih seorang pimpinan dalam sebuah lembaga merupakan prestasi kolektif dari semua komponen dari lembaga tersebut. Karenanya tugas seorang pimpinan bukan hanya dapat memberikan perintah, tetapi membentuk tim yang kuat untuk meraih prestasi, karena tugas seorang pendidik bukan hanya menyampaikan materi dari buku ajar,

 

B

 

vi | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

tetapi juga menjadi agen perubahan (agent of Change), untuk membentuk jiwa berakhlakul karimah. Karena pimpinan yang baik adalah yang menjadi Inspirator dan Motivator bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta bagi Peserta Didik.

 

Tantangan untuk mewujudkan sebuah madrasah ideal tentu tidak luput dari tantangan, halangan dan rintangan. Namun, dengan soliditas tim yang ada, hal tersulit apapun dapat diurai dan diatasi bersama, hingga masalah yang dihadapi dapat terselesaikan dengan mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.

 

Pengalaman kepemimpinan selama tujuh tahun di MTsN 3 Banyuwangi dapat tergambar jelas dari buku ini, yang dapat dijadikan salah satu referensi tentang perkembangan madrasah tersebut. Terlebih penulis buku ini sebelumnya juga merupakan tenaga pendidik dari madrasah tersebut. Adanya sense of belonging (rasa memiliki) bukan hanya dimiliki Kepala Madrasah sebagai pimpinan tertinggi dari madrasah tersebut, namun juga dari seluruh civitas akademika hingga para alumni dan warga peduli. Karenanya kami memberikan apresiasi atas terbitnya buku ini, dan berharap semua pimpinan madrasah di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi juga membuat karya tulis selama menjabat di madrasah tersebut.

 

Kepala Kankemenag Kab. Banyuwangi

 

Dr. H. Moh. Amak Burhanudin, S.Ag., M.Pd.I

 

Leadership is Characters | vii

 

Kata Pengantar Penulis

 

Segala puji kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan nikmat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan buku dari catatancatatan kunci memimpin madrasah meraih prestasi.

 

Leadership Is Characters!. Karakter-karakter baik dan unggul yang digerakkan menuju visi yang sudah ditetapkan. Catatan-catatan kunci membangun madrasah dari titik awal yang menantang, mengubah mentalitas semua warga madrasah. Bagaimana mewujudkan sebuah madrasah yang awalnya biasa-biasa saja menjadi madrasah mandiri dan berprestasi. Dengan hadirnya buku ini diharapkan bisa menjadi inspirasi untuk meningkatkan pelayanan mutu pendidikan di sekolah / madrasah.

 

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua guru, tenaga kependidikan, dan komite MTsN 3 Banyuwangi yang telah bersama-sama menunjukkan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan madrasah yang unggul. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi dan jajarannya yang telah memberikan dukungan, arahan dan motivasi untuk kemajuan madrasah.

 

Semoga semua yang berjuang untuk kemajuan madrasah beserta keluarganya senantiasa diberikan kekuatan oleh Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin.

 

Penulis

 

viii | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Daftar Isi

 

Kata Pengantar_____v

 

Pengantar Penulis_____vii

 

Daftar Isi_____viii

 

MEMBANGUN TITIK AWAL BUDAYA UNGGUL MADRASAH_____1

 

POTENSI BESAR MADRASAH YANG TERLUPAKAN_____12

 

A. Pengertian Madrasah_____13

 

B. Jenis Madrasah_____13

 

C. Menjadi Pusat Pemberdayaan Untuk Menumbuhkan Sikap Mandiri______15

 

D. Guru Punya Peran Penting Bagi Siswa______16

 

E. Tugas Utama Seorang Guru ______17

 

MEMBANGUN BUDAYA UNGGUL MADRASAH DENGAN LEADERSHIP YANG KUAT______24

 

A. Apakah Leader dan Leadership itu? ______25

 

Leadership is Characters | ix

 

B. Pengertian Kepemimpinan______28

 

C. Karakter Seorang Pemimpin______30

 

D. Keterampilan Seorang Pemimpin______33

 

E. Menyadari Pentingnya Membangun Karakter Madrasah______37

 

F. 8 Standar Nasional Pendidikan______42

 

G. Menerjemahkan MBS (Manajemen Berbasis Madrasah)______49

 

MEMBANGUN MIMPI MENJADI SEKOLAH JUARA______53

 

A. Membangun Karakter ______53

 

B. Pengertian Karakter______56

 

C. Faktor Pembentuk Karakter______56

 

D. Tujuan Pendidikan Karakter______58

 

E. Nilai-Nilai Dalam Pendidikan Karakter ______59

 

F. Menyusun Visi Misi Madrasah Berbasis Kompetensi______67

 

G. Menjadi Madrasah Juara______73

 

FAKTOR KEBERHASILAN MENANG MENGIKUTI OLIMPIADE______76

 

A. Memahami Prinsip Dasar Materi______77

 

B. Soal Olimpiade Bersifat Random Acak Dan Tak Bisa Ditebak______78

 

C. Latihan Dan Latihan______78

 

KUNCI PRESTASI TERBAIK, ADA PADA SOLIDITAS TEAM______80

 

A. Guru Sebagai Agent of Change______80

 

B. Pentingnya Pendidikan Bagi Generasi Muda______81

 

C. Strategi Meningkatkan Peran Guru Sebagai Agen Perubahan Agent Of Change______83

 

x | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

F. Pengertian Kompetensi Guru______85

 

G. Indikator Mengukur Kompetensi Kepribadian Guru______95

 

H. Kompetensi Profesional______97

 

I. Guru Juga Perlu Belajar______99

 

MEMBANGUN SISTEM MADRASAH YANG KOKOH______105

 

A. Seberapa Penting Karakter itu?_ _____106

 

B. Apakah Karakter itu?_ _____106

 

C. Unsur Pembentuk Karakter______107

 

D. Membangun Sistem Madrasah Berdasarkan Karakter______111

 

MEMBUAT SOP UNTUK SETIAP AKTIVITAS______127

 

A. Apakah SOP Itu?______127

 

B. Tujuan Pembuatan SOP______128

 

C. Manfaat Membuat SOP Bagi Madrasah______129

 

D. Prinsip-Prinsip SOP______131

 

MIMPI ITU JADI KENYATAAN______134

 

A. Mewujudkan Goal dan Impian Madrasah______134

 

B. Membangun Komunikasi Yang Saling Menghargai______135

 

C. Membangun Transparansi (Keterbukaan)______136

 

D. Aksi Nyata Yang Menggetarkan Jiwa______136

 

E. Membangun Mindset Juara______145

 

F. Mencetak Sang Juara______146

 

G. Kunci Kesuksesan Juara Olimpiade______148

 

H. Olimpiade, Ajang Kompetisi Tanpa Kisi-Kisi______150

 

I. Strategi Humas Meningkatkan Citra Madrasah______152

 

J. Kini Impian Itu Telah Terwujud Dan Bukan Sekedar Mimpi______154

 

Leadership is Characters | xi

 

MEMBANGUN PERADABAN MUSLIM MADANI______156

 

A. Menyadari Untuk Apa Manusia Lahir Ke Muka Bumi______156

 

B. Keistimewaan Manusia Yang Tak Mereka Sadari______160

 

C. Prestasi Hanyalah Bonus Dari Allah______167

 

D. Hakikat Prestasi Dan Kemenangan______168

 

E. Nilai Mahal Karakter______169

 

F. Karakter, Jadi Kunci Membangun Peradaban______170

 

Tentang Penulis______172

 

xii | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Leadership is Characters | 1

 

MEMBANGUN TITIK AWAL

 

BUDAYA UNGGUL MADRASAH

 

TsN 3 Banyuwangi termasuk salah satu madrasah yang sudah lama berdiri di atas tanah di Desa Kebaman Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi. Awalnya sekolah ini bernama Madrasah PGAP. Pada tanggal 17 Februari 1968 PGAP ditetapkan menjadi PGAN 4. Saat itu sekolah ini menjadi satu-satunya madrasah agama Islam Negeri di Kabupaten Banyuwangi. Sesuai dengan SK Menteri Agama No. 15,16,17, dan 19 tahun 1978 tentang perubahan Struktur Madrasah Negeri dan PGAN, maka untuk PGAN 4 Tahun Srono berubah nama menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri Srono Banyuwangi. Dipandang memiliki potensi yang luar biasa madrasah ini dipercaya pemerintah menjadi madrasah model sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia, Nomor: E/54/1998, Jakarta tanggal 12 Maret 1998, tentang: Penetapan Madrasah Tsanawiyah Negeri Srono Banyuwangi sebagai Madrasah Tsanawiyah Model. Seiring berjalannya waktu berdasarkan SK Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur

 

M

 

2 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Nomor Kw.13.4/1/PP.00.5/1122/SK/2011 tertanggal 09 November 2011 telah ditetapkan sebagai Penyelenggara Program Kelas Percepatan Belajar di mana anak dengan kategori PDCI (Peserta Didik Cerdas Istimewa) bisa lulus 2 tahun. Pada tahun 2019 Penyelenggara Program Percepatan Belajar berubah menjadi Penyelenggara Sistem Kredit Semester (SKS) sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6633 Tahun 2019. Melalui seleksi yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama, pada tahun 2021 MTsN 3 Banyuwangi ditetapkan sebagai Madrasah Riset dan Madrasah Unggulan Akademik. Ini sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6757 Tahun 2020 Tentang Penetapan Madrasah Penyelenggara Riset dan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1834 Tahun 2021 Tentang Penetapan Madrasah Unggulan Akademik.

 

Sebagai sekolah yang berada di kawasan pedesaan, rata-rata orang tua siswa mempunyai mata pencaharian kurang lebih sebagai berikut: Petani mencapai 80% , Bekerja sebagai buruh 10%, Pedagang 5% , TNI/Polri dan PNS 5%.

 

Dalam praktik di lapangan tentu madrasah mengalami dinamika pasang surut. Saat pertama kali penulis menginjakkan kaki sebagai guru matematika di MTs Negeri Srono pada tahun 2011, kondisi madrasah tidak seperti yang terbayangkan sebelumnya. MTsN 3 Banyuwangi yang pada saat itu masih bernama MTs Negeri Srono yang pernah menyandang sebagai Madrasah Tsanawiyah Model pada tahun 1998 belum sepenuhnya terwujud. Ada beberapa persyaratan sebagai madrasah yang unggul, yaitu: (1) SDM kependidikan unggul, yang memenuhi kompetensi personal, kompetensi profesional, kompetensi moral dan kompetensi

 

Leadership is Characters | 3

 

sosial. (2) Manajemen yang efektif dan profesional. (3) Lingkungan pendidikan yang kondusif yang memberikan suasana damai, bersih, indah, tertib, aman, dan penuh kekeluargaan. Lingkungan yang memberikan kebebasan peserta didik untuk berekspresi, mengembangkan minat dan bakatnya, berinteraksi sosial dengan sehat dan saling menghormati dalam atmosfir yang mencitrakan suasana religius, etis, dan humanis. (4) Mampu membangun kepercayaan pada masyarakat atas program-programnya sehingga memperoleh dukungan dan partisipasi masyarakat dalam pemikiran dan pembiayaan.

 

Idealnya sebagai madrasah model harus bisa menjadi rujukan dari sekolah/ madrasah lain untuk ditiru. Prestasi madrasah, guru, dan siswa yang masih setara bahkan kalah dengan sekolah/ madrasah lainnya. lingkungan madrasah yang terkesan kotor, bau, tanaman gersang kurang terawat, dan banyak sarana prasarana yang kurang layak. Dengan kondisi seperti ini efek yang ditimbulkan tentu terkait dengan masalah karakter siswa. Masih banyak masalah siswa yang belum sesuai dengan ciri khas madrasah sebagai sekolah berbasis Islam. Kenakalan siswa banyak terjadi, belum terbangunnya secara maksimal nilai-nilai luhur seperti jujur, santun, disiplin, peduli, tanggung jawab, mandiri dan lain-lain.

 

Pada tahun 2013 penulis diberi tugas menjadi kepala MTs Negeri Kalibaru Banyuwangi selama kurang lebih dua tahun. Dan pada tahun 2015, penulis kembali ditugaskan di MTsN 3 Banyuwangi sebagai guru matematika dengan tugas tambahan sebagai kepala madrasah. Masih sangat kuat dalam ingatan, catatan-catatan selama menjadi guru yang hampir 2 tahun. Tentu ini adalah tantangan bagaimana bisa mengubah

 

4 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

keadaan agar status sebagai madrasah unggul benar-benar bisa terwujud.

 

Harapan dari orang tua/ wali siswa, guru, tenaga kependidikan dan masyarakat tentu lebih baik dari kondisi yang sekarang. Orang tua menginginkan putra-putrinya untuk belajar di madrasah ini agar menjadi generasi yang berakhlakul karimah, punya karakter, dan berprestasi.

 

Maka sebagai seseorang yang ditunjuk sebagai kepala madrasah di MTs ini merasa terpanggil. Jabatan ini sebagai amanah dan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak. Maka penulis terpanggil untuk menyatukan persepsi, keinginan, harapan guru, tenaga kependidikan, orang tua/ wali siswa dan staekholder untuk membawa kemajuan dan prestasi gilang-gemilang. Bismillah.

 

Bersama warga madrasah kita membangun sebuah keyakinan pasti bisa mewujudkan sebuah madrasah yang memiliki karakter, berakhlak mulia dan berprestasi. Madrasah yang bisa berdiri kokoh dan lebih baik dari sekolah/ madrasah favorit lainnya di tingkat kabupaten, provinsi bahkan nasional. Maka kondisi pada saat itu adalah sebuah tantangan. Tantangan untuk berubah dan berbenah. Maka, tidak ada jalan lain yang bisa dilakukan kecuali menyatukan semua potensi yang ada. Mengevaluasi perjalanan madrasah, membuka kembali lembaran-lembaran madrasah model yang sudah tersemat pada madrasah ini.

 

Titik Awal Proses Membangun Budaya Madrasah

 

Memang madrasah pada tahun 1998 pernah mendapatkan predikat sebagai madrasah model dan pada

 

Leadership is Characters | 5

 

tahun 2011 sebagai madrasah penyelenggara kelas percepatan. Tetapi predikat tersebut belum terwujud pada habit, karakter dan menjadi kebiasaan sehari-hari warga madrasah. Misalnya saja, banyak anak yang kurang disiplin, sering terlambat datang ke madrasah, sering terjadi perkelahian antar siswa di madrasah bahkan dengan siswa dari sekolah/ madrasah lain, membuang sampah tidak pada tempatnya, melakukan aksi corat-coret tembok dan bangku, merusak sarana prasarana madrasah.

 

Sarana prasarana madrasah kurang sesuai dengan standar nasioal pendidikan dan lingkungan panas, gersang, kumuh, kotor dan kurang menarik.

 

Ini kondisi sarpras dan lingkungannya. Bagaimana dengan kondisi mental peserta didiknya? Pasti berpengaruh. Peserta didik banyak yang merasa inferior dan kurang percaya diri. Bagaimana dengan kondisi guru dan tenaga kependidikannya? Dengan jumlah dan latar belakang pendidikan yang sudah sesuai menjadi modal untuk bagaimana mengembangkan madrasah yang benar-benar unggul.

 

Ini adalah realitas yang ada pada tahun 2015. Tidak bisa dinafikan kondisi ini. Sebuah kondisi yang kurang ideal bagi madrasah tsanawiyah terbesar di Banyuwangi. Maka satusatunya jalan keluar untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan evaluasi diri madrasah dengan sedetaildetailnya dan dirumuskan dalam program kerja madrasah, dan dilaksanakan dengan komitmen yang tinggi, agar benarbenar terwujud sebagai madrasah yang hebat bermartabat, mandiri berprestasi.

 

6 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Seni Membangun Rasa Kepedulian Guru dan Tenaga Kependidikan Untuk Madrasah

 

Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berbasis nilai-nilai keislaman. Pendidikan yang dekat dengan akhlak, budi pekerti dan teladan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Karakter madrasah harusnya dekat dengan karakter pesantren yang mendalami ilmu agama dan berusaha mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Idealnya madrasah mempunyai peran yang strategis dalam membentuk karakter peserta didik untuk menghasilkan generasi yang islami dan qur’ani. Mengapa? Karena madrasah tak hanya melakukan transfer ilmu pengetahuan tetapi lebih dari itu, madrasah juga melatih soft skill (keterampilan) hidup mereka. Sehingga knowledge (pengetahuan) ini bisa jadi aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik.

 

Salah satu faktor penting kesuksesan pendidikan di madrasah adalah hadirnya sosok guru yang totalitas saat melaksanakan tugas. Mereka datang ke madrasah bukan sekedar untuk mengisi absensi, lalu mengajar anak-anak di dalam kelas, menggugurkan kewajiban dan memperoleh gaji di awal bulan.

 

Tanggung jawab dan tugas seorang pendidik jauh lebih mulia dan agung dari sekedar pekerjaan. Tanggung jawab seorang pendidik adalah jadi agen perubahan (agent of Change), pembina dan pembentuk karakter siswanya. Seorang pendidik perlu memiliki kecakapan dan kemampuan berkomunikasi yang baik agar siswanya mampu mencerna apa dia sampaikan dengan mudah. Bukankah orang cerdas

 

Leadership is Characters | 7

 

adalah orang yang mampu menyampaikan sesuatu yang rumit, sulit dengan cara yang sederhana dan mudah.

 

“Orang cerdas adalah orang

 

yang mampu menyampaikan sesuatu yang sulit jadi mudah”

 

Budaya Lama yang Masih Tumbuh

 

Guru adalah orang yang menurunkan ilmunya kepada peserta didik dengan ikhlas. Mereka menjadikan profesi mengajar, mendidik sebagai profesi dan sumber mata pencaharian. Peranan seorang guru sangat penting dalam pendidikan terutama pendidikan madrasah. Bagi seorang peserta didik guru adalah cerminan yang dia jadikan teladan. Mereka akan melihat apa yang guru kerjakan dengan seksama, segala ucapan, perbuatan dan tindakannya akan diteladani oleh murid dalam kehidupan sehari-hari.

 

Seorang peserta didik akan berubah tingkah laku dan akhlaknya secara bertahap dan sedikit demi sedikit karena pengaruh seorang guru. Sehingga seorang pendidik perlu untuk mampu menempatkan diri dengan tepat.

 

Menata Ulang Budaya Positif Warga Madrasah

 

Madrasah merupakan institusi pembentuk karakter dengan konsep budaya positif bagi warga madrasah. Budaya

 

8 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

positif mengarah pada tujuan bersama sebagai visi madrasah. Visi madrasah bisa tercapai jika semua warga madrasah terlibat kerja sama dalam menjalankan misi. Usaha ini harus diterapkan secara berkelanjutan sehingga bisa menjadi sebuah budaya. Budaya positif madrasah adalah nilai-nilai bersama, sistem kepercayaan, sikap dan seperangkat asumsi yang dibagikan oleh orang-orang dan menjadi norma di madrasah. Budaya positif membutuhkan komitmen atau kesepakatan bersama semua warga madrasah.

 

Dengan kondisi guru dan tenaga kependidikan yang beragam maka salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana meningkatkan budaya positif sehingga dapat berpengaruh pada peningkatan mutu pendidikan dan kepercayaan masyarakat pada madrasah.

 

Untuk menjawab keinginan mengembalikan citra dan kepercayaan, maka 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama RI, menjadi pedoman guru dan tenaga kependidikan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada siswa dan masyarakat, yaitu:

 

1. Integritas, keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatan yang baik dan benar

 

2. Profesionalitas, bekerja secara disiplin, kompeten dan tepat waktu dengan hasil terbaik

 

3. Inovasi, menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal baru yang lebih baik

 

4. Tanggung jawab, bekerja secara tuntas dan konsekuen

 

5. Keteladanan, menjadi contoh yang baik bagi orang lain.

 

Juga perlu menjadi acuan, dalam pandangan Ki Hajar Dewantoro, seorang bapak pendidikan Indonesia yang

 

Leadership is Characters | 9

 

visioner. Beliau menggagas falsafah pendidikan yang tetap relevan hingga saat ini. Di antaranya falsafah beliau adalah:

 

“Ing Ngarsa Sung Thuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tutwuri Handayani”

 

Ing Ngarsa Sung Thuladha bermakna bahwa guru itu mempunyai tanggung jawab moral dan kewajiban untuk memberikan teladan nyata pada siswa siswinya. Seorang guru perlu memiliki perkataan, sikap dan perilaku yang baik. Karena semua yang guru ucapkan, guru lakukan jadi sorotan dan contoh nyata bagi peserta didiknya. Bukankah perilaku seorang anak adalah peniru ulung. Mereka akan meniru apapun yang bersumber dari gurunya. Sehingga seorang guru perlu memiliki kemampuan menjaga ucapkan, menjaga peraiku dan mampu menahan diri dari ego diri dan emosional.

 

Ing Madya Mangun Karsa

 

Falsafah Ki Hajar Dewantoro yang tetap relevan hingga sekarang adalah Ing Madya Mangun Karsa. Seorang guru perlu mempunyai inisiatif untuk mendukung dan jadi penyemangat bagi peserta didiknya. Mereka hadir saat anakanak malas dalam belajar. Kemalasan anak datang bukan karena mereka punya karakter malas tetapi mereka malas karena merasa belum mampu mencerna apa yang guru sampaikan. Begitu juga saat anak-anak melakukan kesalahan.

 

10 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Guru bukan marah dan memberi hukuman saat anak-anak melakukan kesalahan. Tetapi menguatkan, mengingatkan dan memberi tahu apa yang harus mereka lakukan.

 

Pada dasarnya tak ada anak yang lahir dalam keadaan bodoh. Sebaliknya, setiap anak lahir dalam keadaan cerdas sesuai dengan bakatnya masing-masing. Hanya saja, mereka belum menemukan jati dirinya yang sesungguhnya. Tugas dan peran seorang Guru adalah mengantarkan peserta didik menemukan siapa dirinya yang sejati.

 

Seorang guru yang bijaksana menyadari peran dan tugasnya bukan hanya mengantarkan peserta didiknya jadi anak pintar dan berprestasi saja. Lebih dari itu, tugas mereka mengantarkan peserta didik menemukan potensi prestasi dan kesuksesan mereka masing-masing.

 

Tut Wuri Handayani

 

Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantoro yang ke 3 adalah Tut Wuri Handayani. Artinya dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan. Seorang guru perlu untuk hadir di tengah-tengah kehidupan peserta didiknya. Mereka hadir untuk memberikan dorongan semangat dan motivasi agar mereka bertumbuh semangat dan antusiasnya.

 

Sering tanpa guru sadari, ada banyak peserta didik yang lahir dan tumbuh dari keluarga yang kurang mampu. Baik kurang mampu dari sisi finansial, ekonomi dan pendidikan. Orang tua mereka berangkat kerja pagi sekali dan pulang sore hari. Malam mereka sudah lelah dan capek sehingga tak punya waktu untuk membimbing dan mendampingi mereka

 

Leadership is Characters | 11

 

belajar. Bagi mereka orientasi hidup bukan untuk berprestasi, bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Banyak dari mereka yang orientasinya hanya untuk mencapai hidup yang layak. Bagi mereka hidup layak itu sesuatu yang berharga dan mahal.

 

12 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

POTENSI BESAR MADRASAH

 

YANG TERLUPAKAN

 

mbrio lahirnya madrasah berasal dari pesantren. Sebagai pendidikan tertua di Indonesia, pesantren memiliki sistem pengajaran yang terbukti berhasil mencetak banyak lulusan yang jadi ulama dan tokoh panutan masyarakat. Salah satu sistem yang ada di pesantren adalah madrasah. Pelajar yang bisa mencicipi indahnya belajar di pesantren hanya santri yang mukim di pesantren dan santri sekitar pesantren.

 

Banyak masyarakat yang rumahnya jauh dari pesantren menghendaki hadirnya pendidikan yang sistematis dan memiliki struktur layaknya madrasah pesantren tapi pendidikan ini tak harus datang ke pesantren. Maka lahirlah madrasah di tengah-tengah masyarakat. Inilah model madrasah yang kita kenal sekarang ini di masyarakat. Biasanya madrasah berdiri tak jauh dari masjid, musala, rumah seorang kyai atau tokoh masyarakat. Ini menunjukkan peran penting pesantren, masjid dan tokoh kyai dalam pendirian madrasah.

 

E

 

Leadership is Characters | 13

 

A. Pengertian Madrasah

 

Kata madrasah adalah dalam bahasa Arab adalah bentuk kata “keterangan tempat” dari akar kata darasa artinya belajar. Secara harfiah madrasah diartikan sebagai tempat belajar. Dalam bahasa Indonesia kata madrasah biasa diartikan sekolah. Sedangkan secara epistemologi, madrasah adalah salah satu jenis lembaga pendidikan Islam.

 

B. Jenis Madrasah

 

Umumnya orang mengenal madrasah dari sisi MTs
jenjangnya, misalnya MI (Madrasah Ibtidaiyah),

(Madrasah Tsanawiyah), MA (Madrasah Aliyah).

 

Ada beberapa tipe madrasah yaitu:

 

1) Madrasah Akademik

 

Apakah madrasah akademik itu? Madrasah akademik adalah madrasah yang fokus pada pengajaran akademi dan sains. madrasah-madrasah ini mengarahkan peserta didiknya untuk mendalami sains dan mengikuti berbagai macam Olimpiade. Mereka memiliki peralatan belajar dan laboratorium yang lengkap.

 

2) Madrasah Vokasi

 

Madrasah vokasi merupakan madrasah yang mampu menghubungkan antara pendidikan keterampilan dan pendidikan karakter. Munculnya ide membentuk madrasah vokasi ini berawal dari hasil riset The Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP). Riset ini menyebutkan bahwa ada kebutuhan tenaga kerja yang memiliki value (nilainilai). Dan lulusan yang punya value ini berasal dari

 

14 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

madrasah. Value ini meliputi integritas, kejujuran, keberanian, keterbukaan. DI dunia modern value ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional atau EI (Emotional Intellegence). Mereka adalah tenaga kerja dan sumber daya manusia yang tak hanya memiliki prestasi akademik tetapi mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi. Dulu orang begitu mengagungkan kecerdasan intelektual (IQ). Sehingga mereka mengirim putra putrinya ke sekolah-sekolah bergengsi agar rajin belajar, pandai dan punya segudang prestasi akademik. Namun, dengan berjalannya waktu, kecerdasan intelektual saja tak cukup. Banyak orang-orang cerdas, pintar dan berprestasi yang kurang memiliki karakter.

 

Perusahaan mulai memperbaiki sistem rekrutmen mereka. Kini kecerdasan dan nilai hitam di atas putih tak mendominasi syarat penerimaan karyawan baru. Sebaliknya, mereka mulai memasukkan nilai-nilai karakter sebagai kriteria untuk merekrut karyawan baru. Terutama pada teras jabatan level manajemen.

 

Maka nilai-nilai karakter mulai dihargai dan memperoleh tempat di masyarakat. Mereka menghargai karakter karena kecerdasan otak saja tak mampu membuat orang jadi baik dan profesional. Banyak orang cerdas dan pandai, mereka jatuh pada korupsi dan tindakan pelanggaran karena mereka tak memiliki karakter. Nilai-nilai karakter mulai mendapat tempat istimewa di masyarakat karena mampu meningkatkan produktivitas, menekan angka pelanggaran dan memanusiakan manusia.

 

Nilai-nilai karakter ini merupakan nilai-nilai yang sangat dekat dengan madrasah. Nilai-nilai mulia yang tak bisa diukur dengan ijazah hitam di atas putih dan angka-angka.

 

Leadership is Characters | 15

 

Tetapi nilai karakter ini hanya bisa ditanamkan pada siswa secara bertahap sedikit demi sedikit. Ketika nilai karakter ini sudah melekat, maka tak mudah hilang dan pudar. Nilai-nilai kecerdasan emosional yang akan mengukuhkan manusia sebagai manusia dan mengantarkannya jadi orang yang mulia. Bukan sekedar mulia di dunia ini saja tetapi mulia hingga akhirat kelak.

 

3) Madrasah Reguler

 

Madrasah reguler merupakan tipikal dari madrasah yang sudah ada selama ini.

 

4) Madrasah Keagamaan

 

Pada prinsipnya madrasah keagamaan merupakan madrasah yang disiapkan untuk mencetak orang yang ahli agama. Sehingga diharapkan lulusan madrasah ini jadi ulama yang andal. Mereka memiliki kapasitas pengetahuan agama yang mendalam sehingga siap terjun di masyarakat untuk mengedukasi, mendidik dan mendakwahkan agama Islam di tengah masyarakat yang semakin kompleks dan heterogen. Masyarakat mengenal madrasah keagamaan dengan nama MA PK atau MANPK.

 

C. Menjadi Pusat Pemberdayaan Untuk Menumbuhkan Sikap Mandiri

 

Madrasah harus mampu membantu memberdayakan madrasah dan masyarakat yang ada di lingkungannya. Sehingga sumber daya, sarana, prasarana, dana yang dimiliki madrasah semakin bermanfaat dan optimal.

 

16 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Saat pertama kali masuk ke sekolah ini, kami punya motivasi untuk mewujudkan madrasah yang maju, berkarakter, profesional dan berprestasi. Semangat ini harus terinternalisasi ke dalam jiwa seluruh warga madrasah. Karakter yang kuat dapat terwujud dalam aktivitas dan kegiatan madrasah sehari-hari. Sehingga bisa berwujud pada perubahan-perubahan positif keluarga besar madrasah. Dan akhirnya bisa meraih prestasi-prestasi yang membanggakan. Seluruh keluarga besar madrasah menyadari bahwa kita mampu untuk bertumbuh, berkembang dan maju.

 

Lika-liku yang kami hadapi dalam proses mewujudkan madrasah berprestasi menjadi kenyataan tidaklah mudah. Banyak tantangan, rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam proses perjalanan ini. Satu hal yang kami bangun adalah menumbuhkan kebersamaan, keterbukaan, dan mengimplementasikan manajemen berbasis madrasah. Kami juga membangun komunikasi yang intensif dengan komite sebagai perwujudan dari perwakilan orang tua/wali siswa. Membangun hubungan harmonis dengan dinas terkait dalam rangka untuk membangun sinergi dan kolaborasi yang lebih baik.

 

D. Guru Punya Peran Penting Bagi Siswa

 

Banyak guru yang pintar dan pandai sesuai dengan bidang mereka masing-masing. Namun, masih ada guru yang tidak tahu apa tugas utamanya sebagai seorang guru. Lantas, bagaimana kita menyikapi mereka ini? Membangun komunikasi untuk mencari solusi sangatlah penting.

 

Leadership is Characters | 17

 

Tugas seorang guru bukan hanya mengajar, lebih dari itu, tugas utama seorang guru adalah membangun karakter peserta didik.

 

E. Tugas Utama Seorang Guru

 

Mungkin Anda merasa penasaran apa tugas utama seorang guru jika tidak hanya menyampaikan materi pada siswa-siswi di kelasnya? Ada beberapa tugas penting seorang guru dalam perannya untuk meningkatkan kualitas peserta didik:

 

1. Mengajar

 

Ya, tugas utama seorang guru tentu saja mengajar. Mereka mengajarkan ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya kepada siswa-siswinya. Guru menjelaskan apa yang siswa butuhkan bukan apa yang ingin siswa ketahui. Dalam hal ini tujuan utama seorang guru adalah mengajarkan kepada murid-muridnya tentang materi yang dia pahami. Dia mengajarkan kepada peserta didiknya tentang pentingnya kedisiplinan. Semua dalam rangka untuk meningkatkan kualitas diri dan intelektualitas sang murid.

 

2. Mendidik

 

Tugas utama seorang guru yang berikutnya adalah mendidik siswa-siswinya. Istilah mendidik jauh lebih dalam daripada sekedar mengajar. Bila mengajar Fokus utama adalah pada transfer pengetahuan (knowledge). Sedangkan tujuan utama dari mendidik adalah menggerakkan, mengubah perilaku peserta didik agar lebih baik lagi. Lebih dalam lagi,

 

18 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

peran seorang guru dalam mendidik adalah menyadarkan peserta didik betapa mereka sangat berharga dan mereka memiliki masa depan. Dalam tahapan ini seorang pendidik akan berusaha untuk menjadi teladan dan contoh nyata bagi peserta didiknya. Sehingga seorang guru akan menjadi publik figur bagi anak didiknya.

 

3. Hadir memberikan bimbingan yang tepat sasaran

 

Tugas seorang guru tak hanya cukup menjadi pengajar dan pendidik saja tapi dari itu, dia harus hadir untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peserta didiknya. Seorang Guru perlu memiliki karakter sabar. Bukan sekedar sabar tetapi kesadaran yang tinggi. Saat di dalam kelas guru menghadapi berbagai kondisi siswa yang beragam. Ada anak didik yang mudah memahami apa yang dia sampaikan. Tetapi terkadang lebih banyak anak yang sulit memahami materi apa yang dia sampaikan. Maka saat kondisi seperti ini, dia perlu memegang kesabaran sebagai senjata utama. Dia perlu meyakini bahwa setiap anak memiliki potensi dan kecerdasan masing-masing. Tugas dia sebagai guru adalah mengarahkan dan memberikan bimbingan agar mereka menemukan potensi yang ada dalam diri mereka untuk meraih kesuksesan. Sering kali seorang guru menemukan anak mengalami kebingungan dan kesulitan dalam belajar. Dalam kondisi seperti ini seorang guru harus hadir memberikan penjelasan dan bimbingan tanpa memandang bulu.

 

4. Menjadi Inspirator dan Motivator Bagi Peserta Didik

 

Dalam praktik pembelajaran di dalam kelas sering sekali seorang guru menemukan peserta didik yang kesulitan dalam belajar. Maka dalam kondisi seperti ini dia perlu hadir

 

Leadership is Characters | 19

 

memberikan motivasi, dorongan dan inspirasi kepada mereka agar mereka memiliki niat yang benar untuk belajar. Mereka memiliki semangat dan antusias. Seorang guru perlu meyakini bahwa setiap anak lahir dalam keadaan cerdas dan mereka memiliki masa depan yang cerah.

 

Seorang guru hadir bagi peserta didiknya bukan hanya menyampaikan materi dan pelajaran saja tetapi di sela-sela pembelajaran dia berkisah tentang orang-orang sukses. Bagaimana mereka bisa menemukan kesuksesan. Ada banyak orang-orang sukses yang lahir dari orang tua miskin. Ada orang yang tetap semangat sekolah walaupun orang tuanya tak punya biaya. Sehingga anak-anak tumbuh semangat dan antusias untuk belajar karena mendengar kisah inspiratif dari guru-gurunya.

 

5. Pembangun Karakter

 

Banyak Guru yang tak menyadari bahwa mereka adalah agen perubahan bagi madrasah, sebagai pembangun karakter siswa. Untuk bisa menjalankan peran sebagai pembangun karakter peserta didiknya, guru bisa melakukan 6 hal ini:

 

a) Memberikan Apresiasi

 

Secara tak langsung guru adalah orang tua kedua bagi peserta didiknya. Sehingga mereka perlu memberikan apresiasi dan penghargaan pada mereka. Pada dasarnya setiap orang membutuhkan penghargaan dari orang ain. Termasuk seorang siswa sekalipun. Maka, sudah sewajarnya bila Guru memberikan apresiasi pada peserta didiknya.

 

Albert R. Candler berpendapat bahwa apresiasi adalah aktivitas yang dilakukan dalam rangka mencari

 

20 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

pengalaman estetis. Motivasi utamanya adalah karena merasa puas. Seorang guru perlu memberikan apresiasi pada peserta didiknya saat mereka berhasil dalam belajarnya. Misalnya saja, saat para siswa mampu menjawab pertanyaan yang dia berikan. Maka, guru memberikan apresiasi atau penghargaan kepada siswa.

 

Saat siswa menerika hadiah dari gurunya, maka mereka akan merasa bangga dan bahagia. Mereka bahagia bukan karena nominal sesuatu yang guru berikan tetapi mereka bangga karena ini adalah apresiasi dari gurunya. Menerima apresiasi dari guru akan membuat siswa semakin semangat belajar untuk meraih prestasi.

 

b) Menyampaikan Nilai Moral di Sela-sela Materi

 

Salah satu karakter yang bisa guru tanamkan pada peserta didiknya adalah moralitas dan akhlak. Tugas menyampaikan moral dan akhlak bukan hanya ada di pundak guru agama saja. Setiap guru-guru yang lainnya juga punya misi menyampaikan tentang moralitas dan akhlak mulia. Tentu sesuai dengan materi dan pelajaran yang sedang guru ajarkan saat itu. Misalnya saja, guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam bisa menyampaikan tentang keajaiban alam semesta. Alam semesta ajaib dan luar biasa tanpa cacat dan cela bukan karena dirinya sendiri. Pasti ada yang menciptakan alam semesta ini. Keteraturan, keserasian yang ada di alam ini mustahil ada begitu saja tanpa ada yang mengendalikan. Sehingga peserta didik bisa menghubungkan ilmu pengetahuan alam dengan Allah sebagai pencipta. Asyik, bukan?

 

Leadership is Characters | 21

 

c) Mengajarkan Kejujuran dan Bersikap Terbuka

 

Kejujuran adalah intan permata yang mahal harganya. Kejujuran termasuk salah satu dari karakter mahal yang perlu guru tanamkan pada peserta didiknya. Guru juga perlu punya sikap terbuka terhadap peserta didiknya. Sehingga mereka akan belajar karakter jujur dan keterbukaan dari gurunya. Misalnya saja, saat guru melakukan kesalahan, dia perlu segera meminta maaf pada peserta didiknya. Siapapun yang salah, maka dia yang harus meminta maaf. Saat ada guru meminta maaf, bukan berarti harga dirinya akan jatuh. Tidak. Sebaliknya, peserta didiknya akan menilai bahwa gurunya jujur, terbuka dan mau mengakui kesalahannya. Mereka akan bangga pada guru yang mau meminta maaf saat melakukan kesalahan.

 

d) Mengajarkan Akhlak Dan Sopan Santun

 

Bagi seorang muslim, akhlak dan sopan santun adalah harga mati. Seorang Guru perlu menanamkan karakter sopan santun ini sejak dini. Mengenalkan dan mengajarkan sopan santun bukan hanya tugas guru agama saja. Tetapi semua guru juga perlu mengambil bagian untuk mengenalkan dan mengajarkan akhlak dan budi pekerti yang luhur.

 

e) Mengajarkan Leadership

 

Leadership adalah jiwa kepemimpinan. Pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin. Tentu dia jadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Tetapi ada juga yang jadi pemimpin agama, bangsa dan negara.

 

Jiwa leadership (memimpin) perlu guru kenalkan pada siswa sejak dini. Seorang siswa yang punya bakat jadi

 

22 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

pemimpin, maka dia akan selalu berusaha mencari cara dan solusi atas masalah yang dia hadapi.

 

Tentu guru bisa mengajarkan leadership mulai dari tingkatan yang sederhana. Misalnya saja, dalam kelas pasti ada pengurus kelas. Mulai dari ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi yang lainnya. Sekilas, jadi pengurus kelas hanya main-main saja tetapi sebenarnya mereka sedang belajar memimpin sesuai dengan kondisi mereka.

 

f) Berbagi Pengalaman Pribadi Yang Inspiratif

 

Di usia anak-anak ini, rata-rata peserta didik memiliki rasa ingin tahu dan penasaran. Maka, guru bisa mengisi rasa penasaran mereka dengan bercerita. Mereka bisa menceritakan perjuangan mereka saat menempuh pendidikan yang sulit dan berat. Sehingga anak-anak akan mengambil banyak pelajaran berharga dari kisah yang guru sampaikan.

 

6. Membangkitkan Potensi Madrasah

 

Madrasah memiliki potensi yang luar biasa untuk pembangunan karakter. Itu bukan potensi ekonomi tetapi potensi sumber daya manusia unggul berkarakter dan berprestasi. Untuk membangkitkan potensi ini tentu kita perlu tahu apa potensi madrasah.

 

7. Sumber Daya Manusia Unggul

 

Untuk meningkatkan potensi madrasah ini maka pertama kali yang harus dibangun adalah kesadaran tepatnya kesadaran kolektif. Apa artinya seorang kepala madrasah yang jenius dan menguasai banyak hal tetapi tidak mampu menggerakkan guru untuk maju dan berubah. Maka tugas

 

Leadership is Characters | 23

 

seorang kepala madrasah salah satunya adalah menggerakkan. Dalam rangka menggerakkan ini kami sering menyampaikan bahwa madrasah bisa mencapai kemajuan dan mutu yang tinggi sehingga bisa meleleh prestasi dimulai dari membangun impian dan cita-cita. Tanpa memiliki impian dan cita-cita luhur maka madrasah tak akan ke mana-mana, hanya berjalan di tempat. Di sela-sela rapat guru dan tenaga kependidikan kami selalu menyampaikan bahwa kita adalah madrasah yang unggul, memiliki karakter dan maju. Maka ini menjadi impian dan cita-cita madrasah kami secara kolektif. Semua guru dan tenaga kependidikan meyakini bahwa Madrasah ini akan maju bila berjalan bersama-sama. Maka kesadaran kolektif ini merasuk dalam jiwa setiap insan yang ada di madrasah ini. Sehingga mempengaruhi alam bawah sadar mereka untuk menjadi pribadi yang unggul.

 

24 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

MEMBANGUN BUDAYA UNGGUL MADRASAH

 

DENGAN LEADERSHIP YANG KUAT

 

eader dan leadership adalah pembahasan yang tak pernah ada matinya. Setiap organisasi, lembaga selalu membutuhkan peran penting seorang leader (pemimpin). Pada level organisasi, lembaga atau apapun jua, sentuhan seorang pemimpin sangat penting. Ibarat sebuah kereta api yang mempunyai banyak gerbong dan lokomotif, maka perlu kehadiran seseorang yang punya skill (keterampilan), kecakapan dalam memimpin. Di tangan seorang pemimpinlah sebuah organisasi atau lembaga akan berkembang, bertumbuh dan maju sesuai dengan visi misi jangka panjang. Sebaliknya, sebuah organisasi dan lembaga terancam jalan di tempat (stagnan), mengalami kemunduran dan akhirnya mati bila tak memiliki seorang pemimpin yang visioner dan berkarakter.

 

A. Apakah Leader dan Leadership itu?

 

Leadership menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah kepemimpinan. Sedangkan leadership secara umum adalah keterampilan atau fungsi manajemen

 

L

 

Leadership is Characters | 25

 

untuk mempengaruhi, memotivasi dan mengarahkan orang untuk melakukan sesuatu dalam rangka untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini biasanya bersifat jangka panjang dan merupakan tujuan dan impian bersama jangka panjang.

 

Boleh dibilang leadership merupakan gaya kepemimpinan seseorang. Pada prinsipnya setiap orang mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan karakter, kebiasaan mereka dalam dunia pendidikan khususnya madrasah. Peran seorang pemimpin sangat vital. Dia perlu hadir untuk memberikan motivasi, melakukan koordinasi dan komunikasi dengan seluruh anggotanya.

 

Lantas, siapakah leader itu? Leader adalah pemimpin. Bila leadership adalah kepemimpinan. Maka leader adalah orangnya. Leader adalah seseorang yang memiliki kemampuan, keterampilan dan kekuatan untuk memimpin, mengarahkan, menggerakkan orang-orang yang ada dalam organisasinya untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan dan impian bersama sama.

 

1. Leadership Dalam Perkembangan Madrasah

 

Pada jaman dulu madrasah kurang mendapat tempat di hati masyarakat. Salah satunya karena banyak orang yang menganggap bahwa madrasah lebih memfokuskan pada materi agama yang notabene tak bisa mengantarkan pada profesionalisme dan dunia kerja. Itu dulu. Sekarang pemahaman masyarakat sudah mulai berubah. Kalau dulu pelajaran agama dianggap sebelah mata. Sekarang pelajaran agama dipandang sebagai nilai lebih (value) dan keunggulan. Banyak sekolah yang mengadopsi nilai-nilai (value) yang notabenenya domain madrasah. Misalnya saja:

 

26 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

1. Guru menyambut peserta didik saat masuk sekolah

 

2. Mengucapkan salam saat bertemu

 

3. Mengadakan kegiatan salat Dhuha berjamaah

 

4. Pembacaan Asmaul Husna dan membaca Al-Qur’an bersama

 

5. Melaksanakan salat Duhur berjamaah, dan sebagainya

 

Aktivitas yang bermuatan nilai agama ini mulai banyak diterapkan oleh sekolah umum. Hal ini menunjukkan bahwa value (nilai-nilai) madrasah juga dibutuhkan oleh masyarakat luas. Salah satunya untuk membantu membentuk karakter dan kedisiplinan siswa.

 

Kini madrasah tak lagi dipandang sebelah mata. Sebaliknya, madrasah mampu membuktikan bahwa lulusan madrasah juga bisa tampil setara dengan sekolah negeri dan bisa meraih beragam prestasi. Lebih jauh lagi, madrasah kami berhasil menorehkan prestasi. Mulai dari tingkat lokal, daerah hingga tingkat nasional. Kabar baiknya, bukan hanya satu kali atau dua kali prestasi yang berhasil kami raih tetapi berkalikali. Prestasi yang berhasil anak didik kami raih menjadi pembuktian bahwa madrasah bisa berdiri setara dengan sekolah lainnya bahkan lebih unggul dari mereka.

 

Sudah saatnya madrasah bangkit dari tidurnya. Sudah datang waktunya, madrasah bangun dan mengukir prestasi. Harapan selalu ada, asal ada niat, kemauan kerja keras dan kerja sama antar seluruh elemen madrasah.

 

2. Madrasah dalam Pandangan Undang-undang

 

Madrasah memperoleh kedudukan yang setara dengan sekolah negeri sekalipun. Hal ini tertuang dalam undang

 

Leadership is Characters | 27

 

undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang memosisikan madrasah dan lembaga pendidikan lainnya adalah sama, yaitu sebagai bagian tak terpisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional. Sebagai lembaga pendidikan, baik sekolah maupun madrasah berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Ara Hidayat dan Imam Machali, 2012: 157).

 

Undang-undang ini memberi isyarat bahwa pendidikan berperan penting dalam proses perkembangan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual manusia. Untuk bisa mewujudkan impian yang nyaris sempurna ini, dibutuhkan kehadiran seorang pemimpin yang visioner. Seorang pemimpin yang memandang jauh ke depan. Madrasah membutuhkan kehadiran seorang kepala madrasah yang mampu melihat sesuatu yang tak terlihat oleh rang lain. Mereka mampu membaca dan menganalisis kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Sehingga dia mampu membuat perencanaan dan memberikan ide, gagasan dan terobosan untuk menggapai impian bersama.

 

Pendek kata, seorang kepala madrasah perlu memiliki sifat revolusioner, berani dan bertanggung jawab. Sehingga semua guru dan tenaga kependidikan, dan siswa yakin bahwa dia bisa mengayomi dan membawa mereka pada impian, citacita dan tujuan yang luhur.

 

28 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

B. Pengertian Kepemimpinan

 

Apa itu kepemimpinan? Kepemimpinan adalah kekuatan, kemampuan yang ada dalam diri seseorang. Kekuatan dan kemampuan ini dia manfaatkan untuk memimpin dan menggerakkan bawahannya. Salah satu karakteristik seorang pemimpin adalah memiliki pengaruh. Dengan kekuatan dan pengaruhnya ini dia menggerakkan orang-orang, anggota dan bawahannya untuk mencapai impian dan tujuan bersama.

 

1. Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli

 

Ada beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli. Di antara mereka adalah:

 

a) Wahjosumidjo

 

Wahjosumidjo mendefinisikan kepemimpinan sebagai sesuatu yang melekat dalam diri seorang pemimpin. Sesuatu itu biasanya berupa sifat-sifat positif, kepribadian (personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability).

 

Boleh dibilang kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan (activity) yang menantang dan membutuhkan keberanian. Seorang pemimpin tak bisa lepas dari jabatan, kedudukan, posisi, gaya, perilaku kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan merupakan proses membangun hubungan (interaksi) antara seorang pemimpin dengan anggota serta bawahannya dalam situasi tertentu.

 

b) Moejiono

 

Moejiono mendefinisikan kepemimpinan (leadership) merupakan akibat dari pengaruh yang terjadi secara satu arah. Hal ini bisa terjadi karena seseorang pemimpin

 

Leadership is Characters | 29

 

memiliki kualitas tertentu. Kualitas ini adalah sesuatu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.

 

c) George R. Terry

 

George R. Terry mendefinisikan kepemimpinan (leader) sebagai sebuah kegiatan dalam rangka untuk mempengaruhi orang lain. Pengaruh ini dilakukan dalam rangka untuk mengarahkan dan mewujudkan para tujuan sebuah organisasi.

 

d) Sullivan dan Decker

 

Menurut keduanya, kepemimpinan adalah penggunaan keterampilan seseorang. Keterampilan tersebut dia gunakan dalam rangka untuk mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

 

2. Aspek Penting Kepemimpinan

 

Edy Sutrisno menjelaskan dalam karyanya berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia 2009 bahwa kepemimpinan secara umum memiliki tiga aspek penting. Di antaranya adalah:

 

a) Seorang Pemimpin Harus Melibatkan Orang Lain

 

Pemimpin yang baik bukanlah pemimpin yang otoriter, bersikap semau sendiri, menuruti nafsu dan keinginannya sendiri. Lebih dari itu, seorang pemimpin perlu memperhatikan dan melibatkan orang lain. Mereka adalah bawahan dan anggota kelompoknya. Umumnya bawahan patuh dan taat pada arahan dan perintah atasan. Bila anggota bersedia untuk melakukan apa yang pemimpin perintahkan, maka ini menegaskan bahwa dia berstatus sebagai seorang pemimpin.

 

30 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Tak mungkin seseorang disebut pemimpin bila dia tak punya bawahan atau anggota. Sifat-sifat sikap kepemimpinan yang melekat pada diri seseorang tak berarti sama sekali bila dia tak punya bawahan untuk dia pimpin.

 

b) Kepemimpinan Meliputi Distribusi Kekuasaan

 

Aspek kedua adalah kepemimpinan meliputi distribusi kekuasaan. Kekuasaan dan kewenangan seorang pemimpin beda dengan kekuasaan dan kewenangan anggota dan bawahannya. Pada prinsipnya dalam setiap organisasi, setiap orang punya hak dan kewajiban. Tetapi kekuasaan dan kewenangan seorang pemimpin jauh lebih tinggi dan lebih besar dari bawahannya.

 

c) Kepemimpinan Sebagai Kemampuan Menggunakan Kekuasaan

 

Ada banyak ragam tipe kepemimpinan. Seorang pemimpin sejati mampu menggunakan kekuasaannya untuk meraih impian dan cita-cita bersama. Dalam proses kepemimpinan, seorang pemimpin perlu memper-timbangkan etika dan moralitas saat mengambil keputusan.

 

C. Karakter Seorang Pemimpin

 

Leadership teory (teori kepemimpinan) fokus pada perilaku dan sifat yang melekat pada diri seseorang. Seseorang yang memiliki karakter kepemimpinan, maka dia akan memiliki kapasitas dan kapabilitas tinggi. Berikut merupakan beberapa karakter seorang pemimpin:

 

Leadership is Characters | 31

 

1) Memiliki Standar Moral yang Tinggi

 

Syarat utama seorang pemimpin harus memiliki standar kualitas yang tinggi. Seorang pemimpin bukan sekedar orang yang bisa ngomong dan berbicara. lebih dari itu, seorang pemimpin perlu memiliki sifat dan karakter positif yang visioner. Mulai dari integritas, moralitas dan tanggung jawab. Sifat ini harus mewarnai langkah-langkah dan aktivitas seorang pemimpin dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari itu, seorang pemimpin juga perlu mampu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dia pimpin.

 

2) Mempunyai Keterampilan Berorganisasi

 

Seorang pemimpin perlu memiliki keterampilan berorganisasi. Yaitu keterampilan bagaimana dia mengelola karyawan dan bawahannya. Dia perlu memandu dan mengarahkan mereka menuju visi misi dan impian organisasi. Berikut beberapa keterampilan organisasi yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin:

 

a. Memiliki Kemampuan Berkomunikasi

 

Kemampuan penting yang harus dikuasai seorang pemimpin adalah komunikasi. Dengan memiliki kemampuan komunikasi yang bagus seorang pemimpin akan mudah diterima oleh bawahannya. Tiap ide dan gagasannya akan menginspirasi mereka untuk maju dan bergerak menuju impian dan cita-cita. Sebaliknya, tanpa kemampuan komunikasi yang bagus, seorang pemimpin berpeluang gagal dalam memimpin organisasinya sehingga organisasinya akan mengalami kemunduran, kekacauan dan kehancuran.

 

32 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

b. Seorang Pembelajar Sejati

 

Pemimpin adalah pembelajar sejati. Dia bangun saat orang lain masih terlelap dalam tidur. Saat yang lain terlena dan menikmati pagi hari, dia sudah membuat perencanaan apa yang akan dia kerjakan hari ini. Seorang pemimpin selalu lebih unggul dari karyawan dan bawahannya. Salah satu caranya adalah dengan terus belajar dan menjadi seorang pembelajar sejati. Dia menyadari bahwa memiliki rencana yang matang sama dengan setengah keberhasilan. Selebihnya, eksekusi dan penyempurnaan.

 

c. Mendorong Anggotanya Bergerak Maju

 

Seorang pemimpin bukan orang yang tahu segalanya dan bisa melakukan segalanya sendirian. Sebaliknya, seorang pemimpin adalah orang yang mampu mengkoordinasi anggotanya. Dia mampu melihat kemampuan orang lain dan menempatkan mereka pada posisi yang tepat. Sehingga tugas dia lebih ringan karena hanya melakukan kontrol dan konsolidasi. Lebih dari itu, seorang pemimpin perlu memotivasi dan mendorong agar mereka bangkit dan semangat untuk tumbuh dan berkarya.

 

d. Memupuk Solidaritas

 

Seorang pemimpin perlu menyatukan seluruh anggota dan karyawannya dalam naungan visi misi dan tujuan organisasi. Salah satu langkah strategis yang bisa dia lakukan adalah memupuk solidaritas antar sesama anggota. Sehingga terjadi ikatan yang kuat dan kokoh di antara mereka. Solidaritas ibarat pengikat yang sangat kuat. Sehingga mereka merasa bersaudara, saling memiliki dan senasib sepenanggungan.

 

Leadership is Characters | 33

 

3) Memiliki Rasa Memiliki yang Tinggi

 

Seorang pemimpin perlu memiliki sense of belonging (rasa memiliki) yang tinggi. Sehingga rasa memiliki pemimpin yang kuat ini akan jadi energi. Energi yang akan menyebar ke jiwa dan emosi semua anggotanya. Sehingga antara pemimpin dan anggotanya memiliki persepsi dan frekuensi yang sama. Ini merupakan bekal utama yang perlu disiapkan seorang pemimpin yang ingin organisasinya maju dan berkembang.

 

4) Memiliki Tanggung Jawab

 

Salah satu karakter positif yang harus ada dalam diri seorang pemimpin adalah memiliki tanggung jawab. Banyak orang yang pandai dan pintar tapi tak banyak orang yang mempunya rasa tanggung jawab secara profesional. Tanggung jawab terbesar seorang pemimpin adalah memberikan contoh dan teladan nyata. Dia bukan sekedar bisa memberi instruksi dan perintah saja tapi dia juga bisa jadi teladan dalam aktivitas sehari-hari.

 

D. Keterampilan Seorang Pemimpin

 

Seorang pemimpin yang visioner perlu memiliki beberapa keterampilan dan kecakapan. Keterampilan ini akan mengantarkannya pada kesuksesan memimpin organisasinya. Inilah keterampilan yang perlu dimiliki seorang pemimpin:

 

1) Manajemen Waktu Yang Baik

 

Seorang pemimpin yang baik tentu memiliki manajemen waktu yang baik, terstruktur dan rapi. Sehingga setiap kegiatan dan acara berjalan sesuai dengan rencana dan

 

34 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya. Mengelola waktu adalah sesuatu yang krusial bagi seorang pemimpin dalam menjalankan organisasi. Manajemen waktu selalu terkait dengan prioritas. Dalam organisasi tentu ada banyak kegiatan yang tercatat dalam jadwal yang terencana. Dari sekian banyak kegiatan ini, pemimpin perlu tahu mana yang paling prioritas dan tak bisa ditawar-tawar lagi. Kesuksesan sebuah organisasi terletak pada manajemen waktu yang baik. Tak ada organisasi yang maju dan berkembang pesat tanpa memiliki manajemen waktu yang baik.

 

2) Perencanaan yang Andal

 

Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan mendampingi bawahan untuk membuat perencanaan yang jelas dan terencana. Tanpa perencanaan, maka tak akan ada perubahan yang signifikan dalam organisasi. Seorang pemimpin menyadari bahwa perencanaan adalah peta menuju kesuksesan. Tentu dia tak membuat perencanaan sendirian tetapi dia melibatkan semua anggota dan bawahannya untuk terlibat dan ambil bagian dalam proses membuat perencanaan. Sukses membuat rencana sama dengan setengah keberhasilan. Sisanya ada pada langkah eksekusi, evaluasi dan perbaikan-perbaikan lanjutan.

 

Dia hadir di tengah-tengah anggotanya untuk mengingatkan mereka pada visi misi dan tujuan organisasi. Semua harus tertuang dalam rencana yang matang. Baik rencana jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

 

Barometer keberhasilan pemimpin ada pada seberapa cepat organisasi mampu mencapai visi misi dan tujuan. Bila visi misi dan tujuan organisasi tercapai dengan cepat dan

 

Leadership is Characters | 35

 

hasilnya melebihi ekspektasi, maka ini karena ada peran leadership yang bagus. Sebaliknya, saat organisasi lama mencapai visi misi dan tujuannya, maka kegagalan ini juga tak terlepas dari leadership yang kurang efektif.

 

3) Mampu Mengelola Sumber Daya yang Ada

 

Seorang pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk mengatur dan mengelola sumber daya yang dimiliki oleh organisasi. Mengelola sumber daya artinya dia mampu menempatkan orang yang tepat pada bagian yang tepat. Sehingga mereka akan merasa tenang nyaman dan senang bekerja sesuai dengan bidang dan keahliannya. Sehingga setiap orang bisa bekerja secara maksimal tanpa paksaan sama sekali dari siapapun termasuk dari sang pemimpin. Seorang pemimpin memiliki kemampuan kapan saat yang tepat untuk merekrut sumber daya baru untuk menjaga konsistensi organisasi yang dia pimpin.

 

Seorang pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk menghubungkan sumber daya yang ada untuk berjalan sesuai dengan visi misi dan tujuan organisasi. sehingga tiap orang tak berjalan sendiri-sendiri sesuai dengan kemauannya sendiri.

 

4) Mempunyai Kemampuan Pendelegasian Wewenang

 

Memimpin adalah sebuah seni. Yaitu seni mengelola manusia untuk mencapai impian dan tujuan bersama yang tertuang dalam visi misi organisasi. Seorang pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk mendelegasikan tugas dan wewenang pada orang yang tepat. Pemimpin bukan berarti orang yang mampu melakukan segalanya sendirian sehingga orang menyebutnya orang hebat. tidak. Sebaliknya, pemimpin harus mendelegasikan tugas dan wewenang yang bersifat

 

36 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

sekunder pada bawahannya. Tentu semua sesuai dengan kapasitas dan skill (kemampuan) yang mereka miliki.

 

Pemimpin yang berbakat akan paham karakter, watak, kebiasaan dan kemampuan anggotanya. Sehingga dia bisa memberikan tugas dan tanggung jawab pada orang yang tepat pada saat yang tepat pula.

 

5) Memiliki Prioritas

 

Dalam rangka mencapai visi misi dan tujuan organisasi, ada banyak aktivitas yang dilakukan pemimpin dan anggotanya. Untuk menggapai visi misi dan impian ini tak bisa menjalankan semua pada saat yang sama. Tetapi perlu memiliki prioritas. Prioritas adalah kemampuan menuntaskan sesuatu yang lebih penting dari yang lain. Robert J. McKain penulis buku Realize Your Potential mengingatkan kepada kita “Banyak orang gagal meraih tujuan adalah karena mereka mendahulukan pekerjaan yang nomor dua.”

 

Jamil Azzaini, seorang motivator dan inspirator kawakan membagi prioritas kerja jadi 3:

 

a. Lakukan Sekarang

 

Apa pekerjaan yang harus kami lakukan sekarang? Yaitu pekerjaan yang erat kaitannya dengan tugas utama pemimpin. Yaitu pekerjaan penting yang tak bisa kita delegasikan. Misalnya saja; bertemu dengan partner kerja, menandatangani surat perjanjian, bertemu dengan klien dan lain sebagainya. Ini adalah pekerjaan yang tak bisa kita wakilkan pada siapapun karena ada hubungannya dengan keputusan penting.

 

Leadership is Characters | 37

 

b. Lakukan berikutnya

 

Pekerjaan yang kami lakukan berikutnya adalah pekerjaan yang sifatnya rutinitas harian. Pekerjaan ini sudah ada dalam daftar atau jadwal kita. Kita bisa melakukan pekerjaan ini bila kita telah menyelesaikan pekerjaan pertama, yaitu lakukan sekarang.

 

c. Delegasikan

 

Pekerjaan yang bisa kita delegasikan adalah pekerjaan yang sifatnya kurang urgen (mendesak) dan bisa dikerjakan siapapun. Pekerjaan ini termasuk jenis pekerjaan yang kurang menantang. Walau bagi pemimpin kurang menantang tapi bagi bawahan bisa jadi pekerjaan yang menantang. Maka, saat mereka menerima tugas ini, mereka akan senang karena ada tantangan untuk meningkatkan kapasitas mereka.

 

Lagi-lagi, seorang pemimpin perlu mampu menentukan prioritas. Dia punya skala prioritas dalam pekerjaannya. Seorang pemimpin yang menganggap semua pekerjaan penting akan berakibat buruk pada leadership yang menurun dan berujung pada nasib organisasi yang dia pimpin. Kita harus selalu ingat bawa tak semua harus kita lakukan. Tetapi buatlah skala prioritas. Ini adalah kata kunci agar kita bisa naik kelas dan melampaui anggota organisasi yang lainnya.

 

E. Menyadari Pentingnya Membangun Karakter Madrasah

 

Madrasah sebagai salah satu pendidikan berbasis keislaman perlu menyadari pentingnya membangun pendidikan yang berkarakter. Guru dan tenaga kependidikan tidak hanya berorientasi pada memintarkan anak. Tetapi

 

38 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

lebih dari itu, seorang Guru mengemban amanat meningkatkan karakter peserta didik dan meningkatkan kualitas kepribadian mereka. Peserta didik datang ke madrasah bukan hanya dicekokin dengan materi dan pelajaran setiap hari. Tetapi mereka lupa untuk mengobarkan api keimanan, kemandirian untuk menjadi Insan kamil (manusia sempurna).

 

Memang tidak ada manusia yang sempurna sesempurna Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Tetapi Guru perlu memiliki persepsi bahwa karakter, moralitas dan akhlak adalah segalanya bagi madrasah. Prestasi dan penghargaan hanyalah bonus atas kerja keras, totalitas dan keikhlasan mereka selama mengemban amanah ini di madrasah.

 

Di luar sana ada kita jumpai orang yang memiliki karakter buruk. Mulai dari mencuri, judi, minum minuman keras dan aneka kenakalan yang lainnya. Semua berawal dari kurangnya penanaman pendidikan karakter sejak dini. Maka, kehilangan anak yang terdidik karakternya sama dengan kehilangan generasi. Ini harus menjadi keprihatinan guru yang ada di seluruh madrasah. Tantangan terbesar kita bukan membuat anak menjadi da’i dan pintar agama saja. Tetapi lebih dari itu, tantangan terbesar kita adalah bagaimana mengantarkan anak-anak menjadi pribadi yang berkarakter, berakhlak mulia dan optimis memandang jauh ke depan.

 

Ketika mereka sudah memiliki karakter ini, maka mereka tak akan mudah terombang-ambing oleh keadaan. Walaupun mereka ada di dekat seorang pemabuk, mereka tak akan mabuk. Andai mereka bertetangga dengan pencuri, mereka tak akan terpengaruh ikut mencuri. Ibarat ikan laut.

 

Leadership is Characters | 39

 

Walaupun dia tinggal di dalam air laut, dia tidak akan berubah jadi asin. Padahal, air laut rasanya asin. Ini karena ikan laut hidup di air laut. Saat ikan laut hidup di air laut, maka dia tak akan ikut asin. Berbeda dengan ikan laut yang mati, maka serta merta dalam beberapa hari saja dia akan berubah jadi asin karena pengaruh dari ikan air laut yang asin. Seseorang yang memiliki karakter, akhlak dan perilaku positif, dia akan tumbuh menjadi pribadi yang tegar saat ada masalah, menjadi solusi bagi lingkungannya, menjadi inspirasi bagi orang sekitarnya.

 

Bapak Heppy Trenggono pemimpin gerakan Beli Indonesia Bela Indonesia pernah berkata “Saat Anda kehilangan uang, maka uang bisa Anda cari tapi saat Anda kehilangan karakter, Anda kehilangan segalanya.”

 

Pembangunan karakter merupakan impian dan cita-cita kami jangka panjang. Untuk mewujudkannya kami melakukan beberapa langkah strategis sebagai berikut:

 

1) Mengevaluasi di Mana Posisi Madrasah Saat Ini

 

Sebagai sebuah timwork kami menyadari bahwa tugas kami cukup berat. Tetapi semua tak akan pernah berubah bila kami tidak segera memulainya. Maka, langkah awal yang kami tempuh adalah memulai mengevaluasi di mana posisi madrasah kami saat ini.

 

Kami menyadari tidak ada yang mudah tetapi tanpa kesadaran semuanya tidak akan berubah. Kesadaran kolektif yang telah terbangun sesuai dengan pembahasan sebelumnya menyadarkan kami untuk melakukan evaluasi diri. Memang tidak ada rumus yang cepat untuk berubah lebih baik. Tetapi setidaknya dengan melakukan evaluasi, kami tahu di mana posisi kami saat ini.

 

40 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Kami melakukan evaluasi berkala untuk keluarga besar MTsN 3 Banyuwangi. Evaluasi ini adalah bentuk muhasabah diri, perenungan bersama untuk mencari celah, menemukan kekurangan dan keteledoran kami selama ini. Dalam tahap evaluasi ini kami memegang prinsip tidak pernah menyalahkan siapapun. Dalam tahapan evaluasi berkala, inilah beberapa yang kami temukan:

 

1. Guru belum mampu menempatkan diri pada tempatnya

 

2. Guru belum bisa menjadi motivator dan inspirator bagi anak didiknya

 

3. Ada guru yang sering datang terlambat

 

4. Ada guru yang sering keluar madrasah pada saat jam aktif di kelas

 

5. Ada guru yang kurang peduli pada lingkungan

 

6. Prestasi madrasah belum sesuai dengan harapan, dan sebagainya

 

Pada sisi peserta didik kami menemukan fakta:

 

1. Anak-anak sering datang terlambat

 

2. Peserta didik tidak memakai seragam sebagaimana mestinya

 

3. Mereka datang ke madrasah sekedar untuk menggugurkan kewajiban

 

4. Datang ke madrasah tanpa punya motivasi dan semangat belajar yang tinggi

 

5. Kurang peduli pada lingkungan

 

6. Prestasi siswa belum sesuai dengan harapan, dan sebagainya

 

Ini adalah masalah klasik yang dihadapi oleh banyak madrasah pada umumnya. Tetapi bagi kami ini adalah

 

Leadership is Characters | 41

 

masalah serius. Pertama-tama yang kami lakukan adalah menerima semua sebagai kenyataan yang sudah terjadi. Fakta ini tak boleh ditutupi agar tak tampak ke permukaan.

 

Selanjutnya akan menjadikan ini sebagai bahan renungan bersama. Kami mengumpulkan guru dan tenaga kependidikan. Kami berdiskusi dan berbicara dari hari ke hati. Tak ada yang salah dan disalahkan dalam forum ini. Semua punya kata sepakat untuk melakukan evaluasi. Satu pertanyaan kami yang membuat seisi ruang hening “Apakah kita akan tetap seperti ini? Bukankah setiap kita ingin maju berkembang dan berprestasi?

 

Maka kami mulai membangun mimpi-mimpi besar kami. Kami meyakini bahwa semua tidak akan berubah dengan sendirinya kecuali kami mau mengubahnya. Tentu dengan kesadaran kolektif, kemauan keras dan kerja keras semua pihak. Semua bisa terjadi. Tentu, dengan ijin Allah.

 

Tahap kedua kami mulai membangun rasa percaya diri (optimis) setiap anggota keluarga besar madrasah MTsN 3 Banyuwangi. Rasa percaya diri dan optimis ini menjadi cambuk penyemangat kami untuk berubah dan bertumbuh lebih baik lagi. Setelah kami menemukan di mana posisi saat ini, maka kami tahu apa yang harus dilakukan. Maka, dengan tekad, semangat dan kebersamaan, kami yakin akan berubah lebih baik lagi.

 

2) Evaluasi Sejauh Mana Madrasah Menerapkan 8 Standar Pendidikan Nasional

 

Kami sangat bersyukur kepada Allah yang telah membuka mata hati kami. Dia telah menggerakkan kami untuk berubah dan berbenah. Sehingga kami mulai menyadari kekurangan selama ini. Hanya karena kasih sayang Allah

 

42 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

semata hingga muncul kesadaran kami. Para insan madrasah mulai mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam proses belajar mengajar di madrasah selama ini. Walau begitu, kami tak merasa berpuas diri. Kami terus menerus melakukan evaluasi diri madrasah terhadap pelaksanaan 8 standar nasional pendidikan.

 

Madrasah sebagai sebuah sistem lembaga pendidikan perlu memaksimalkan dan mendayagunakan seluruh komponen-komponen yang ada. Sehingga semua bisa menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik sesuai dengan job description yang mereka terima. Tanpa menjalankan administrasi madrasah, maka setiap bagian madrasah akan berjalan sendiri-sendiri tanpa arah dan tujuan yang jelas. Semua akan berjalan menggunakan asumsi masing-masing sesuai dengan kapasitas dan kemampuan mereka.

 

F. 8 Standar Nasional Pendidikan

 

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah berupaya untuk memberikan jaminan mutu pendidikan. Bagaimana langkah-langkah dalam rangka menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Jaminan mutu ini berupa 8 Standar Nasional Pendidikan yang disingkat dengan SNP.

 

1. Pengertian Standar Nasional Pendidikan

 

Standar nasional pendidikan kita kenal dengan istilah SNP. SNP merupakan standar kriteria minimal dalam sistem pendidikan yang diselenggarakan di seluruh Indonesia. Secara prinsip ada 8 standar pendidikan nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan,

 

Leadership is Characters | 43

 

Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 8 standar ini berlaku bagi seluruh instansi pendidikan di Indonesia. Mulai dari pendidikan dasar, menengah hingga program kesetaraan kejar paket A B dan C.

 

2. Tujuan Standar Nasional Pendidikan

 

Tujuan utama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi membuat standar nasional pendidikan adalah dalam rangka untuk menjamin mutu pendidikan nasional. Tentu semua dalam rangka untuk meningkatkan kualitas seluruh kehidupan bangsa, membentuk karakter, perilaku, watak dan peradaban bangsa sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia, Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

 

Memahami tujuan utama pemerintah membuat standar nasional pendidikan akan memudahkan kita memahami dan menjalankan 8 standar ini dengan naik.

 

3. Fungsi Standar Nasional Pendidikan

 

Agar kita bisa menjalankan 8 standar pendidikan nasional ini dengan baik dan benar, maka madrasah perlu memahami apa fungsi dari standar nasional pendidikan yang telah dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini. Lantas, apa saja fungsi dari standar nasional pendidikan? Inilah fungsi dan manfaat standar pendidikan.

 

Fungsi dari standar nasional pendidikan adalah sebagai pedoman bagi proses pelaksanaan dan pengawasan pendidikan. Semua dalam rangka untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu dan berkualitas.

 

Standar Nasional Pendidikan (SNP) diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun

 

44 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

2021 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar Pendidikan Nasional terdiri atas 8 lingkup, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik, standar sarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. 8 standar ini akan membentuk karakter madrasah lebih berkarakter, bermutu dan berkualitas.

 

8 Standar Nasional Pendidikan

 

Standar nasional pendidikan terdiri dari 8 kriteria yang harus dipenuhi oleh lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. Sehingga mampu menghasilkan kualitas pendidikan yang bermutu dan seragam secara nasional. Kualitas pendidikan di seluruh Indonesia tak berbeda jauh walaupun memiliki letak geografis, suku dan budaya yang berbeda.

 

1) Standar Isi

 

Standar pertama dari 8 standar pendidikan nasional adalah standar isi. Standar isi mencakup materi serta tingkat kompetensi minimal yang dimiliki oleh peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu. Pada prinsipnya, standar isi memuat beberapa komponen yang sangat penting. Mulai dari kerangka dasar, struktur kurikulum, beban belajar, KTSP, kurikulum tingkat satuan pendidikan serta kalender akademik. Lebih dalam lagi, standar isi merupakan standar yang dibuat untuk mengatur materi

 

Leadership is Characters | 45

 

yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik serta kompetensinya dalam suatu lembaga pendidikan. Semuanya diatur dan dibuat dalam rangka untuk menghasilkan lulusan madrasah yang berkompeten.

 

2) Standar Proses

 

Standar proses merupakan standar yang berkaitan erat dengan pelaksanaan pembelajaran di Madrasah. Dalam proses pembelajaran setiap instansi pendidikan harus menerapkan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan dan mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran. Dalam rangka menjalankan standar proses ini dengan tepat, maka perlu mendalami beberapa hal berikut ini. Meliputi:

 

a. Perencanaan pembelajaran

 

b. Pelaksanaan proses pembelajaran

 

c. Penilaian hasil pembelajaran

 

d. Pengawasan proses pembelajaran.

 

Dalam standar proses ini, Guru diharapkan mampu menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif. Sehingga siswa tak akan merasa jenuh. Mereka bukan hanya sebagai objek pembelajaran tetapi mereka bisa terlibat langsung dalam proses kegiatan pembelajaran.

 

3) Standar Kompetensi Lulusan

 

Standar pendidikan nasional ketiga adalah standar kompetensi lulusan. standar ini berkaitan erat dengan kriteria kemampuan peserta didik dalam suatu instansi pendidikan. Siswa yang dinyatakan lulus dari tingkatan pendidikan harus memiliki pengetahuan, sikap serta keterampilan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan

 

46 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

oleh pemerintah. Kompetensi siswa merupakan
kemampuan mereka dalam berpikir, bersikap dan
bertindak secara konsisten sebagai manifestasi dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang mereka miliki.
Sedangkan standar kompetensi merupakan ukuran

kompetensi minimal yang harus peserta didik capai setelah mereka mengikuti kegiatan pembelajaran pada lembaga pendidikan tertentu. Permendikbud nomor 20 tahun 2016 menjelaskan bahwa pengertian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan mereka.

 

Sedangkan dalam Pasal 35 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 (Pasal 35) dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemam-puan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

 

Standar kompetensi lulusan meliputi, kemampuan lulusan terkait dengan sikap spiritual, sikap sosial dan pengetahuan. Dan yang pasti, seberapa besar mereka menguasai keterampilan secara menyeluruh.

 

4) Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

 

Dalam sebuah lembaga pendidikan kehadiran pendidik dan tenaga kependidikan sangat penting. Kehadiran mereka dalam rangka untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Pendidik adalah tenaga professional yang bertugas merencanakan serta melaksanakan proses pembela-jaran, dan memberikan evaluasi terhadap

 

Leadership is Characters | 47

 

perkembangan peserta didik. Sedangkan tenaga kependidikan adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam instansi pendidikan. Mulai dari kepala tata usaha, tenaga administrasi, pustakawan, tenaga laboratorium, dll.

 

Seseorang dinyatakan layak untuk mendidik apabila mereka memiliki kualifikasi akademik serta kompetensi sesuai dengan bidang yang digelutinya.

 

Bukan hanya cakap kualifikasi akademik, seorang pendidik harus menguasai kompetensi dasar, kompetensi kepribadian, profesional dan kompetensi sosial yang tinggi.

 

Standar pendidik dan tenaga kependidikan bertujuan menghasilkan pendidik yang memenuhi kualifikasi untuk mendidik dan berkualitas.

 

5) Standar Sarana Dan Prasarana

 

Standar sarana dan prasarana bertujuan menghadirkan proses pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik. Pembelajaran perlu ditunjang oleh sarana prasarana yang memadai. Semua dalam rangka untuk meningkatkan mutu pembelajaran jangka panjang. Standar sarana dan prasarana ini menjelaskan tentang sarana prasarana yang wajib dimiliki oleh sebuah lembaga pendidikan.

 

Sarana pendidikan yang harus dimiliki oleh madrasah meliputi:

 

a. Peralatan pendidikan

 

b. Buku penunjang pembelajaran

 

c. Media pendidikan

 

d. Perlengkapan habis pakai

 

48 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Dan aneka perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran. Prasarana pendidikan yang wajib dimiliki oleh madrasah untuk menunjang pendidikan terbaik adalah:

 

a. Ruang kelas yang representatif

 

b. Ruang pimpinan madrasah

 

c. Ruang pendidik

 

d. Ruang perpustakaan

 

e. Ruang laboratorium

 

f. Tempat olahraga yang memadai

 

g. Tempat ibadah yang luas

 

h. Kantin yang representatif

 

i. Semua ruangan ini perlu disiapkan oleh pengelola madrasah dalam rangka untuk meningkatkan kelancaran proses pembelajaran.

 

6) Standar Pengelolaan

 

Tak kalah penting dari standar lainnya adalah standar pengelolaan. Standar pengelolaan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan madrasah. Ada beberapa fungsi standar pengelolaan lembaga pendidikan madrasah. Di antaranya adalah:

 

a. Sebagai acuan mengelola sistem pendidikan madrasah.

 

b. Membantu madrasah mengembangkan Rencana Kerja Madrasah (RKM).

 

c. Pedoman bagi keluarga besar madrasah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab.

 

Secara umum pengelolaan terbagi menjadi tiga bagian penting, yaitu:

 

a. standar pengelolaan satuan pendidikan

 

b. pengelolaan pemerintah daerah

 

Leadership is Characters | 49

 

c. serta standar pengelolaan pemerintah pusat

 

d. Standar pengelolaan meliputi:

 

e. Perencanaan program pendidikan

 

f. Pelaksanaan rencana kerja

 

g. Pengawasan dan evaluasi

 

h. Kepemimpinan madrasah

 

i. Sistem informasi manajemen

 

Bila madrasah menjalankan semua standar pengelolaan ini sesuai petunjuk, maka berpeluang mengantarkan madrasah jadi madrasah yang berkarakter, maju dan berprestasi.

 

7) Standar Pembiayaan

 

Kegiatan pembelajaran madrasah bisa terselenggara dengan baik apabila ditunjang oleh pembiayaan yang memadai. Secara umum pembiayaan dunia pendidikan memiliki tiga komponen penting meliputi biaya investasi, biaya personal, dan biaya operasional.

 

8) Standar Penilaian Pendidikan

 

Standar ini mengatur segala hal yang berkaitan erat dengan prosedur penilaian peserta didik. Standar ini dilakukan dalam rangka untuk mengukur seberapa besar pemahaman peserta didik tentang pembelajaran yang mereka terima selama ini.

 

G. Menerjemahkan MBS (Manajemen Berbasis Madrasah)

 

Madrasah yang baik tak bisa lepas dari manajemen madrasah itu sendiri. Maka sebelum kami melakukan terobosan, kami menganalisis dan mencoba menerjemahkan

 

50 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

MBM (Manajemen Berbasis Madrasah) yang ada. Kami menjadikan manajemen berbasis Madrasah ini sebagai acuan, tolak ukur untuk merumuskan visi misi madrasah, perencanaan kegiatan madrasah dan aktualisasi kegiatan di madrasah menjadi karakter. Karakter merupakan kumpulan dari Habit (kebiasaan-kebiasaan) yang terbentuk setiap hari hingga menjadi sebuah karakter. Membentuk karakter yang kuat tak bisa hanya sepotong-sepotong. Perlu perencanaan yang matang, eksekusi yang cantik, evaluasi yang dalam dan perbaikan yang konsisten dari hari ke hari.

 

Manajemen berbasis madrasah merupakan upaya untuk melakukan koordinasi terhadap sumber daya yang ada di madrasah secara mandiri melalui input manajemen dalam rangka untuk mencapai tujuan madrasah dalam kerangka Pendidikan Nasional. David, seorang pakar pendidikan menyebutkan bahwa esensi dari MBM adalah otonomi madrasah dalam proses pengambilan keputusan. Boleh dibilang otonomi merupakan kewenangan dan kemandirian madrasah untuk mengatur, mengurus dirinya sendiri lebih merdeka dan tidak tergantung kepada yang lain.

 

Jadi, merupakan kewenangan madrasah untuk melakukan pengaturan, pengurusan demi kelangsungan madrasah di masa yang akan datang. Tentu semua berdasarkan aspirasi warga madrasah sesuai dengan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku.

 

1. Tujuan Manajemen Berbasis Madrasah

 

Kehadiran manajemen berbasis Madrasah adalah dalam rangka untuk memberdayakan madrasah dan semua sumber daya manusianya. Mulai dari kepala madrasah, guru, pendidik, karyawan, siswa, orang tua dan masyarakat sekitar.

 

Leadership is Characters | 51

 

Berdasarkan MBM (Manajemen Berbasis Madrasah) ini, kami mulai membuat dan menyusun visi misi madrasah yang jelas goalnya. Tujuan utama dari penerapan manajemen berbasis madrasah adalah untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di madrasah.

 

Ada beberapa manfaat menerapkan MBM ini. Di antaranya adalah:

 

a) Memberikan madrasah kebebasan dan keleluasaan

 

Secara tak langsung MBM (Manajemen Berbasis Madrasah) memberikan kebebasan kepada pengelola madrasah untuk menjalankan otonomi dan pengelolaan sumber daya yang ada. Semua dalam rangka untuk mengembangkan MBM lebih lanjut, sehingga madrasah akan mampu meningkatkan potensi guru.

 

MBM juga akan meningkatkan kapasitas, kualitas serta moralitas para guru pendidik. Kapasitas seseorang akan meningkat seiring dengan komitmen dan tanggung jawab yang diamanahkan kepadanya. Keputusan yang ditetapkan oleh madrasah akan memiliki akuntabilitas yang tinggi, transparansi keuangan dan keterbukaan. Seorang kepala madrasah perlu memandang bahwa setiap bagian dari madrasah adalah orang-orang penting dan paling ahli di bidangnya.

 

Meningkatkan kualitas komunikasi setiap Insan madrasah. Sehingga komunikasi yang efektif akan memudahkan madrasah untuk mencapai tujuan dan impian yang diinginkan bersama.

 

52 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

b) Melakukan Critical Thinking

 

Satu hal yang selalu kami lakukan adalah bertanya. Kami meyakini bahwa bertanya adalah cara ampuh untuk menemukan solusi terbaik. Pertanyaan terbaik akan menghasilkan jawaban terbaik. Siapa yang membuat pertanyaan terbaik, maka dia akan menghasilkan jawaban dan solusi terbaik. Banyak di antara kita yang senang dengan zona nyaman. Mereka tak mau berpikir untuk menyelesaikan masalah. Masalah tak mereka carikan solusi dan jalan keluar. Tetapi sebaliknya, masalah mereka diamkan begitu saja.

 

Maka, untuk mengatasi hal ini, kami selalu mencari masalah. Kami selalu bertanya masalah apa yang ada dalam kelas. Masalah apa yang ada dalam kelompok. Ketika mereka menemukan masalah, maka mereka akan berpikir bagaimana mencari solusi dan jalan keluarnya.

 

Banyak orang yang hidupnya merasa tak punya masalah. Semua rasanya baik-baik saja. Padahal, mereka punya banyak masalah yang cukup dalam. Orang yang merasa hidupnya tak punya masalah sebenarnya dia punya banyak masalah yang tanpa disadari.

 

Leadership is Characters | 53

 

MEMBANGUN MIMPI

 

MENJADI SEKOLAH JUARA

 

A. Membangun Karakter

 

etelah kami melakukan evaluasi diri terhadap madrasah, kami jadi tahu apa yang harus dilakukan. Kata kunci agar bisa bertumbuh, berkembang, maju, memiliki mutu, kualitas dan prestasi adalah karakter. Karakter merupakan fondasi dasar yang harus dibangun bersama-sama.

 

Karakter selalu terkait dengan manusia, kehidupan dan sumber daya manusia. Nama madrasah, sarana prasarana madrasah, lingkungan madrasah semua hanya objek yang bersifat pasif. Agar nama madrasah dikenal luas, harum dengan menorehkan banyak prestasi, sarana prasarana mencukupi dan terawat, maka perlu dilakukan pembangunan karakter. Proses pembangunan karakter bersifat jangka panjang. Jadi, tak ada kata berhenti untuk membangun

 

S

 

54 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

karakter madrasah. Setiap hari adalah langkah-langkah perbaikan untuk lebih baik lagi.

 

Membangun karakter Insan madrasah yang berkelanjutan perlu dimulai dari kesadaran kolektif. Menggali potensi sumber daya manusia yang mempunyai bakat dan menempatkannya sesuai dengan kapasitasnya. Menemukan potensi dengan menggali ide dan gagasan dari seluruh Insan madrasah. Kami keluarga besar MTsN 3 Banyuwangi ini adalah ibarat satu tubuh. Satu sama lain saling melengkapi. Tentu semua bekerja sesuai dengan bidangnya masingmasing. Sehingga masing-masing orang tak sempat untuk memikirkan dan mengurai kekurangan orang lain.

 

Tetapi sebaliknya, setiap orang sibuk dengan ide dan gagasannya masing-masing. Mereka mempunyai target dan goal yang jelas. Mereka sibuk membuat target yang ingin mereka capai. target yang ingin mereka capai dalam waktu 1 semester, 1 tahun hingga 4 tahun ke depan.

 

1. Pentingnya Pembangunan Karakter Bagi Madrasah

 

“Anda kehilangan uang, uang bisa dicari. Saat Anda kehilangan karakter, Anda kehilangan segalanya.” Heppy Trenggono

 

Tanpa kita sadari muncul berbagai macam penyakit di masyarakat. Orang-orang mengenal penyakit ini sebagai penyakit moral. Mulai dari pergaulan bebas, kenakalan remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat terlarang, pornografi dan lain sebagainya. Solusinya adalah menanamkan pendidikan karakter sejak dini.

 

Leadership is Characters | 55

 

2. Apakah Pendidikan Karakter itu?

 

Secara umum, pendidikan karakter berasal dari 2 kata. Yaitu pendidikan dan karakter. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang menarik agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Tujuannya agar mereka memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Ini berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003.

 

Keberhasilan pendidikan di madrasah tak bisa lepas dari peran penting seorang Guru. Sehingga diperlukan profesionalisme guru dalam mengajar. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU RI No. 14 Tahun 2005, 2011; 2 – 3).

 

Sedangkan menurut Bukhori sebagaimana dikutip Trianto dalam bukunya berjudul “Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik”, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan saja, akan tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2007; 22)

 

Pengertian di atas kita bisa menyimpulkan bahwa pendidikan merupakan segala upaya terencana untuk mempengaruhi orang lain baik individu kelompok serta

 

56 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

masyarakat. Sehingga mereka mau melakukan apa yang kita harapkan Dan dalam rangka untuk mengubah dunia.

 

B. Pengertian Karakter

 

Ada banyak definisi tentang karakter dari para ahli pendidikan. Di antaranya adalah menurut Poerwadarminto berpendapat bahwa karakter merupakan tabiat, watak dan sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Sedangkan seorang psikolog Amerika bernama Alport mendefinisikan karakter sebagai penentu bahwa seseorang sebagai pribadi, karakteris, personaliti dan evaluated. Sedangkan Ahmad Tafsir berpendapat bahwa karakter merupakan spontanitas manusia dalam bersikap atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga akan muncul secara otomatis tanpa perlu dipikirkan lagi.

 

C. Faktor Pembentuk Karakter

 

Karakter tak bisa terbentuk begitu saja. Tetapi karakter perlu dibentuk, digembleng berkali-kali. Kehadiran seorang guru penting dalam proses pembentukan karakter peserta didiknya. Apa yang dilakukan oleh seorang Guru baik berupa ucapan, sikap dan perilaku menjadi cerminan bagi peserta didik.

 

Manusia adalah makhluk mulia ciptaan Allah. Allah menciptakan manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Salah satunya karena Allah mengaruniakan hati dan akal pada manusia. hati dan akal ini jadi pembeda abadi antara manusia dengan hewan dan binatang.

 

Leadership is Characters | 57

 

Akal menghasilkan konsep moral dalam kehidupan sehari-hari. Moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan dan perilaku manusia yang terkait erat dengan nilainilai baik dan buruk. Seorang manusia yang tak punya moral biasa dikenal dengan istilah amoral. Artinya dia adalah orang yang tak punya moral, etika dan tata krama dalam kehidupan dan hubungan dengan sesama manusia. Tomas Lickona seorang psikolog kenamaan menjelaskan dalam bukunya “Educating for Character”.

 

Secara umum ada 3 faktor pembentuk karakter yang saling berkaitan satu sama lain yaitu:

 

1) Pengetahuan Moral

 

Pengetahuan moral adalah nilai-nilai moral yang orang tahu dan sebatas ada dalam pikiran dan pengetahuannya. Misalnya saja, menghormati, bertanggung jawab, kejujuran, toleransi, keadilan, sopan santun, belas kasih, integritas, disiplin, kedermawanan dan keberanian. Banyak orang yang tahu sifat-sifat moral yang positif ini tapi hanya sebatas pengetahuan.

 

2) Perasaan Moral

 

Perasaan moral merupakan kesadaran diri yang kuat tentang baik dan buruk. Kesadaran seseorang tentang karakter positif dan mulia seperti yang penulis sajikan sebelumnya. Pada tahapan ini, mereka menyadari bahwa nilai-nilai ini unggul dan mulia tapi mereka belum mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

 

3) Perilaku Moral

 

Perilaku moral merupakan buah dari 2 konsep karakter sebelumnya. Orang yang memiliki kualitas moral, intelektual

 

58 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

dan emosional, maka mereka akan mewujudkan karakter ini dalam dunia nyata. Mereka akan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga nilai-nilai karakter ini menjelma jadi akhlak mulia yang manfaat dan dampaknya terasa dan bisa dirasakan oleh orang lain.

 

Dari beberapa definisi di atas bisa kita tarik benang merahnya bahwa karakter merupakan sifat yang mantap, stabil yang melekat dalam diri dan pribadi seseorang. Sehingga membuatnya mampu bersikap dan bertindak secara spontan. Sikap ini tak dipengaruhi oleh keadaan dan tak memerlukan pemikiran terlebih dahulu.

 

D. Tujuan Pendidikan Karakter

 

Ada beberapa tujuan dari membentuk pendidikan karakter peserta didik. Di antaranya adalah:

 

1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan

 

Tujuan pendidikan karakter yang pertama adalah untuk menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan. Banyak orang yang kurang menganggap penting sesuatu yang penting. Seperti sifat jujur, berani dan rasa malu. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa sifat-sifat ini sudah usang dan tak perlu lagi dipertahankan. Padahal, sifat-sifat ini yang akan mengantarkan peserta didik menjadi pribadi yang bernilai dan berharga di masyarakat.

 

2) Mengevaluasi dan memperbaiki perilaku peserta didik

 

Pendidikan karakter bertujuan untuk melakukan evaluasi, penyadaran dan perbaikan perilaku peserta didik. Banyak

 

Leadership is Characters | 59

 

peserta didik yang tak menyadari bahwa perilaku yang mereka lakukan salah dan perlu diperbaiki. Pendidikan karakter hadir untuk memberi makna dan meluruskan berbagai macam perilaku anak yang negatif menjadi perilaku positif. Karakter terbentuk dari pengetahuan, pemahaman, perubahan dan repetisi berkali-kali. Baru terjadi perubahan kebiasaan (habit) hingga akhirnya jadi karakter.

 

3) Membangun hubungan yang harmonis dan seimbang

 

Pendidikan karakter bertujuan untuk membantu memperbaiki hubungan antar keluarga madrasah, antara siswa dan guru serta siswa dan teman-temannya.

 

Secara garis besar tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, toleran, gotong-royong, punya jiwa patriotik dan berorientasi pada ilmu pengetahuan serta teknologi berdasarkan landasan iman dan takwa.

 

E. Nilai-Nilai Dalam Pendidikan Karakter

 

Karakter merupakan pilar penting dalam kehidupan keluarga bangsa dan negara. Ada beberapa nilai karakter positif yang perlu ditanamkan pada peserta didik. Di antaranya adalah:

 

1) Toleransi

 

Toleransi merupakan salah satu karakter positif yang perlu kita tanamkan pada diri anak-anak. Orang yang punya rasa toleransi tinggi akan siap untuk hidup berdampingan bersama agama lain. Mereka memiliki perasaan menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

 

60 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

sikap, pendapat dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Orang yang punya rasa toleransi tinggi tak mudah menyalahkan orang lain yang berbeda dari dirinya. Dia menyadari bahwa perbedaan adalah keniscayaan yang harus diterima.

 

2) Disiplin

 

Disiplin termasuk salah satu karakter positif. Orang yang punya disiplin, dia selalu menunjukkan perilaku patuh dan taat pada ketentuan dan peraturan. Baik peraturan pemerintah atau peraturan tak tertulis yang berlaku di masyarakat. Mereka menyadari sepenuh hati bahwa disiplin akan membentuk karakter dan kepribadian positif sehingga akan menciptakan habit (kebiasaan) dan mengantarnya menjadi pribadi yang profesional dan berkarakter di masa yang akan datang.

 

Disiplin tak tercipta dalam semalam saja tetapi disiplin dimulai dari hal yang kecil. Misalnya saja, taat pada rambu-rambu saat lampu merah. Taat untuk memakai seragam sekolah. Datang ke sekolah sebelum pukul 06.30 WIB, dan lain sebagainya.

 

3) Kerja Keras

 

Kerja keras merupakan salah satu karakter positif yang perlu kita tanamkan pada peserta didik. Kerja keras termasuk salah satu karakter yang mulai sirna. Sehingga kerja keras tak bisa Anda dapatkan dengan instan. Bila seorang anak sudah terlatih memiliki mindset kerja keras sejak kecil. Maka dia akan tumbuh menjadi orang yang punya sikap ulet, gigih semangat dan pantang menyerah.

 

Leadership is Characters | 61

 

4) Kreatif

 

Kreatif muncul karena kreativitas yang ada dalam pikiran kita. Kita tahu bahwa setiap orang berbeda fisik, struktur tubuh dan pikirannya. Perbedaan ini bisa jadi keunikan tiap orang. Orang yang punya kreativitas, mereka ingin menggali potensi yang ada dalam dirinya lebih dari orang lain. Mereka menyadari bahwa dirinya adalah orang yang unik berbeda dari orang lain. Keunikan ini ingin dia munculkan menjadi sesuatu yang berbeda berupa karya yang bermanfaat.

 

5) Mandiri

 

Seorang Guru perlu menanamkan karakter Mandiri sejak dini pada peserta didik. Mandiri merupakan perilaku dan sikap yang tak mudah bergantung pada orang lain saat menyelesaikan pekerjaan dan tugas-tugas pribadinya. Dia menyadari sepenuh hati bahwa ini adalah tugas dan tanggung jawabnya. Maka dia ingin menyelesaikan tanpa mengganggu dan jadi beban orang lain.

 

6) Demokratis

 

Sikap demokratis perlu tertanam pada jiwa seluruh anak bangsa sejak dini. Demokratis merupakan sebuah cara berpikir, bersikap dan bertindak menilai bahwa setiap orang itu punya hak dan kewajiban yang sama di depan hukum dan negara.

 

7) Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

 

Pada prinsipnya Setiap anak itu punya perasaan dan rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Rasa ingin tahu merupakan modal dasar bagi seseorang untuk bertumbuh berkembang karakternya. Rasa ingin tahu merupakan

 

62 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

sikap tindakan yang berusaha untuk mengetahui sesuatu secara mendalam detail. Terutama sesuatu yang dipelajari dilihat dan didengar di madrasah.

 

Rasa ingin tahu yang tinggi ini akan mendorong dia untuk bertanya lebih lanjut kepada guru. Sehingga mereka menjadi pribadi yang aktif bertanya dan mendengar. Tanpa mereka sadari pertanyaan berkualitas yang mereka lempar pada guru akan menghasilkan jawaban berkualitas para guru. Dan mendorong dia temantemannya di kelas semakin bertumbuh, berkembang ilmu dan pengetahuannya.

 

8) Semangat Kebangsaan

 

Guru dan tenaga kependidikan perlu menanamkan semangat kebangsaan pada jiwa setiap peserta didiknya sejak dini. Semangat dan kebangsaan merupakan cara berpikir, bertindak dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara lebih tinggi dari kepentingan diri dan kelompoknya. Bila karakter ini tertanam pada diri anak dan peserta didik, maka mereka akan memiliki rasa cinta tanah air dan bangsa. Mereka akan bangga pada produk bangsa sendiri. Mereka akan bangga membeli dan memakai produk bangsa sendiri secara sadar.

 

Wujud nyata dari semangat kebangsaan adalah adanya pembelaan pada berbagai sektor. Misalnya saja: dalam bidang ekonomi mereka akan mengadakan pembelaan terhadap produk UMKM, produk hasil bangsa sendiri. Mereka membeli dan memakai produk sesama anak bangsa. Mereka menyadari bahwa setiap pengeluaran mereka adalah peluang penghasilan bagi saudaranya sesama anak bangsa. Dalam bidang keamanan mereka

 

Leadership is Characters | 63

 

siap untuk turun perang, membela agama dan bangsa bila ada bangsa lain yang berani mencoba untuk merongrong dan menjajah Bangsa ini.

 

9) Cinta Tanah Air

 

Memiliki rasa cinta pada tanah air merupakan karakter yang perlu ditanamkan pada peserta didik sejak dini. Cinta tanah air merupakan sebuah cara berpikir, bersikap, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara melebihi kepentingan pribadi dan kelompoknya. Rasa cinta tanah air membuat mereka menyadari bahwa mereka lahir, tumbuh dan berkembang di Indonesia. Maka mereka mencintai negeri ini.

 

10) Menghargai Prestasi

 

Perasaan punya harga diri, memiliki prestasi dan karya perlu tertanam pada benak dan jiwa anak-anak sejak dini. Sehingga mereka akan berusaha dan berupaya jadi pribadi yang berprestasi. Prestasi bukan hanya sekedar keinginan dan ucapan semata tetapi prestasi harus berwujud nyata. Anak yang punya sikap dan karakter menghargai prestasi akan berusaha dan bertindak untuk mendorong dirinya menghasilkan suatu karya yang bermanfaat di madrasah dan masyarakat.

 

Bukan hanya itu, mereka juga punya sikap menghargai dan menghormati karya orang lain. Dalam pandangan mereka, prestasi adalah sesuatu yang berharga. Sehingga layak dihargai, dihormati dan ditempatkan pada tempat yang mulia.

 

64 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

11) Bersahabat Komunikatif

 

Seorang peserta didik yang tertanam sikap bersahabat sejak dini mereka akan mudah bergaul dengan orang lain. Mereka siap menerima perbedaan pendapat. Mereka meyakini bahwa setiap orang memiliki kepala yang berbeda-beda. Maka, pendapat, ide dan gagasan tiap orang juga berbeda-beda. Kesadaran ini akan mengantarkan dia mudah menerima orang lain. Sehingga dia akan familiar kepada orang lain yang berbeda pendapat dengannya. Jadilah dia orang yang mudah diterima orang lain dan bersahabat. Mereka memiliki skill (kemampuan) komunikasi yang bagus saat berbicara dengan orang lain. Sehingga dia mudah diterima oleh orang lain.

 

12) Cinta Perdamaian

 

Guru dan tenaga kependidikan perlu menanamkan karakter cinta damai pada diri anak-anak. Peserta didik yang memiliki karakter cinta damai, hatinya akan tenang dan bahagia. Mereka akan resah bila melihat ada pertikaian dan pertengkaran. Sehingga karakter ini akan menghadirkan kerukunan, kedamaian dan kebahagiaan lingkungan secara menyeluruh. Akhirnya mereka tidak mudah menyalahkan orang lain saat ada perbedaan pendapat. Sebaliknya, mereka mengembalikan masalah saat ada perbedaan pendapat. Sehingga mereka mudah menerima pendapat untuk bersatu padu dan saling mencintai perdamaian.

 

13) Gemar Membaca

 

Membaca merupakan salah satu karakter positif yang perlu tertanam pada jiwa anak-anak sejak dini. Tanpa

 

Leadership is Characters | 65

 

membaca, maka kecil sekali seseorang belajar, baik di sekolah atau kampus. Inti dari belajar adalah membaca. Banyak orang yang memiliki ilmu, cakrawala dan pengetahuan luas karena mereka membaca. Sebaliknya, banyak orang yang tak memiliki prestasi, pikirannya sempit dan picik karena mereka enggan untuk membaca. Seseorang yang gemar membaca, maka mereka akan menyediakan waktu terbaik untuk membaca, menyerap ilmu dari buku dan pengetahuan orang lain sehingga akan mengantarkannya menjadi orang yang bijaksana.

 

14) Peduli Lingkungan

 

Anak-anak perlu memiliki karakter peduli lingkungan sejak dini. Seorang peserta didik yang memiliki karakter peduli lingkungan, mereka akan berusaha untuk menjaga dan melestarikan lingkungannya. Mereka akan berusaha untuk menjaga kerusakan lingkungan. Baik kerusakan karena alam atau kerusakan karena tingkah laku dan perilaku masuk manusia. Sebaliknya, mereka berusaha untuk memperbaiki kerusakan alam yang terjadi pada lingkungan karena kesadaran diri.

 

15) Peduli Sosial

 

Anak-anak perlu memiliki karakter peduli sosial. Peduli sosial merupakan sikap dan karakter yang berusaha untuk memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan. Bahkan, mereka lebih mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri dan keluarganya. Sehingga mereka adalah orang-orang yang bermanfaat bagi orang lain yang ada di sekitarnya. Wujud nyata dari peduli sosial ini tercermin saat ada bencana alam. Sekolah

 

66 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

mengkoordinasi setiap warga madrasah untuk ikut berpartisipasi menggalang dana bagi korban bencana. Melalui aksi penggalangan dana ini, madrasah mengajak peserta didik untuk ikut merasakan derita saudara kita yang tertimpa musibah. Sehingga pengalaman ini akan melahirkan empati dalam diri peserta didik. Awalnya, aksi penggalangan dana ini bukan ingin mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya tetapi untuk memperkenalkan anak agar berempati.

 

16) Tanggung Jawab

 

Guru perlu menanamkan karakter tanggung jawab pada diri peserta didik sejak dini. Tanggung jawab merupakan karakter unggul yang nilainya mahal. Anak-anak tak bisa memiliki rasa tanggung jawab dalam waktu cepat. Tetapi rasa tanggung jawab ini perlu Guru tanamkan dalam jangka panjang.

 

Dalam buku berjudul “Alam, Sosial Dan Budaya), Negara Dan Tuhan Yang Maha Esa” Kemendiknas, 2010; 8) dijelaskan bahwa tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk menjalankan tugas dan kewajibannya hingga benar-benar selesai dan tuntas. Tanggung jawab merupakan sikap, perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan. Hasil dari tanggung jawab adalah trust (kepercayaan). Saat seseorang memiliki tanggung jawab, maka dia mudah memperoleh kepercayaan dari orang lain.

 

Leadership is Characters | 67

 

F. Menyusun Visi Misi Madrasah Berbasis Kompetensi

 

Tahapan yang kami lakukan selanjutnya adalah menyusun visi dan misi madrasah berbasis kompetensi. Ibarat Anda orang yang sedang berjalan, tentu Anda mempunyai tujuan yang jelas dan spesifik. Misalnya saja, Anda ingin menempuh perjalanan Banyuwangi-Jakarta. tujuan Anda adalah Jakarta. Maka, sebelum Anda memulai perjalanan, tentu Anda akan membuat perencanaan yang matang. Anda akan mencari tahu siapa saudara atau kenalan yang ada di Jakarta. kapan Anda mulai melakukan perjalanan ke Jakarta. Transportasi apa yang akan Anda gunakan untuk sampai ke Jakarta. setelah Anda membuat perencanaan yang matang, tentu Anda bisa membuat taksiran biaya atau anggaran yang Anda butuhkan untuk sampai ke Jakarta. bukan hanya biaya berangkat saja tetapi Anda perlu menyiapkan biaya pulang ke Banyuwangi.

 

Tanpa perencanaan yang matang saat Anda ingin berangkat ke Jakarta. Tanpa tahu tujuan yang jelas dan pasti, tentu tak akan ada biaya yang Anda siapkan. Maka, Anda telah melakukan kekonyolan. Begitu juga dengan madrasah.

 

Madrasah ini berdiri dan menyelenggarakan pendidikan setiap hari. Tentu, keberadaan madrasah mempunyai tujuan yang pasti. Baik tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Untuk mencapai tujuan ini tentu madrasah perlu menyiapkan sumber daya manusia yang andal dan tangguh. Bukan hanya insan yang pandai dan mempunyai nilai IP yang tinggi tetapi mereka adalah orangorang yang peduli dan memiliki karakter kuat. Sehingga dengan perencanaan dan persiapan yang matang, madrasah

 

68 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Anda akan mampu mencapai target dan goal yang sudah Anda tetapkan sebelumnya.

 

1. Pentingnya Visi Misi Bagi Madrasah

 

Kalau boleh penulis ibaratkan, madrasah ibarat sebuah perahu yang sedang melaju kencang. Tentu perahu melaju menuju goal, impian dan cita-citanya. Bayangkan saja, apa jadinya bila perahu yang melaju kencang tanpa tujuan? Banyak sekali kemungkinan yang akan terjadi. Mulai dari perahu kehilangan arah, kehabisan bahan bakar, penumpangnya mengalami kejenuhan dan lain sebagainya. Semua bisa terjadi karena satu alasan, tak ada visi misi yang jelas. Organisasi apapun perlu memiliki visi misi untuk mencapai tujuan. Baik tujuan jangka pendek, jangka menengah atau tujuan jangka panjang. Termasuk madrasah. Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang akan mencetak siswa siswi berkarakter, perlu memiliki visi misi yang jelas dan terarah. Sehingga apa yang tercantum dalam visi misi perusahaan bisa tercapai dengan baik.

 

2. Pengertian Visi Misi Dan Tujuan Madrasah

 

a. Pengertian Visi Madrasah

 

Visi adalah gambaran masa depan yang realistis dan ingin diwujudkan dalam periode waktu tertentu. Visi merupakan pernyataan terucap atau tertulis sebagai pernyataan proses manajemen saat ini untuk menjangkau masa depan (Akdon, 2006:94). Sedangkan Sinamo (1998:4) mendefinisikan visi sebagai apa yang didambakan organisasi untuk “dimiliki” atau diperoleh di masa depan (what do we want to have). Sedangkan misi adalah dambaan tentang kita

 

Leadership is Characters | 69

 

ini akan “menjadi” apa di masa depan (what do we want to be).

 

Agar efektif dan powerful, maka visi harus jelas, harmonis, dan kompatibel. Visi madrasah merupakan konsep perencanaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam periode tertentu. Visi misi penting bagi sebuah organisasi sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan organisasi. Visi selalu berorientasi pada masa depan. Tanpa memiliki visi misi yang jelas, maka sebuah organisasi terancam stagnan (diam di tempat) dan tak berkembang. Mereka tak punya sesuatu yang penting sebagai acuan untuk melakukan evaluasi dalam kegiatan organisasi dari waktu ke waktu. Madrasah penting memiliki visi misi yang jelas dan terukur. Tujuan utamanya sebagai pedoman dalam perjalanan untuk mencapai tujuan bersama.

 

Visi madrasah jadi kunci keberhasilan madrasah menjalankan aktivitas sehari-hari secara profesional. Madrasah perlu membuat dan menetapkan visi madrasah berdasarkan Permendiknas No.17 tahun 2007. Permendiknas ini menjelaskan bahwa setiap sekolah atau madrasah harus merumuskan dan menetapkan visi dan mengembangkannya menjadi misi dan tujuan madrasah yang jelas dan terukur.

 

b. Manfaat Visi Misi Madrasah

 

Manajemen madrasah tentu tak merasa penting membuat visi bila mereka tak tahu apa manfaat visi misi bagi madrasah jangka panjang. Ada beberapa manfaat visi misi bagi keluarga besar madrasah antara lain:

 

• Menjadi cita-cita dan impian segenap komponen madrasah

 

• Menjadi inspirasi, motivasi dan kekuatan bagi komponen madrasah

 

70 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

• Menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu madrasah

 

Bagaimana dengan visi misi madrasah kami? Berikut visi misi MTsN 3 Banyuwangi:

 

Misi yang jelas dan padat ini merupakan goal kami jangka panjang. Untuk mencapainya secara terukur, maka kami perlu memecahnya menjadi misi-misi yang lebih kecil lagi.

 

Misi MTsN 3 Banyuwangi adalah:

 

1. Meningkatkan kualitas tata kelola madrasah

 

2. Meningkatkan kualitas pembinaan kehidupan beragama

 

3. Meningkatkan kualitas pembinaan akademik dan non akademik

 

4. Meningkatkan kompetensi guru dan profesionalitas pegawai

 

5. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan

 

6. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterlibatan semua pihak tentang pentingnya lingkungan yang mendukung tercapainya kegiatan yang optimal

 

Kemudian kami menajamkan misi ini menjadi tujuan madrasah yang lebih jelas:

 

“Terwujudnya Madrasah Berprestasi, Islami Dan Berbudaya Lingkungan”

 

Leadership is Characters | 71

 

• Memotivasi siswa berprestasi, seimbang dalam bidang ilmu, pengetahuan dan agama. Menciptakan budaya mutu dan budaya prestasi di lingkungan madrasah. Mendorong dan mengembangkan prestasi peserta didik dalam bidang keimanan dan ketakwaan. Menumbuhkan sikap peserta didik, sadar, memiliki sikap disiplin, jujur dan berakhlakul karimah.

 

• Mendorong dan mengembangkan prestasi peserta didik dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

• Menciptakan lingkungan madrasah yang bernuansa Islami. Menumbuhkan sikap peserta didik agar memiliki kesadaran sosial, saling menghormati, saling menghargai dan saling membantu sesama

 

• Menyelenggarakan pendidikan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan profesional di bidang akademik dan non akademik serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

• Menciptakan pendidikan yang berbudaya terhadap lingkungan

 

Selanjutnya menjadikan visi misi dan tujuan Madrasah ini sebagai goal jangka panjang. Sehingga aktivitas apapun yang kami lakukan berkiblat pada visi misi ini. Segala kegiatan, mulai dari perencanaan program, pelaksanaan dan evaluasi tak kan jauh dari visi misi ini. Ibarat kereta api, ia akan selalu berjalan di atas rel. Sehingga kami yakin madrasah kami akan mencapai visi, misi dan tujuan dalam waktu yang direncanakan.

 

Untuk memastikan semua berjalan sesuai dengan rencana, maka kami membuat SOP (Standar Operating

 

72 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Procedure). Sehingga dalam menjalankan aktivitas madrasah memiliki bahasa yang sama. Setiap insan madrasah tak akan melakukan sesuatu di luar prosedur yang telah ditetapkan.

 

3. Membangun Goal Dan Impian Bersama

 

MTsN 3 Banyuwangi ibarat sebuah bahtera yang akan melaju menuju impian dan cita-cita. Untuk mencapai cita-cita ini kami membangun impian bersama. Impian kami terbagi menjadi impian jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Selanjutnya kami mengistilahkan impian ini dengan rencana kerja. Impian jangka pendek adalah Rencana Kerja Tahunan Madrasah (RKTM), yaitu rencana kerja yang berdurasi selama 1 tahun. Impian jangka menengah kami istilahkan dengan Rencana Kerja Madrasah (RKM) berdurasi 4 tahun.

 

a. Tujuan Penyusunan RKTM

 

Penyusunan RKTM memiliki tujuan yang jelas. Yaitu membantu tim manajemen madrasah membelanjakan anggaran secara bijaksana dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan madrasah selama 1 tahun. Membantu madrasah merespons tuntutan partisipasi masyarakat. Membantu madrasah meningkatkan keterbukaan dan akuntabilitas keuangan madrasah.

 

b. Manfaat RKTM

 

Ada banyak manfaat RKTM bagi madrasah. Di antaranya adalah:

 

Dalam rangka untuk mencapai target dan meningkatkan kualitas pendidikan dalam jangka pendek. Sebagai panduan bagi madrasah dalam

 

Leadership is Characters | 73

 

rangka memanfaatkan subsidi., baik subsidi dari pemerintah maupun non pemerintah. Sumber inspirasi bagi seluruh warga madrasah dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Menjadi tolak ukur keberhasilan madrasah dalam mengimplementasikan berbagai program dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan di madrasah.

 

G. Menjadi Madrasah Juara

 

Gol kami menjadi madrasah yang punya prestasi dan juara. Untuk menjadi madrasah juara maka banyak persiapan yang perlu dilakukan. Salah satunya adalah merekrut sumber daya manusia yang unggul. Karena kami ingin maju dalam bidang sains dan matematika dan menargetkan untuk memperoleh prestasi di bidang matematika dan sains, maka kami merekrut seorang guru yang berkompeten. Bukan sekedar sarjana tetapi seorang magister matematika dan sains.

 

Kami menyadari bahwa cita-cita kami ingin menang kompetisi/ olimpiade tingkat nasional. Maka kami benarbenar membuat perencanaan yang matang, eksekusi yang nyata. Salah satunya adalah merekrut anak-anak terbaik, yang memiliki kemampuan lebih di atas rata-rata. Lebih dari itu, mereka perlu memiliki semangat dan antusias belajar yang tinggi, peserta didik yang memiliki karakter, yang cerdas dan mempunyai kebiasaan belajar. Perlakuan madrasah pada anak-anak yang dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi ini berbeda dengan perlakuan kepada anak-anak lainnya. Bukan berarti membeda-bedakan peserta didik, tetapi kami memiliki

 

74 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

target yang tinggi yaitu mengikuti olimpiade nasional. Bukan sekedar ingin mengikuti tetapi ingin menjadi pemenang dalam kompetisi ini.

 

Penanganan pendidikan anak-anak yang akan mengikuti olimpiade berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Perbedaan ini mulai dari materi pelajaran, penempaan mental, beban belajar yang jauh lebih banyak. Untuk menerapkan semuanya, maka perlu memberikan perhatian khusus kepada mereka agar tidak mengalami kejenuhan dalam perjalanannya.

 

Anak-anak yang ikuti olimpiade akan memperoleh materi pelajaran treatment lebih banyak lagi dari guru pembimbing. Untuk mendalami materi pelajaran yang cukup banyak maka mereka perlu belajar rajin setiap hari dalam rangka untuk mengasah skill (keterampilan) dan kemampuan mereka belajar. Sehingga nyaris tiada waktu untuk santaisantai bagi mereka kecuali hari Minggu. Dalam seminggu dilakukan bimbingan intensif sebanyak 5 kali pertemuan di tempat guru pembimbing mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.

 

Mungkin bagi mayoritas orang ini sangat berat karena harus belajar secara intensif. Memang pada awalnya anakanak merasa berat tetapi dengan berjalannya waktu mereka mulai bisa beradaptasi. Memberikan motivasi kepada mereka bahwa tak ada yang mudah kecuali kita sungguh-sungguh dan mau memperbaiki diri.

 

Lebih dari itu, karena madrasah kami menjadi salah satu Madrasah riset, maka kami membuat perencanaan untuk riset siswa. Secara berkala kami kenalkan kepada mereka tentang pentingnya riset, manfaat riset dan cara melakukan

 

Leadership is Characters | 75

 

riset. Kami juga mengenalkan kepada mereka bagaimana cara melakukan riset. Mereka perlu tahu apa alasan mengapa perlu mengadakan riset lebih dalam lagi. Kami juga sudah mengenalkan kepada mereka tentang jurnal-jurnal riset. apa yang dilakukan oleh anak-anak di madrasah kami layaknya apa yang dilakukan oleh mahasiswa yang akan membuat laporan karya tulis.

 

76 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

FAKTOR KEBERHASILAN MENANG

 

MENGIKUTI OLIMPIADE

 

emepengalaman kami, ada banyak faktor yang menjadi penyebab dan wasilah MTsN 3 Banyuwangi memperoleh kemenangan dalam berbagai macam Kompetisi/ Olimpiade baik dalam skala kabupaten, provinsi, dan nasional. Di antaranya :

 

Siswa

 

Faktor paling utama agar bisa mencapai kemenangan dalam olimpiade adalah siswa itu sendiri. Dia menjadi aktor utama Olimpiade. Apakah dia memiliki kemampuan dasar, kecepatan belajar, kemampuan belajar, kemampuan beradaptasi. Untuk meraih prestasi sekolah setiap anak berpeluang meraih prestasi dan rangking di kelasnya. Tetapi untuk mengikuti Olimpiade dan berpeluang menang dalam olimpiade tak Semua orang punya kesempatan. Terlalu berat perjuangannya. Untuk mengikuti seleksi olimpiade harus

 

S

 

Leadership is Characters | 77

 

benar-benar memilih anak yang punya kemampuan, semangat belajar dan rasa optimisme yang tinggi.

 

Guru

 

Guru memiliki peran penting untuk mengubah perilaku dan pemikiran peserta didik ke arah pencapaian tujuan pendidikan. Kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru menjadi faktor penting dalam pencapaian prestasi siswa. Dengan kata lain prestasi belajar siswa adalah cerminan dari keberhasilan seorang guru dalam mengajar.

 

Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integratif, antara yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Dengan guru yang berkualitas akan menghasilkan prestasi siswa yang memuaskan.

 

Orang Tua

 

Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab utama dalam pendidikan anak. Orang tua berperan penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan mereka. Peranan orang tua antara lain memberi dorongan motivasi, membimbing belajar, memberi teladan yang baik, membangun komunikasi yang lancar, serta memberi fasilitas belajar.

 

A. Memahami Prinsip Dasar Materi

 

Pada prinsipnya seorang peserta yang akan mengikuti Olimpiade perlu memahami konsep dan prinsip-prinsip dasar materi. Mereka tak perlu menghafal semua rumus-rumus

 

78 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

yang ada tetapi mereka perlu mempunyai kemampuan belajar yang tinggi untuk memahami soal dan bisa memecahkannya secara mandiri. Untuk memahami dan menerapkan konsep dasar ini peserta didik minimal membutuhkan waktu yang panjang dan intensif agar bisa memahami. Sehingga persiapan untuk mengikuti

 

B. Soal Olimpiade Bersifat Random Acak dan Tak Bisa Ditebak

 

Olimpiade merupakan ajang kompetisi tingkat tinggi. Maka tak heran bila soal yang diberikan sulit bagi siswa-siswi kebanyakan. Karena materi soal yang muncul dalam olimpiade tak bisa ditebak, random dan cenderung sulit maka siswa perlu belajar sungguh-sungguh rajin setiap hari memperoleh pendampingan dan bimbingan dari guru, mendapat ridla orang tua dan konsisten dalam belajar.

 

C. Latihan Dan Latihan

 

Untuk berpeluang menang dalam olimpiade, maka siswa perlu melakukan latihan dan latihan. Seorang guru pembimbing lebih suka anak yang punya kemauan keras dan semangat belajar yang tinggi dan ambisi untuk menjadi juara dari pada anak yang cerdas tapi cenderung malas. Peserta didik membutuhkan perhatian lebih, dorongan semangat, dan terus dibangun impian dan cita-cita untuk meraih prestasi.

 

Bila ingin menang maka mempersiapkan segalanya sejak dini, perlu ditanamkan kepada siswa didik mental pemenang dan mental juara. Siswa yang sukses dan bisa

 

Leadership is Characters | 79

 

meraih prestasi itu tidak terlahir secara instan. Mereka bisa meraihnya karena proses panjang, mulai dari kesadaran untuk belajar dan kerja keras, pembiasaan belajar secara intensif setiap hari tanpa henti.

 

80 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

KUNCI PRESTASI TERBAIK, ADA PADA SOLIDITAS TEAM

 

A. Guru Sebagai Agent of Change

 

Pada prinsipnya setiap Guru madrasah adalah agent of change (agen perubahan). Mereka pelaku perubahan dan garda terdepan di dunia pendidikan. Mereka hadir di madrasah bukan sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan yang mereka paham. Tetapi lebih dari itu, mereka hadir di madrasah untuk menjadi bagian dari agen perubahan. Apa yang perlu Guru ubah? Guru perlu hadir untuk:

 

• Mengubah kebiasaan buruk siswa menjadi kebiasaan baik

 

• Mengubah sesuatu lemah menjadi kuat

 

• Mengubah siswa malas menjadi siswa yang punya semangat dan antusias untuk belajar

 

• Mengubah siswa malas menjadi siswa berprestasi.

 

Perubahan besar selalu dimulai dari diri sendiri. seorang Guru tidak akan mampu memberikan warna perubahan pada anak didiknya bila mereka sendiri tidak memiliki karakter untuk berubah.

 

Leadership is Characters | 81

 

Hasil akhir dari pendidikan bukan hanya siswa yang pandai, pintar dan punya banyak prestasi. Tetapi tujuan pendidikan adalah perubahan perilaku. Hal ini sebagaimana telah disampaikan oleh Sunaryo (1989) bahwa belajar merupakan suatu kegiatan di mana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan. Jadi, nilai bagus, rangking dan segudang prestasi akademik itu hanya bonus saja. Inti dari belajar adalah perubahan perilaku siswa.

 

B. Pentingnya Pendidikan Bagi Generasi Muda

 

Memiliki generasi yang mengenal pendidikan dan ilmu pengetahuan penting sekali bagi bangsa ini. Sebagaimana definisi pendidikan, pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar, sistematis untuk memotivasi, membina, membantu dan memilih peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Sehingga dia mampu mencapai kualitas diri yang lebih baik(Tatang, 2012: 14).

 

Lebih lanjut, Basri (2007:34) mengatakan bahwa inti dari pendidikan adalah proses pendewasaan seseorang. Baik dari sisi lahir maupun batin. Baik oleh dirinya sendiri maupun oleh orang-orang lain. Sehingga karena posisi seorang guru adalah agen perubahan, maka mau tidak mau dia harus berubah terlebih dahulu. Seorang guru perlu memiliki karakter yang kuat. Mereka perlu memiliki niat yang tulus dan ikhlas untuk mengajar dan mengubah perilaku siswa dan anak didiknya. Guru perlu memiliki tekad yang kuat untuk menjadi teladan bagi peserta didiknya. Mereka juga perlu

 

82 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

memiliki stok sabar yang melimpah saat menghadapi segala tingkah laku siswa-siswinya yang tak sesuai dengan apa yang dia harapkan.

 

Kabar baiknya, seorang Guru tidak menjalankan semuanya sendirian. di madrasah ada banyak Guru yang memiliki niat dan tujuan yang sama. Maka mereka harus saling menguatkan satu sama lain. Sehingga pada akhirnya pendidikan yang berkualitas akan melahirkan peserta didik yang memiliki kemerdekaan berpikir, berani mengungkapkan pendapat, mampu bertindak dengan benar dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Lebih dari itu, mereka mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam setiap tindakannya. Hal ini sebagaimana undang-undang nomor 14 tahun 2005 yang menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.

 

Dalam pendidikan Islam seorang guru biasa disebut dengan mudarris. Yaitu orang yang memiliki kepekaan intelektual. Mereka selalu memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan. Selalu berusaha untuk mencerdaskan peserta didiknya dan memberantas kebodohan mereka. Mereka juga melatih siswanya dengan keterampilan-keterampilan yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan dasar yang mereka miliki. Sehingga diharapkan di bawah bimbingan seorang guru, seorang peserta didik akan memperoleh ilmu dan pengetahuan yang cukup serta mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk bisa mewujudkan semuanya, maka seorang Guru perlu terus belajar, menambah wawasan dan menjadikan long life education sebagai bagian dari

 

Leadership is Characters | 83

 

hidupnya. Belajar sepanjang masa adalah motto terbaik seorang guru. Sehingga dengan bekal ilmu pengetahuan dan wawasan ke dalaman berpikir dan kedewasaan seorang Guru akan mampu mengarahkan peserta didiknya menjadi lebih baik unggul dan berprestasi.

 

C. Strategi Meningkatkan Peran Guru Sebagai Agen Perubahan Agent Of Change

 

Tugas seorang guru sebagai agen perubahan adalah tugas yang sangat mulia. Pada sisi yang lain tugas ini sangat berat untuk mereka pikul sendirian. Maka, dibutuhkan strategi dalam rangka untuk meningkatkan peran guru sebagai agen perubahan (Agent of Change).

 

Ada beberapa langkah strategis yang bisa kita lakukan dalam rangka untuk meningkatkan peran guru di madrasah sebagai agen perubahan (Agent of Change). Di antaranya adalah:

 

1) Membangun Kualitas Dan Mentalitas Guru

 

Untuk mampu mengemban amanat sebagai agen perubahan (Agent of Change), guru memerlukan mentalitas yang kuat dan kukuh. Maka mereka perlu memperoleh pembinaan dan pelatihan secara berkala. Mulai dari motivasi mengajar, pelatihan spiritual dan pendalaman materi psikologi pendidikan.

 

Pelatihan-pelatihan ini dilaksanakan oleh madrasah dalam rangka untuk membangun konsistensi guru sebagai pendidik untuk mengembangkan diri dan pribadi mereka.

 

Di antaranya adalah:

 

84 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

a) Prinsip selalu belajar (learning principle)

 

b) Prinsip kebutuhan untuk berprestasi (need achievement principle)

 

c) Prinsip kepemimpinan (leadership principle)

 

d) Prinsip orientasi hidup ke depan (vision principle)

 

e) Prinsip menjadi pencerah dalam kehidupan (well organized principle)

 

Dikutip dari buku Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual (ESQ) karya Ary Ginanjar Agustian.

 

Bila seorang Guru mampu menginternalisasikan 5 prinsip ini, maka mereka akan mempunyai kapasitas untuk berbuat dan bertindak sebagai agen perubahan (Agent of Change) di madrasah.

 

2) Menyadari Tugas Masing-masing Guru dan Tenaga Kependidikan

 

Setiap guru dan tenaga kependidikan perlu menyadari tugas mereka masing-masing. Kepala madrasah, guru dan tenaga kependidikan merupakan satu kesatuan dalam bangunan utuh yang ada di madrasah. Maka, mereka mau tak mau harus berkolaborasi, bersatu, saling membantu untuk mewujudkan madrasah yang visioner, maju dan berprestasi. Ibarat sebuah bangunan. Masing-masing bagian memiliki tugas dan manfaat. Salah satu faktor penting bangunan adalah fondasi. Sepintas, fondasi bangunan tak tampak oleh mata. Tetapi ternyata, dia memiliki fungsi yang paling vital. Yaitu menahan dan menyangga seluruh bagian yang ada di atasnya. Maka, untuk membangun bangunan yang kokoh dan tahan gempa, maka fondasi harus kuat dan kokoh. Pilar jadi

 

Leadership is Characters | 85

 

penopang dari seluruh bangunan. Bila ingin membangun sebuah bangunan lantai 3, maka harus menguatkan pilar. Begitu juga dengan bagian lain dari sebuah bangunan. Mereka saling melengkapi satu sama lain.

 

Begitu juga dalam bangunan madrasah. Setiap bagian madrasah punya tugas dan fungsi masing-masing. Setiap orang harus fokus menyelesaikan tugas dan kewajibannya hingga tuntas. Sehingga setiap orang fokus memperbaiki diri dan ingin mempersembahkan yang terbaik untuk madrasah. Bukan saling menyalahkan, mencurigai dan menjatuhkan.

 

3) Guru Perlu Menguasai Materi Dan Kompetensi

 

Seorang guru bukan sekedar orang yang usianya lebih tua dari muridnya tetapi mereka adalah orang-orang yang menguasai kompetensi dan keahlian dalam bidang tertentu. Karena seorang guru perlu menguasai materi dan kompetensi tertentu, maka tidak semua orang berpeluang menjadi Guru. Banyak lulusan Fakultas Pendidikan setiap tahun tetapi tak semuanya mampu dan memiliki kompetensi untuk mengajar. Sehingga banyak lulusan perguruan tinggi yang tak terserap dalam lembaga pendidikan. Sehingga seorang Guru perlu memiliki kecakapan dan kompetensi tertentu. Tujuan utamanya agar kehadiran mereka membawa perubahan perilaku.

 

F. Pengertian Kompetensi Guru

 

Sebelum kita membahas tentang kualitas siswa. Lebih dulu kita bahas apa pengertian kompetensi guru. Apakah pengertian kompetensi guru itu? Berikut beberapa pandangan pakar pendidikan tentang kompetensi guru.

 

86 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Usman (1994:1) menjelaskan bahwa kompetensi adalah sesuatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang. Baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi tak hanya mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap saja. Namun, lebih penting dari itu, kompetensi adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pekerjaan.

 

Sedangkan Syah (2000:230) menjelaskan bahwa kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhi syarat Menurut ketentuan hukum. Selanjutnya dia menjelaskan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Sehingga Kompetensi profesional seorang guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya.

 

Seorang guru yang kompeten dan profesional merupakan seorang guru yang lihai dan piawai dalam melaksanakan profesinya. Sehingga boleh dibilang, kompetensi guru adalah penguasaan hanya terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir, bertindak saat menjalankan profesi sebagai guru.

 

Menurut undang-undang nomor 14 tahun 2005 kompetensi yang wajib dimiliki guru ada 4, yaitu:

 

1. Kompetensi pedagogik

 

2. Kompetensi profesional

 

3. Kompetensi kepribadian

 

4. Dan kompetensi sosial

 

Leadership is Characters | 87

 

Dari empat kompetensi ini, kompetensi pedagogik menempati kompetensi yang paling utama dari 3 kompetensi lainnya. Mengapa? Karena kompetensi pedagogik merupakan kompetensi tentang seni mendidik dan mengajar. Bagaimana seorang guru mampu membimbing dan mendampingi peserta didik sesuai dengan perkembangannya. Ada beberapa kompetensi pedagogik yang perlu guru kuasai antara lain adalah:

 

1. Pemahaman Terhadap Peserta Didik

 

Seorang guru tak cukup hanya menguasai materi dan pelajaran saja. Lebih dari itu, mereka perlu memiliki pemahaman psikologi perkembangan anak. Sehingga mereka mampu melakukan pendekatan persuasif yang tepat terhadap anak didiknya. Perlu kita sadari bahwa tak semua anak itu punya sifat penurut terhadap Gurunya. Banyak dari mereka yang berlatar belakang orang tua kurang mampu, pas-pasan dan hidup dalam keterbelakangan. Sehingga latar belakang ini membuat mereka menjadi anak yang kurang memperoleh perhatian. Sebagai anak yang kurang memperoleh perhatian, maka mereka, tanpa mereka sadari berusaha mencari perhatian guru di sekolah. Kabar buruknya, mereka mencari perhatian dengan cara yang kurang tepat. Misalnya saja, mereka membuat kegaduhan di ruang kelas. Mereka membully temannya di halaman kelas. Tak jarang mereka ngerjain temannya yang sedang asyik belajar. Melihat kondisi mereka ini, seorang guru perlu melihat dengan kacamata psikologi dan tidak melihat dengan emosi.

 

Bila seorang guru tidak menguasai ilmu pengembangan diri dan psikologi, maka saat melihat anak yang bersikap frontal seperti ini, mereka akan memberikan respons keras,

 

88 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

marah dan jengkel. Ujung-ujungnya, mereka akan memberi hukuman. Respons berupa hukuman ini tak akan memberi solusi dan dampak positif. Sebaliknya, respons ini akan membuat mereka semakin menjadi-jadi. Mereka akan semakin nakal, semakin brutal dan semakin berani berbuat onar di sekolah. Seorang guru yang memiliki pemahaman psikologi dan pengembangan diri tentang anak akan melakukan pendekatan persuasif. Mereka akan mengajak mereka berbicara dari hati ke hati. Berusaha mendengar keluh kesah mereka. Berempati dan ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Memang dalam praktiknya tak semudah itu. Ada banyak tantangan dalam rangka menundukkan jiwa anak-anak agar sepenuh hati mau duduk, mendengarkan dan memperhatikan apa yang guru sampaikan di dalam kelas.

 

2. Merancang Pembelajaran Yang Menarik

 

Seorang Guru perlu merancang pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didiknya. Sepandai apapun seorang guru, bila tak mampu menghadirkan suasana yang nyaman saat belajar, maka siswa-siswinya akan mudah bosan. Dalam rangka membuat rancangan pembelajaran ini, guru perlu memahami landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran serta menentukan strategi pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

 

Sehingga diharapkan pembelajaran yang dia berikan betul-betul bisa diterima oleh peserta didik dengan baik. akhirnya mereka bisa memahami apa yang guru sampaikan tanpa kendala.

 

Leadership is Characters | 89

 

3. Melaksanakan Pembelajaran yang Efektif dan Efisien

 

Setelah membuat perencanaan pembelajaran, seorang guru perlu segera melaksanakan pembelajaran dalam kelas. Dalam proses pembelajaran ini, seorang guru perlu menata latar, setting, tempat pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi nyaman, kondusif dan menyenangkan. Sebuah pertanyaan besar yang perlu guru renungkan “Bagaimana caranya agar saat dia masuk ke dalam kelas, siswa-siswi dan peserta didiknya semangat dan antusias menyambut kedatangannya. Bukan malah sebaliknya, saat dia datang mereka cemberut dan murung karena merasa tertekan dan tak nyaman”. Mampu menjawab pertanyaan ini akan menghadirkan pembelajaran yang aktif, hidup dan penuh makna. Sehingga anak-anak tak merasa ada di dalam kelas pembelajaran tetapi sedang merasa asyik bermain.

 

4. Melakukan Evaluasi Pembelajaran Secara Berkala

 

Dalam proses pembelajaran di kelas, tentu ada beberapa hal yang terjadi di luar dugaan. Sering, kan? Maka, guru perlu melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar ini. Sehingga dari evaluasi ini, guru bisa mengambil kesimpulan mana metode pembelajaran yang proven (terbukti) saat dijalankan. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat dan menilai sejauh mana daya serap peserta didik saat proses belajar mengajar dalam rentang waktu tertentu.

 

Untuk melakukan evaluasi pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu guru tahu. Di antaranya adalah:

 

90 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

a) Komprehensif

 

Prinsip evaluasi pembelajaran yang pertama adalah komprehensif. Komprehensif artinya menyeluruh. Evaluasi pembelajaran dilakukan secara menyeluruh pada semua aspek. Mulai dari aspek kognitif, afeksi dan psikomotorik. Seorang peserta didik yang menonjol dalam bidang kognitif terkadang lemah dalam bidang motorik. Misalnya saja, anak yang bagus nilai sains, dia kurang bagus dalam olahraga. Begitu juga sebaliknya, anak yang menonjol olahraga, mereka lemah pada sisi pelajaran sains (kognitif).

 

b) Adil dan Objektif

 

Prinsip evaluasi harus memenuhi prinsip keadilan dan objektivitas untuk semua siswa. Semua siswa memiliki perlakuan yang sama dalam proses evaluasi ini. Sehingga tak ada diskriminasi karena ras, suku, bahasa dan agama. Contohnya apa? Misalnya, peserta didik yang beda bahasa mendapat nilai buruk. Sedangkan mereka yang memiliki kesamaan bahasa memperoleh nilai bagus. Ketidakadilan ini akan melahirkan kecemburuan dan kesenjangan antara guru dengan peserta didik dan antar peserta didik itu sendiri.

 

c) Kontinuitas

 

Evaluasi pembelajaran perlu dilakukan secara kontinu dan berkelanjutan sehingga menghasilkan kesimpulan akhir yang tepat. Dalam proses menilai dan mengukur siswasiswinya, guru perlu membandingkan kemampuan mereka sekarang dengan kemampuan mereka kemarin dan hasil yang akan datang. Sehingga Guru bisa menilai perkembangan mereka dalam kurun waktu tertentu apakah mengalami peningkatan atau penurunan. Langkah evaluasi

 

Leadership is Characters | 91

 

ini sangat berguna untuk menilai apakah metode mengajar yang digunakan sudah tepat atau belum.

 

d) Kooperatif

 

Evaluasi pembelajaran bukan hanya dilakukan oleh seorang guru saja. Tetapi evaluasi ini perlu dilakukan oleh semua Guru. Semua guru, guru BK, guru BP melakukan evaluasi yang sama. Untuk menghasilkan evaluasi yang kooperatif ini perlu membangun komunikasi yang baik dan terbuka.

 

e) Praktis

 

Evaluasi yang dilakukan oleh madrasah harus menerapkan prinsip praktis dan efisien. Artinya proses evaluasi perlu menggunakan alat yang mudah dan sederhana. Sehingga siswa bisa memahami apa yang dimaksud oleh Guru. Misalnya saja, evaluasi tertulis menggunakan soal yang mudah dan bahasa yang sederhana. Bila guru melakukan evaluasi dengan soal yang sulit dan bahasa yang rumit, maka evaluasi berpeluang tak menunjukkan hasil yang relevan. Sehingga hasilnya bias.

 

Menjalankan tahapan evaluasi dengan prinsip-prinsip ini akan membantu Guru menemukan solusi terbaik dalam rangka mengantarkan mereka menuju prestasi dan pendidikan yang berkualitas.

 

5. Mengembangkan Peserta Didik

 

Seorang Guru hadir dalam kelas dalam rangka untuk membantu mengembangkan keterampilan dan kecakapan peserta didiknya. Maka seorang guru perlu memfasilitasi peserta didiknya untuk mengembangkan berbagai potensi mulai dari potensi akademik potensi non akademik.

 

92 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Sebenarnya setiap siswa punya potensi dalam diri mereka. Mulai dari potensi tumbuh dan berkembang, potensi belajar dan potensi untuk menjadi seorang yang sukses. Maka, muncul sebuah pertanyaan “Bagaimana peran seorang guru dalam rangka untuk membantu mereka mencapai potensi ini?”

 

Seorang guru hadir dalam kehidupan siswa dalam rangka untuk membantu menemukan potensi dan mengembangkannya secara maksimal.

 

Berikut beberapa tahapan yang bisa guru lakukan untuk membantu mengembangkan potensi peserta didiknya:

 

a) Membangun Keterampilan Dan Pengetahuan Mereka

 

Seorang guru perlu menggali pengetahuan dan kemampuan apa yang sudah dimiliki siswa. Sehingga guru bisa fokus membantu dan mengembangkan potensi pengetahuan ini. Tentu pengetahuan ini sesuai dengan bakat dan minat mereka. Bila sudah menemukan potensi pengetahuan ini, maka guru bisa mengeksplorasi cara kreatif untuk membantu mengembangkan potensi mereka ini secara maksimal.

 

b) Memberikan Motivasi Dan Dorongan Dari Dalam Diri Mereka Sendiri

 

Biasanya guru memberikan motivasi dan dukungan agar mereka semangat dalam belajar. Padahal, sebenarnya mereka punya potensi pengetahuan untuk berkembang dan bertumbuh. Seorang guru perlu menggali apa motivasi yang berpeluang mendorong anak punya minat dan semangat untuk belajar. Motivasi ini lebih penting karena muncul dari dalam dirinya. Dan kabar baiknya, motivasi

 

Leadership is Characters | 93

 

jenis ini lebih langgeng dan tahan lama. Sehingga mereka tak mudah bosan dalam belajar. mereka tak mudah malas saat menemui kesulitan dalam belajar.

 

c) Mengajarkan Pola Berpikir Untuk Berkembang Manusia memiliki naluri mempertahankan diri. Maka, guru perlu menumbuhkan naluri ini dalam diri siswanya. Saat naluri mempertahankan diri ini ada dalam diri mereka, Maka mereka akan memiliki pola pikir untuk bertumbuh dan berkembang. Mereka akan terpikir untuk belajar tanpa menunggu perintah orang tua. Mereka akan merasa bahwa belajar merupakan kebutuhan bagi mereka. Sehingga mereka akan sadar bahwa belajar jadi bagian dari hidupnya. Bila kondisinya seperti ini, maka prestasi, kesuksesan hanya menunggu momentum saja.

 

d) Menentukan Tujuan dan Target

 

Guru sering menemukan ada peserta didik yang malas dalam belajar. Ini fakta yang tak terbantahkan. Melihat kondisi seperti ini, tak bisa serta-merta kita menyalahkan mereka. Mereka adalah anak-anak yang sedang bertumbuh dan berkembang. Adakalanya mereka malas karena mereka tak tahu apa tujuan belajar. Mereka belum tahu manfaat membaca dan belajar. Akhirnya yang muncul hanya perasaan malas dan bosan. Sebaliknya, bila mereka tahu manfaat dan tujuan belajar, maka mereka akan semangat dalam belajar. Mereka akan rela menghabiskan waktunya untuk membaca dan memahami apa yang guru sampaikan melalui buku.

 

Guru menyampaikan kepada siswa bahwa belajar akan membuat mereka menjadi anak yang cerdas, pandai dan pintar. Mereka akan memiliki kemampuan yang tak

 

94 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

dimiliki oleh anak lain seusianya. Lebih dari itu, mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan, mereka bisa mendapatkan beasiswa, bisa kuliah gratis hingga ke luar negeri. Tahu manfaat belajar ini akan membuat mereka rela menghabiskan waktunya untuk belajar. Apalagi bila mereka tahu bahwa belajar adalah pembeda Abadi antara manusia dengan makhluk Allah yang lainnya. Belajar akan mendapatkan Rida Allah, memperoleh pahala dan menghapuskan dosa-dosa. Bila mereka tahu manfaat luar biasa ini, mereka akan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk belajar. Mereka akan memasang target belajar. Sehingga tak ada waktu yang tersisa kecuali untuk belajar.

 

e) Melibatkan Orang Tua

 

Guru tak bisa mengembangkan potensi siswanya sendirian. Mereka perlu memperoleh dukungan penuh dari orang tua. Bukankah orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak saat di rumah. Dan anak jauh lebih lama bersama orang tua daripada di sekolah bersama guru. Maka, melibatkan orang tua dalam rangka mengembangkan potensi anak adalah sebuah keniscayaan. Bukan hanya itu, orang tua juga perlu tahu apa yang diinginkan oleh Guru dalam proses belajar mengajar. Sehingga melibatkan orang tua akan membantu madrasah mencapai visi, misi dan tujuan lebih mudah dan lebih cepat.

 

f) Kompetensi Kepribadian

 

Seorang guru perlu memiliki kompetensi kepribadian yang unggul. Yaitu kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian sosok guru yang stabil, dewasa, berwibawa, arif dan bijaksana. Sehingga dia akan hadir sebagai sosok

 

Leadership is Characters | 95

 

yang mampu untuk menjadi teladan nyata bagi peserta didiknya.

 

Ciri-ciri seorang guru yang profesional memiliki kompetensi kepribadian yang bagus. PP. nomor 19 tahun 2015 tentang Sisdiknas menjelaskan bahwa kompetensi kepribadian guru merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana sehingga menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

 

Seorang guru yang memiliki kompetensi dan kemampuan mampu mengelola kelas dan pembelajaran lebih baik. Mereka akan mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan peserta didiknya dengan cara yang elegan. Pendidik yang menguasai kompetensi kepribadian yang andal akan mampu membantu mengembangkan karakter peserta didik. Pendidik yang baik memiliki penampilan yang bagus sehingga secara psikologis membuat peserta didik berkesan dan tambah yakin untuk belajar.

 

G. Indikator Mengukur Kompetensi Kepribadian Guru

 

Kompetensi kepribadian guru bukan sesuatu yang bias tetapi bisa kita ukur dengan parameter tertentu. Inilah beberapa parameter untuk mengukur kompetensi kepribadian guru sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007:

 

96 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

• Bertindak Sesuai Dengan Norma Agama, Hukum Sosial Dan Kebudayaan Nasional

 

Norma merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Manusia tak bisa lepas dari norma dalam berinteraksi dengan sesama. Baik norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan. Salah satu prinsip penerapan norma adalah menghargai peserta didik sesuai dengan latar belakang mereka.

 

• Tampil Sebagai Pribadi yang Jujur Dan Berakhlak Mulia

 

Seorang guru yang memiliki kompetensi kepribadian unggul tampil sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan bisa jadi teladan bagi peserta didiknya. Mereka memiliki perasaan yang tenang, jiwa yang lapang, rendah hati dan bisa memahami orang lain. Seorang Guru juga perlu memiliki Akhlak yang mulia. Akhlak ini tercermin dalam sikap, perilaku dan sopan santun yang luhur. Akhlak mulia ini akan memancarkan keteladanan yang nyata bagi peserta didiknya. Sehingga tanpa perlu menyuruh anak untuk meneladani guru, mereka melihat guru sebagai teladan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

 

• Tampil Sebagai Pribadi yang Mantap, Stabil, Dewasa, Arif Dan Berwibawa

 

Seorang guru yang memiliki kepribadian profesional, mereka memiliki sikap yang mantap dan stabil. Walaupun mereka memiliki derajat yang tinggi sebagai seorang Guru, mereka tetap rendah hati, murah senyum dan mudah memaafkan orang lain. Mereka juga memiliki pendirian yang Kukuh, tak mudah berubah. Jiwa mereka stabil tak mudah menyalahkan orang lain. Seorang guru yang

 

Leadership is Characters | 97

 

memiliki sikap dewasa, mereka mampu menahan diri dan mengendalikan diri dalam berbagai situasi. Sehingga mereka akan menjadi orang yang bijaksana, mudah berempati dan bersimpati terhadap peserta didiknya.

 

H. Kompetensi Profesional

 

Kompetensi yang tak kalah menarik untuk menghasilkan guru yang berkualitas dan berkompeten adalah kompetensi profesional. Apakah kompetensi profesional itu? Kompetensi profesional adalah penguasaan seorang guru terhadap materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Penguasaan ini mencakup penguasaan materi, kurikulum serta mata pelajaran yang ada.

 

a) Menguasai Materi Dan Pelajaran

 

Setiap Guru tentu ingin menghadirkan suasana belajar yang asyik dan menyenangkan. Anak-anak semangat dan antusias menyimak apa yang guru sampaikan. Guru juga tambah semangat karena apa yang mereka sampaikan memperoleh respons positif dari peserta didiknya. Gayung pun bersambut. Mereka sama-sama menikmati proses pembelajaran dengan puas dan bahagia. Inilah kondisi pembelajaran yang ideal di dalam kelas. Hasilnya, pembelajaran yang menyenangkan. 1 jam pelajaran rasanya kurang karena masing-masing merasa gembira. Bagaimana agar pembelajaran bisa begitu menyenangkan? Salah satu kuncinya, guru perlu menguasai materi pelajaran. Untuk menguasai materi pelajaran, maka guru perlu punya konsep, struktur serta pola pikir keilmuan yang akan membantu mendukung pelajaran yang diampunya.

 

98 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

b) Manfaat Menguasai Materi Pembelajaran

 

Bila seorang guru menguasai materi pembelajaran, tentu mereka semakin PD (Percaya Diri) menyampaikan materi di hadapan peserta didiknya.

 

c) Mampu Menyampaikan Materi Dengan Mudah

 

Seorang Guru yang menguasai materi pembelajaran dengan baik, tentu dia akan memiliki sudut pandang yang berbeda. Dia mampu menyampaikan materi dengan teratur dan terstruktur. Pendek kata, dengan menguasai pembelajaran, maka guru mampu menyampaikan sesuatu yang rumit menjadi mudah, sesuatu yang sulit menjadi gampang. Sebaliknya, guru yang tidak menguasai materi, maka dia akan menyampaikan materi tanpa struktur yang pasti, keterangannya berputar-putar, penjelasannya bikin orang pusing. Bisa jadi, siswanya tak mampu memahami pelajaran bukan karena pelajaran yang sulit tetapi karena keterangan guru yang rumit.

 

d) Kegiatan Belajar Mengajar Efektif Dan Sistematis

 

Seorang guru yang menguasai materi pembelajaran, maka dia akan mampu menyampaikan materi dengan sistematis dan efektif. Ia tak kan menyampaikan sesuatu yang tak dipahami. Sehingga apa yang disampaikannya adalah saat yang penting dan krusial.

 

e) Kegiatan Pembelajaran Menyenangkan

 

Saat guru menyampaikan materi dengan jelas, singkat dan padat, maka kegiatan pembelajaran akan menyenangkan. Guru menyampaikan materi dengan riang gembira tanpa beban, siswa menyimak dan mendengarkan pemaparan guru dengan bahagia. Jadilah pembelajaran kelas menyenangkan dan menggembirakan.

 

Leadership is Characters | 99

 

I. Guru Juga Perlu Belajar

 

Belajar merupakan sebuah karakter yang perlu ada dalam diri seorang guru. Walaupun mereka sudah lulus kuliah, memperoleh gelar sarjana, magister, doktor bahkan profesor belajar tetap penting bagi mereka. Bahkan, semakin tinggi gelar seseorang, semakin cinta mereka pada ilmu pengetahuan. Bagi mereka ilmu pengetahuan adalah kehidupan mereka. Hal ini selaras dengan apa yang pernah disampaikan oleh Ustaz Khayun Amar Zain “Tak bertambah ilmuku kecuali bertambah pula kebodohanku”. Artinya ketika seseorang belajar, maka akan bertambah ilmunya. Semakin bertambah ilmunya, dia semakin bertambah rasa penasarannya. Sehingga baginya tak ada kata berhenti untuk membaca dan belajar. Boleh dibilang, ilmu pengetahuan seperti air laut. Semakin diminum, semakin haus.

 

Karakter belajar dan membaca ini perlu masuk dalam alam bawah sadar seorang Guru. Agar ruh dan semangat belajar ini menular energinya kepada siswanya. Bayangkan saja, bagaimana mungkin seorang siswa mempunyai semangat dan antusias belajar yang tinggi bila gurunya tak punya semangat belajar yang tinggi pula. Semangat belajar adalah energi. Energi ini akan mengalir pada orang yang ada di sekitarnya. Seorang guru hebat tak selalu punya gelar tinggi dan menguasai segala materi. Lebih dari itu, seorang guru hebat adalah seorang guru yang mampu menyalurkan energi positifnya pada peserta didiknya.

 

1. Belajar atau Mengajar

 

Mana yang perlu didahulukan? Bagi seorang guru, belajar adalah kebutuhan. Sedangkan mengajar adalah kewajiban dan tanggung jawab. Maka, keduanya tak bisa dipisahkan

 

100 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

tetapi saling melengkapi. Dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang guru, maka guru perlu mendalami materi pelajaran. Sehingga mereka butuh belajar dan menyempatkan waktu terbaik untuk membaca berbagai macam buku dan referensi. Saat guru menguasai materi dengan baik. Maka dia bisa mengajar dan menyampaikan materi pelajaran dengan baik dan nyaman. Sedangkan belajar akan menambah wawasan pengetahuan dan memperkaya materi. Sehingga kegiatan belajar mengajar tak membosankan tetapi menjadi menyenangkan dan menggembirakan.

 

2. Guru Tak Sekedar Mengajar, Mereka Juga Perlu

 

Belajar

 

Bila ingin menghasilkan pendidikan madrasah yang berkualitas, maka guru perlu belajar. Belajar adalah bagian tak terpisahkan dalam kehidupan seorang guru. Pemerintah melalui Dispendik telah merumuskan apa saja tugas seorang guru. Berikut beberapa tugas Guru:

 

a) Tugas Pokok Seorang Guru

 

Sebagaimana yang sudah penulis sajikan pada pembahasan sebelumnya. Tugas utama seorang guru bukan sekedar datang dan mengajar di dalam kelas. Lebih dari itu, seorang guru perlu hadir untuk memberikan motivasi, inspirasi dan teladan nyata bagi murid-muridnya. Materi bisa dipelajari dari buku. Pelajaran bisa dipahami dengan membaca dan mengulanginya. Tetapi akhlak dan kemuliaan budi tak bisa didapat kecuali dengan contoh dan perilaku seorang guru. Dalam tahapan ini, seorang Guru bukan

 

Leadership is Characters | 101

 

sekadar mengajarkan ilmu tetapi memberikan contoh dan teladan nyata kepada peserta didiknya.

 

b) Tugas Pokok Seorang Guru Menurut UndangUndang

 

Menurut undang-undang nomor 14 tahun 2015 tentang guru dan dosen. Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik Pada Pendidikan Anak Usia Dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Itulah amanat undang-undang yang dibebankan ke pundak kita para Guru tanpa terkecuali. Jadi tugas pokok seorang guru adalah:

 

• Merencanakan Pembelajaran

 

Sebelum datang ke kelas untuk mengajar, seorang Guru perlu merencanakan pembelajaran yang matang. Mengapa perlu merencanakan pembelajaran? Agar materi yang beliau sampaikan mudah diterima oleh peserta didik. akhirnya menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan dan tak membosankan. Sehingga peserta didik bisa memperoleh ilmu pengetahuan dan pemahaman yang mendalam.

 

• Melaksanakan Pembelajaran

 

Setelah merencanakan pembelajaran, tentu seorang guru akan melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran perlu bersifat terbuka, nyaman dan menyenangkan. Seorang guru perlu berpikir keras bagaimana agar peserta didik bisa memahami apa yang dia sampaikan. Sehingga guru perlu menghadirkan suasana pembelajaran yang inovatif, kondusif, tenang dan jauh dari keributan.

 

102 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

• Menilai Hasil Pembelajaran

 

Selanjutnya guru perlu melakukan penilaian dari proses pembelajaran yang sudah dilakukannya. Apakah proses belajar mengajar sudah sesuai dengan standar pembelajaran?

 

Apakah peserta didik bisa menerima apa yang dia sampaikan?

 

Adakah penghambat komunikasi antara dia dengan peserta didiknya?

 

Dengan melakukan evaluasi ini, maka seorang Guru akan mampu memperbaiki diri. Dia akan menemukan apa yang kurang tepat sehingga tak terulang kembali pada hari berikutnya. Sehingga setiap hari akan terjadi perbaikan dari hasil evaluasi pembelajaran di kelas.

 

3. Membimbing Dan Melatih Peserta Didik

 

Tugas seorang guru bukan memintarkan dan membuat anak pandai. Karena pada prinsipnya setiap anak itu mempunyai kecerdasan masing-masing. Maka, tugas utama seorang guru adalah hadir memberikan bimbingan dan pelatihan kepada siswanya. Sehingga dalam jangka panjang, mereka jadi anak yang mandiri dalam belajar. Mereka menyadari bahwa belajar adalah aktivitas yang penting dan menyenangkan. Sehingga pada akhirnya anak mempunyai karakter belajar yang kuat dan melekat dalam dirinya.

 

Lebih dari itu, belajar adalah aktivitas untuk mengisi nutrisi otak agar menjadi orang yang mengerti, memahami dan memiliki karakter unggul. Sehingga dia akan mampu

 

Leadership is Characters | 103

 

menyelesaikan masalahnya sendiri secara mandiri. Berbekal ilmu pengetahuan ini mereka akan menjadi pribadi yang luar biasa, bertumbuh dan berkembang.

 

4. Manfaat Menguasai Materi Belajar

 

Sebelum masuk ke dalam kelas untuk mengajar, seorang guru perlu menguasai materi apa yang akan dia sampaikan hari itu. Tujuan utamanya agar siswa mampu menerima, mencerna dan memahami apa yang dia sampaikan dengan mudah. Ibarat seorang ibu yang memasak di dapur, dia perlu memahami apa yang ingin dia masak. Alat apa yang akan dia gunakan untuk memasak dan bahan-bahan untuk memasak. Tanpa memahami itu semua, maka, masakannya akan terasa hambar dan jauh dari kata enak.

 

Berikut beberapa manfaat guru menguasai materi pembelajaran:

 

a) Menyampaikan Materi Pelajaran Dengan Mudah

 

Saat seorang guru menguasai materi secara mendalam, maka dia akan mampu menyampaikan materi pada peserta didiknya dengan mudah. Bila Guru menyampaikan materi dengan mudah, maka siswa akan mudah menerima, menangkap dan memahami apa yang dia sampaikan. Bila siswa mampu menerima, menangkap dan memahami apa yang guru sampaikan dengan baik, maka proses pembelajaran berlangsung dengan sukses.

 

b) Proses Pembelajaran Berlangsung Sistematis

 

Seorang guru yang menguasai materi pembelajaran, maka dia akan menyampaikan pelajaran dengan riang gembira, terstruktur dan sistematis. Sehingga berpeluang meningkatkan prestasi siswanya. Sesekali

 

104 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

guru bisa mengisahkan cerita inspiratif dalam rangka untuk memberikan teladan dan hikmah tentang kisah orang-orang terdahulu yang sukses, saleh dan mulia.

 

c) Proses Kegiatan Belajar Mengajar Menjadi Lebih Efektif Dan Efisien

 

Seorang guru yang menguasai materi pembelajaran dengan baik, maka akan mampu menyampaikan materi dengan efektif dan efisien. Dia tak kan menyampaikan materi dengan bertele-tele. Penjelasan yang dia berikan tak akan berputar-putar dan membuat peserta didiknya pusing tujuh keliling. Guru juga bisa menyampaikan materi dengan perumpamaan yang logis. Membuat simulasi dan game (permainan) yang terkait dengan materi pembelajaran hari itu.

 

Leadership is Characters | 105

 

MEMBANGUN SISTEM

 

MADRASAH YANG KOKOH

 

ebenarnya apa yang sudah penulis sajikan dalam pembahasan sebelumnya merupakan bagian-bagian penting dari sistem yang kami bangun di MTsN 3 Banyuwangi. Jadi dalam bab ini penulis akan menyajikan relevansi antara sistem di MTsN 3 Banyuwangi dan pembahasan sebelumnya. Sistem umumnya dipahami sebagai sebuah cara untuk membuat prosedur kerja yang cepat, efektif dan efisien. Sehingga mudah melakukan kontrol bila ada masalah yang terjadi dalam sebuah organisasi. Sistem yang ada dalam madrasah kami merupakan sistem yang lebih menitikberatkan pada sumber daya manusia yang berbasis karakter. Karakter ini terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan (habit). Habit yang sudah terbentuk selama kurang lebih 7 tahun ini tak akan mudah tergerus oleh sesuatu yang baru. Apalagi sistem yang kami bangun berlandaskan karakter ini, terbukti telah melahirkan siswa dan anak didik yang memiliki karakter dan prestasi.

 

S

 

106 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

A. Seberapa Penting Karakter itu?

 

Karakter merupakan bagian penting yang ada dalam diri manusia. Bahkan, lebih penting dari fisik dan rupa manusia itu sendiri. Betapa banyak orang yang memiliki kelebihan dari sisi fisik; mereka berwajah cantik dan tampan, memiliki postur tubuh yang tinggi, semampai dan ideal. Tapi saat kehilangan karakter, maka kesempurnaan fisik ini akan lenyap seketika. Bagaimana dengan nilainya di hadapan Allah Tuhan yang telah menciptakannya.? Bukankah Allah tak pernah melihat seseorang rupa, fisik dan harta yang manusia miliki. Sebaliknya, Allah hanya melihat iman yang ada dalam hati dan amal perbuatan manusia.

 

B. Apakah Karakter itu?

 

Karakter adalah sifat yang melekat dalam diri seseorang. Karakter selalu terkait erat dengan individu atau pribadi. Pada dasarnya setiap orang memiliki karakter yang berbeda beda. Karakter bersifat maknawi (tak tampak) tetapi karakter tercermin dalam sikap dan perilaku. Karakter seseorang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari mempengaruhi lingkar pertemanan, pekerjaan dan profesi.

 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karakter merupakan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Secara umum karakter seseorang terbagi jadi 2; karakter baik dan karakter buruk.

 

Pengertian karakter menurut para ahli. Ada beberapa pengertian karakter menurut pada ahli. Di antaranya adalah:

 

Leadership is Characters | 107

 

1) John Maxwell

 

John Maxwell mendefinisikan karakter sebagai suatu pilihan yang dapat menentukan tingkat kesuksesan seseorang.

 

2) Soemarno Soedarsono

 

Soemarno Soedarsono menggambarkan karakter sebagai suatu nilai (value) yang tertanam dalam diri seseorang yang mereka dapatkan melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan dan pengaruh lingkungan. Nilainilai ini dipadu-padankan dengan nilai yang ada dalam diri seseorang. Nilai ini jadi nilai intrinsik yang terwujud dalam sikap, pemikiran dan perilaku setiap hari.

 

3) Simon Phillips

 

Simon Phillips menjelaskan bahwa karakter merupakan kumpulan tata nilai yang menuju sistem. Nilai-nilai ini yang jadi landasan pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan (Fathul Muin, 2011:160).

 

4) Mansur Muslich

 

Mansur Muslich (2010:70) bilang bahwa karakter adalah cara seseorang berpikir dan berperilaku. Cara ini jadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam keluarga, masyarakat dan negara.

 

C. Unsur Pembentuk Karakter

 

Ternyata, karakter tak terjadi begitu saja tetapi ada proses panjang yang melatarbelakanginya. Apa saja unsur

 

108 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

pembentuk karakter? Inilah 3 faktor penting pembentuk karakter:

 

1. Pengetahuan Tentang Moral

 

Unsur pembentuk karakter yang pertama adalah pengetahuan tentang moral. Pengetahuan tentang moral ini biasanya dikenal dengan istilah moral knowing. Pengetahuan adalah salah satu keistimewaan yang Allah berikan khusus untuk manusia. Pengetahuan ini tidak Allah berikan begitu saja tetapi melalui proses belajar mengajar. Sebagai umat Islam kita meyakini bahwa manusia pertama adalah nabi Adam. Adam adalah manusia pertama yang istimewa. Adam istimewa bukan karena diciptakan dalam surga tetapi dia mulia karena Allah menganugerahkan kepadanya ilmu pengetahuan. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al Quran:

 

(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir (QS. Al-Baqarah [2] :34)

 

Allah memerintahkan pada malaikat untuk sujud. Malaikat pun sujud memenuhi perintah Allah. Allah memerintahkan pada Iblis untuk sujud pada Adam dan Iblis menolak perintah Allah. Dia tak mau sujud memenuhi perintah Allah karena merasa lebih mulia dari Adam. Inilah bentuk kesombongan makhluk pertama yang sangat Allah benci. Akhirnya, Allah mengusir Iblis dari surga karena berani membangkang perintah Allah.

 

Tentu, perintah sujud ini bukan sebagai sujud penyembahan tetapi sujud penghormatan. Allah memerintah

 

Leadership is Characters | 109

 

kan malaikat dan Iblis untuk sujud pada Adam sebagai penghormatan. Penghormatan atas apa?

 

Penghormatan atas karunia ilmu yang telah Allah berikan pada Adam.

 

a) Imam Ar Rozi dalam kitab tafsirnya, Mafatihul Ghoib menjelaskan bahwa ada 3 pendapat ulama’ tafsir tentang praktik sujud malaikat pada Adam.

 

b) Pertama, sujud seraya menjatuhkan dahi ke tanah dan Adam layaknya Kabah sebagai kiblat salat. Jadi, hakikatnya sujud adam tetap kepada Allah semata.

 

c) Kedua, sujud menjatuhkan dahi ke tanah sebagai bentuk ucapan selamat dan penghormatan pada Adam.

 

d) Ketiga, sujud di sini bersifat majazi (perumpamaan). Sehingga sujud malaikat bukan sujud sebagaimana sujud kita dalam salat tetapi bentuk penghormatan dan rendah hati malaikat pada Adam.

 

Kisah sujudnya malaikat pada Adam sebagai penghormatan adalah pelajaran berharga bagi kita. Betapa seseorang mulia dan terhormat bukan semata karena mereka memiliki harta melimpah, jabatan tinggi, wajah cantik dan rupawan. Tetapi seseorang mulia karena mereka memiliki ilmu pengetahuan. Terutama ilmu pengetahuan tentang agama.

 

Pengetahuan jadi amunisi utama proses pembentukan karakter seseorang. Inilah pentingnya belajar. Belajar bisa di mana saja, kapan saja dan pada siapa saja. Tetapi untuk memperoleh ilmu yang sistematis, perlu belajar di lembaga pendidikan yang sudah teruji dan punya kredibilitas.

 

110 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

2. Perasaan Atau Emosi

 

Unsur pembentuk karakter yang kedua adalah perasaan atau emosi. Perasaan ini biasa dikenal dengan istilah moral feeling. Perasaan adalah kecerdasan yang Allah anugerahkan pada manusia. tak ada makhluk Allah yang memiliki emosi lengkap seperti manusia. Perasaan atau emosi merupakan bentuk sikap yang ada dalam diri manusia. mulai dari:

 

a) Kesadaran tentang (conscience) jati dirinya sebagai manusia

b) Percaya diri (self esteem)

 

c) kepekaan terhadap penderitaan orang lain (emphaty)

 

d) cinta (love)

 

e) kemampuan mengendalikan diri (self control)

 

f) dan rendah hati (humility)

 

g) Sifat-sifat ini bila dipupuk dengan baik dan disirami, maka akan bertumbuh dan melahirkan karakter manusia yang unggul.

 

3. Perbuatan Bermoral

 

Unsur pembentuk karakter yang ketiga, adalah perbuatan moral. Perbuatan bermoral biasa dikenal dengan istilah moral action. Tindakan moral merupakan perbuatan dan tindakan nyata hasil pengolahan unsur dan komponen yang lainnya dalam diri seseorang. Suatu yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan baik (act morally) adalah:

 

a) Kompetensi (competence)

 

b) Keinginan (will)

 

c) dan kebiasaan (habit)

 

Leadership is Characters | 111

 

Dari 3 faktor ini, habitlah yang paling berpengaruh dalam proses pembentukan karakter seseorang. Sebagaimana ucapan Brian Tracy seorang pakar pengembangan diri dalam karyanya berjudul “The 7 Habits of Highly Effective People The 7 Habits of Highly Effective People”. Dia mengatakan “Semailah pikiran, maka akan jadi tindakan. Semailah tindakan maka akan jadi kebiasaan. Semailah kebiasaan, maka akan jadi karakter. Semailah karakter maka akan jadi takdirmu.”

 

D. Membangun Sistem Madrasah Berdasarkan Karakter

 

Pada prinsipnya membangun madrasah sama dengan membangun manusia. Baik tidaknya madrasah tergantung unsur manusia yang ada di dalamnya. Mulai dari kepala madrasah, guru, tenaga kependidikan dan peserta didik.

 

1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya

 

Sebelum kami membahas lebih jauh tentang proses membangun sistem madrasah kami berdasarkan karakter, kami akan membahas pengertian sistem dan karakteristiknya terlebih dahulu.

 

Mungkin Anda penasaran dengan sistem. Sebuah organisasi memerlukan sistem dalam rangka untuk menyimpan, mengumpulkan dan menyalurkan informasi. Sistem dalam proses kerjanya membutuhkan kerja sama, saling pengertian satu unsur dengan unsur yang lainnya untuk mencapai goal dan impian bersama.

 

112 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

a. Pengertian Sistem Menurut Para Ahli

 

Anda penasaran, apakah sistem itu? Ada beberapa pengertian sistem menurut para ahli. Berikut beberapa pengertian sistem menurut para ahli:

 

1) Sri Marmoah menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “Administrasi Dan Supervisi Pendidikan Teori Dan Praktik” (2016) bahwa sistem digunakan dalam rangka untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem yang digunakan dalam sebuah organisasi sangat berpengaruh dalam kegiatan dan pencapaian tujuan bersama.

 

2) Anatol Raporot mendefinisikan sistem sebagai kumpulan satu kesatuan serta perangkat yang menghubungkan satu hal dengan satu yang lainnya.

 

3) Ludwiq Von Bartalanfy menjelaskan bahwa sistem adalah sekumpulan unsur yang saling terikat antara satu sama yang lain dalam suatu relasi di antara hubungan unsur tersebut dengan lingkungannya.

 

4) Mcleod mendefinisikan sistem sebagai sejumlah elemen yang saling terintegrasi dengan maksud dan cara yang sama untuk mencapai tujuan.

 

5) Purwadarminta menjelaskan bahwa sistem adalah sejumlah bagian yang saling bekerja sama untuk bisa melakukan sesuatu maksud dan tujuan tertentu. Jika salah satu bagian tersebut rusak, maka proses pengerjaan tugas akan terhambat dan akibatnya tujuan semakin sulit dicapai.

 

Dari beberapa definisi sistem menurut para ahli ini, kita bisa menyimpulkan bahwa sistem merupakan sekumpulan elemen penting yang saling terkait satu sama lain dan saling mempengaruhi dalam rangka untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama.

 

Leadership is Characters | 113

 

b. Karakteristik Sistem

 

Kusrini dan Andri Koniyo menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi Dengan Visual Basic Dan Microsoft SQL Server” (2007). Bahwa secara umum sistem memiliki 9 karakteristik penting. Di antaranya adalah:

 

a) Component (Komponen Sistem)

 

Sistem terdiri atas berbagai macam komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama satu sama lain untuk mencapai tujuan. Dalam sebuah lembaga pendidikan madrasah, maka komponen pembentuk sistem terdiri dari:

 

1) Kepala madrasah

 

2) Guru

 

3) Tenaga kependidikan

 

4) Peserta didik

 

5) Orang tua/ wali siswa

 

6) Staekholder terkait

 

Semua komponen ini perlu saling mengerti dan saling memahami. Sehingga masing-masing bisa bekerja sesuai dengan tugas dan kewajibannya tanpa ada intervensi dari pihak lain.

 

b) Boundary (batasan sistem)

 

Boundary merupakan batasan sistem yang satu dengan yang lainnya dengan lingkungan kerjanya. Sehingga setiap bagian dalam organisasi madrasah bisa bekerja secara maksimal. Mereka bisa fokus pada tugas dan kewajibannya masing-masing. Tak akan kita temukan orang yang santai, leha-leha dan ghibah untuk mencari kesalahan orang lain. Karena setiap bagian dan elemen madrasah memiliki tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Kesibukan mereka membuat mereka fokus dan berpacu dengan waktu untuk

 

114 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

mencapai target dan tak sempat untuk memikirkan orang lain.

 

c) Sub sistem

 

Sub sistem merupakan bagian dari sistem yang bertugas dan beraktivitas dalam rangka untuk membangun interaksi satu bagian dengan bagian yang lainnya dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama-sama. Mereka adalah para kepala, ketua yang akan berkomunikasi dengan kepala madrasah secara langsung. Sehingga tak semua orang langsung berpendapat dan menyampaikan ide, gagasan kepada berkepala madrasah. Tetapi mereka terwakili oleh kepala bagian masing-masing.

 

d) Interface ( Penghubung Sistem)

 

Tentu antara sub sistem satu dengan sub sistem yang lainnya perlu terhubung satu sama lain. Hubungan ini perlu terbangun secara terbuka, transparan, efektif dan efisien. Sehingga mampu menghasilkan sinergi. Peran penting sebagai penghubung sistem ini ada di tangan seorang kepala madrasah. Maka, seorang kepala madrasah perlu memiliki visi misi yang kuat dengan memandang jauh ke depan. Dia perlu memiliki leadership, jiwa kepemimpinan yang tinggi. Mereka juga perlu mampu merangkul semua komponen madrasah untuk membangun bersama-sama untuk masa depan madrasah. Seorang kepala madrasah perlu memiliki skill (keterampilan) komunikasi yang cakap. Sehingga dia bisa membangun komunikasi yang intensif dengan semua komponen madrasah. Skill komunikasi bukan berarti harus pandai bicara. Tetapi seorang pemimpin harus tahu kapan saatnya dia berbicara, kapan saatnya dia diam. Seorang pemimpin yang banyak bicara berpeluang kurang berwibawa di hadapan komponen madrasah yang lain. Sebaliknya, bila

 

Leadership is Characters | 115

 

dia banyak diam, maka sering sekali terjadi miskomunikasi antara satu bagian dengan bagian yang lainnya. Alasannya sederhana, karena mereka tak tahu apa yang harus mereka lakukan. Seorang kepala madrasah perlu memahami situasi dan kondisi. Sehingga dia bisa berbicara pada jarak yang tepat dan pada orang yang tepat.

 

e) Input (Masukan Sistem)

 

Input merupakan energi yang masuk dalam sebuah sistem. Madrasah perlu memastikan bahwa segala sesuatu yang masuk ke madrasah harus bagus dan berkualitas. Salah satu caranya adalah dengan membuat proses seleksi yang ketat. Apapun itu. Bukan hanya dalam proses penerimaan siswa didik baru setiap tahun.

 

f) Output (Keluaran Sistem)

 

Output merupakan energi yang dihasilkan oleh proses pengolahan.

 

g) Process (Pengolahan Sistem)

 

Proses merupakan pengolahan sistem pada bagian-bagian elemen. Dalam sistem madrasah proses ini adalah aktivitas kegiatan bagian-bagian madrasah.

 

2. Proses Membangun Sistem Madrasah Berdasarkan Karakter

 

Mungkin bagi sebagian orang membangun bangunan fisik madrasah bukan sesuatu yang sulit. Misalnya saja. Membuat perencanaan, mencari dana dari para donatur.

 

Mulai mencari tukang untuk membuat fondasi. Mulai dari memproses bangunan menjadi bangunan yang kokoh dan kuat. Itu gambaran membangun fisik bangunan madrasah. Membangun sistem madrasah jauh lebih kompleks, menarik dan menantang. Membutuhkan perencanaan yang matang,

 

116 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

membangun komunikasi dan memahami karakter masingmasing orang. Dan lebih penting lagi, menyatukan visi misi setiap orang yang berbeda-beda. Tentu ini bukan sebuah pekerjaan yang mudah dan ringan.

 

Pendidikan jadi baik bila guru mengambil peran aktif. Mereka perlu jadi teladan dan inspirasi bagi siswanya. Keteladanan guru yang dilihat oleh siswa secara langsung, bisa jadi merupakan pelajaran paling berharga bagi mereka. Satu teladan nyata, lebih utama dari pada seribu nasehat. Misalnya saja, tiba-tiba ada sampah berserakan di halaman madrasah. Seorang guru segera mengambil sampah dan membuangnya ke tepat sampah. Pada saat yang sama, ada siswa yang melihat aksi guru teladan ini. Maka tindakan guru ini jauh lebih berkesan dan membekas dalam benak mereka dari pada nasehat untuk membuang sampah pada tempatnya.

 

Saat mereka melihat guru membuat sampah pada tempatnya, maka dalam pikiran siswa terasosiasi authority guru yang tak hanya berbicara tapi memberi contoh nyata. Jadi, peran guru dalam pendidikan karakter sangat vital.

 

Secara umum pengertian pendidikan karakter adalah sebuah usaha manusia secara sadar, terencana untuk mendidik serta memberdayakan potensi peserta didik dalam rangka untuk membangun karakter pribadinya. Sehingga mereka akan menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Proses pendidikan karakter adalah dalam rangka untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik. Mulai dari pengetahuan, kesadaran, kemauan serta tindakan nyata untuk melakukan nilai-nilai itu. Pendidikan karakter memiliki hubungan erat dengan pendidikan moral. Tujuan utama pendidikan ini adalah untuk

 

Leadership is Characters | 117

 

membentuk dan melatih kemampuan peserta didik secara terus-menerus untuk menyempurnakan dirinya menjadi lebih baik lagi.

 

Untuk mencapai pembangunan madrasah yang berkarakter dimulai dari guru dan tenaga kependidikan. Di madrasah juga ada peraturan-peraturan dalam rangka untuk menertibkan kegiatan yang berlangsung di madrasah. Maka, secara tak langsung murid hanya sebagai objek pendidikan. Pada masa pertumbuhannya siswa perlu memperoleh stimulus, rangsangan, tantangan. Sehingga dalam diri mereka akan muncul rasa penasaran untuk berkembang. Munculnya rasa penasaran yang akan menyulut keberanian dalam proses membentuk karakter mereka. Sehingga mereka bukan hanya menjadi anak-anak yang pandai dan berprestasi. Lebih dari itu, mereka juga akan memiliki keberanian untuk mengungkapkan pendapat, berani menyampaikan ide dan gagasan pribadinya.

 

Untuk menghasilkan pendidikan yang berkarakter dan berkualitas, maka perlu dibangun sistem pendidikan karakter. Dalam proses pembangunan sistem pendidikan berkarakter ini kami melibatkan semua pihak yang ada di madrasah. Semua memiliki peran aktif dalam rangka untuk melahirkan siswa yang berkarakter, maju, berprestasi dan unggul.

 

Secara umum ada 3 tahapan yang kami lakukan dalam proses pembangunan karakter di madrasah. Yaitu:

 

1. Membangun karakter guru

 

2. Membangun karakter tenaga kependidikan

 

3. Membangun karakter peserta didik

 

Dalam bab ini akan kami jelaskan masing-masing proses pembangunan karakter ini:

 

118 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

1) Membangun Karakter Guru

 

Untuk membangun karakter madrasah, maka yang pertama kali kami bangun adalah Guru. Kami menyadari bahwa kemajuan atau kemunduran madrasah, tentu tergantung di tangan mereka. Untuk melahirkan siswa yang berkarakter, maka memerlukan kehadiran guru yang berkarakter. Maka, kehadiran guru yang berkarakter sangat vital dalam proses membangun pendidikan yang berkarakter di madrasah.

 

Dr. Uhar suharsaputra menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “Menjadi Guru Berkarakter”. Buku terbitan Paramitra Publishing, Jogjakarta, Agustus 2021. Beliau menyatakan bahwa guru berkarakter sesungguhnya bukanlah sesuatu yang bersifat to be or not to be melainkan a process of becoming. Guru yang berkarakter merupakan guru yang siap untuk terus belajar memperbaiki diri menuju arah hidup dan kehidupannya dan menjadikan profesi guru sebagai panggilan hidup. Guru yang berkarakter selalu berusaha dengan sadar untuk berjuang mengembangkan potensi kecerdasan yang dia miliki.

 

Guru berkarakter bukanlah sebuah hasil melainkan sebuah proses. Sehingga setiap guru pada hakikatnya ada dalam proses menuju karakter. Bila mereka menyadari hal ini, maka mereka akan belajar untuk memperbaiki diri setiap hari.

 

Sebenarnya menjadi guru berkarakter sudah tertanam dalam benak orang Jawa sejak dulu. Betapa tidak, dalam falsafah Jawa guru adalah ringkasan dari kata digugu lan ditiru. Dikandung maksud bahwa seorang guru adalah seseorang yang dapat dipercaya dan dapat dijadikan teladan

 

Leadership is Characters | 119

 

sikap, ucapan dan tindak tanduknya. Sehingga seseorang guru hadir bukan hanya untuk memberikan materi pelajaran saja tetapi lebih dari itu, mereka hadir dalam rangka untuk mendidik moralitas, mengenalkan etika, membangun integritas dan membangun karakter siswanya.

 

Karakter seorang guru sangat penting dalam rangka untuk membantu mengendalikan tingkah laku siswanya melalui pembiasaan (habit). Proses pembangunan karakter bukan hanya tanggung jawab guru agama saja tetapi pada hakikatnya setiap guru punya kewajiban untuk menyampaikan materi moralitas dan karakter dalam rangka untuk membangun kebiasaan dan keterampilan sosial peserta didik.

 

2) Membangun Karakter Tenaga Kependidikan

 

Tenaga kependidikan merupakan bagian penting dari madrasah, mereka tak mengajar pelajaran secara langsung kepada peserta didik. Namun, kehadiran mereka membantu melancarkan aktivitas pembelajaran di madrasah. Mereka juga hadir untuk menghadirkan rasa aman dan nyaman dalam proses pembelajaran. Dalam rangka membangun pendidikan karakter di madrasah, maka tenaga kependidikan perlu hadir ikut membantu kesuksesan program pendidikan karakter ini. Mereka tak hanya fokus pada administrasi madrasah, keamanan, ketertiban dan ketenteraman keluarga besar madrasah saja.

 

3) Membangun Karakter Peserta Didik

 

Guru merupakan orang tua kedua bagi peserta didik. Sehingga peran mereka sangat penting dalam proses mengantarkan mereka menjadi siswa yang berkarakter. Sebagai orang tua guru perlu memperlakukan peserta didik

 

120 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

dengan perlakuan terbaik. Berbicara dengan lemah-lembut senyum. Menjauhi diskriminasi, kata-kata yang menyakiti hati dan perlakuan kasar.

 

Target pendidikan bukan hanya menciptakan siswa yang memiliki kemampuan akademis tinggi dan berprestasi tetapi mereka perlu memiliki karakter yang kuat. Seorang siswa yang memiliki karakter, maka mereka akan memiliki sifat, ciri-ciri yang melekat pada dirinya dalam aktivitas dan perilaku sehari-hari. Membangun karakter bukanlah pekerjaan yang mudah dan ringan. Proses membangun karakter membutuhkan waktu, konsistensi, kesabaran dan kebersamaan. Orang yang paling berperan aktif dalam pembangunan karakter adalah orang terdekat siswa. Mereka adalah orang tua, guru dan tenaga kependidikan.

 

Lingkungan sekolah dan madrasah memperoleh amanah dari undang-undang nomor 20 tahun 2003 untuk membangun karakter siswa. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 yang berbunyi:

 

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya dalam rangka untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

 

Tujuan utama membangun karakter siswa adalah dalam rangka untuk melahirkan generasi cerdas, berakhlak mulia, bermoral dan memiliki kepribadian tinggi. Untuk mencapai

 

Leadership is Characters | 121

 

tujuan ini, Guru bisa melakukan beberapa hal. Di antaranya adalah:

 

1) Membangun Persepsi Peserta Didik

 

Kehadiran siswa di madrasah adalah amanah orang tua untuk madrasah, Guru. Bapak ibu guru perlu menunaikan amanah ini sebaik-baiknya karena amanah ini akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah kelak. Salah satu amanah yang sangat besar adalah membentuk karakter mereka. Banyak orang yang menganggap bahwa berangkat ke sekolah hanya untuk mencari kepintaran dan ijazah. Ini adalah pemahaman yang kurang tepat. Madrasah termasuk salah satu benteng membentuk karakter siswa. Maka mau tak mau guru perlu berperan aktif dalam rangka untuk membentuk karakter siswa. Peran ini perlu diambil oleh semua Guru tanpa terkecuali. Tugas pembentukan karakter bukan hanya ada di tangan guru agama. Tanggung jawab ini ada di pundak semua Guru tanpa terkecuali.

 

Tak banyak orang yang menyadari bahwa persepsi siswa terbentuk oleh orang terdekat. Orang terdekat siswa adalah keluarga, orang tua, saudara, teman, tetangga dan guru. Orang yang paling bertanggung jawab terhadap karakter siswa adalah keluarga dan orang tuanya. Tetapi banyak kita jumpai orang tua yang tak punya kapasitas untuk meningkatkan karakter siswa. Kita tak bisa menyalahkan keadaan ini. Ini adalah situasi yang ada di luar kendali kita sebagai guru. Saat anak berada di lingkungan sekolah, maka tanggung jawab membentuk karakter ada di pundak Guru. Maka seyogyanya Guru selalu menyampaikan inspirasi, motivasi, kisah-kisah orang terdahulu yang penuh teladan. Sehingga tanpa sadar nilai-nilai keteladanan mereka ini akan

 

122 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

masuk di alam bawah sadar siswa. Sehingga sedikit demi sedikit akan mewarnai pikiran, ide, gagasan dan kehidupan mereka.

 

2) Memberikan Teladan Nyata

 

Anak adalah orang yang memiliki tingkat kepekaan tinggi. Mereka paling mudah untuk meniru dan menduplikasi. Kabar buruknya, mereka belum punya filter untuk menyaring sesuatu yang baik dan yang uruk. Bila kita melihat ada anak yang suka marah-marah, tak terkendali, tak bisa kita serta merta menyalahkan mereka. Kemungkinan besar karakter marah dan tak terkendali ini terbentuk di rumah mereka. Anak yang suka marah biasanya lahir, tumbuh dan besar di lingkungan keluarga yang suka marah-marah juga. Lagi-lagi, Guru tak bisa menyalahkan kondisi ini. Sebaliknya, guru bisa menyampaikan keteladanan para nabi dan rasul dan orangorang terdahulu. Mereka adalah orang-orang yang memiliki tingkat kesabaran tinggi. Orang-orang yang tidak mudah marah saat dihina, dicaci maki dan direndahkan. Dengan mendengar cerita dan keteladanan orang-orang ini, maka hati mereka akan tersirami oleh keteladanan. Sehingga sedikit demi sedikit nilai-nilai ini akan merasuk dalam jiwa dan pikiran mereka. Dari sinilah karakter akan terbentuk. Bukan hanya sering menceritakan kisah-kisah orang terdahulu yang penuh teladan. Guru perlu hadir dalam kehidupan siswa untuk memberikan keteladanan nyata. Keteladanan guru adalah nasehat hidup yang dilihat oleh siswa setiap hari. Sebuah keteladanan nyata nilainya jauh lebih mahal daripada seribu nasehat.

 

Leadership is Characters | 123

 

3) Memberikan Apresiasi Atas Prestasi

 

Dunia anak adalah dunia impian dan cita-cita. Dalam diri mereka belum ada komitmen untuk melakukan sesuatu, konsistensi untuk meraih prestasi, impian dan cita-cita. Maka guru bisa menumbuhkan impian, cita-cita peserta didik melalui apresiasi. Ya, guru perlu memberikan apresiasi atas pencapaian mereka. Misalnya saja, bila mereka bisa mengerjakan tugas yang guru berikan, guru bisa memberikan hadiah. Bila ada siswa yang membuat sampah pada tempatnya, guru bisa memberikan apresiasi berupa permen. Apresiasi tak harus berubah sesuatu yang mahal dan bernilai. Perkembangan, kemajuan yang berhasil siswa capai perlu memperoleh perhatikan dan apresiasi guru. Saat anak-anak datang tepat waktu, berikan apresiasi, pujian dan senyuman. Saat ada barang teman yang hilang, ada teman yang menemukan dan memberitahukannya kepada yang punya atau kepada guru, guru juga perlu memberikan apresiasi. Apresiasi adalah penghargaan atas kejujuran mereka.

 

Perhatian dan apresiasi tak harus berupa hadiah yang bernilai ekonomis tinggi. Sesuatu yang bernilai dalam pandangan siswa, berbeda dengan bernilai dalam pandangan guru dan orang tua. Selembar uang Rp5.000,-, satu bungkus permen, jajanan dan snack yang guru berikan karena anakanak yang telah berhasil melakukan sesuatu yang positif jauh lebih berharga bagi mereka. Mereka menyadari guru memberikannya karena prestasi.

 

Bukan sekedar memberi. Sehingga mereka menilai pemberian ini sebagai penghargaan bukan sekedar pemberian.

 

124 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Saat mengerjakan sesuatu yang positif dan mendapatkan perhatian serta apresiasi guru, maka mereka akan semangat dan antusias untuk bertumbuh dan berusaha lebih baik lagi. Hal ini akan menjadi inspirasi bagi mereka untuk menjadi siswa teladan. Mungkin pada awalnya mereka melakukannya karena supaya mendapatkan perhatian dan apresiasi guru. Tetapi dengan berjalannya waktu, mereka akan terbentuk karakternya bukan semata-mata karena apresiasi guru.

 

4) Memiliki Pandangan Jujur Dan Terbuka

 

Guru perlu mengajarkan tentang kejujuran dan keterbukaan kepada para siswa. Dalam praktiknya, banyak orang bisa bicara tentang kejujuran tetapi mereka tak bisa praktik bagaimana berbuat jujur. Sebaliknya, guru perlu memberikan teladan kejujuran dan keterbukaan. Dalam kehidupan sehari-hari tak ada manusia yang bersih dan suci dari salah dan dosa. tetapi sebaik-baik orang yang bersalah dan berdosa adalah orang yang mau meminta maaf dan tak akan mengulanginya lagi di hari yang lain. Guru bisa memberikan contoh dan keteladanan pada para siswasiswinya. Misalnya saja, suatu saat guru datang terlambat. Mereka perlu meminta maaf terlebih dahulu sebelum duduk dan melanjutkan pelajaran. Saat guru meminta maaf, maka siswa melihat contoh nyata bagaimana praktik meminta maaf. Sehingga dari permintaan maaf guru ini, siswa akan belajar bagaimana menerima dan memaafkan kesalahan orang lain.

 

5) Menanamkan Jiwa Leadership Sejak Dini

 

Setiap orang pada prinsipnya memiliki jiwa leadership dan kepemimpinan. Namun, kadar kepemimpinan tiap berbeda-beda. Kemampuan leadership (kepemimpinan) yang

 

Leadership is Characters | 125

 

kuat tak bisa terbentuk begitu saja. Perlu proses penyadaran, penanaman karakter, dan latihan-latihan yang melelahkan. Sekolah menjadi tempat terbaik untuk mengajarkan jiwa ini sejak dini pada siswa. Guru tak perlu menyampaikan sesuatu yang muluk-muluk tentang leadership (kepemimpinan). Mereka bisa memulainya dari hal yang kecil. Misalnya saja, guru bisa mengajarkan resep dalam proses pemilihan ketua kelas dan pengurus kelas. Sekilas, tak banyak fungsi dan manfaat pengurus kelas. Tetapi ternyata, ada banyak manfaat membentuk kepengurusan kelas. Salah satunya adalah membentuk karakter kepemimpinan mereka.

 

Seorang siswa yang pernah menjabat sebagai ketua kelas, tentu memiliki jiwa kepemimpinan yang lebih kokoh dibanding siswa yang tak pernah jadi ketua kelas. Saat menjadi ketua kelas, tentu dia pernah berbicara di hadapan teman-temannya. Menyampaikan pesan guru dan rapat kelas. Saat ada teman sakit, mereka mengajak teman-teman untuk ambil bagian mengumpulkan dana dan menjenguk temannya yang sakit. Tanpa kepengurusan kelas, maka siswa hanya akan menganggap semua adalah teman bermain dan belajar. Padahal, dalam kelas ada pembelajaran kepemimpinan (leadership) yang luar biasa.

 

6) Mendekatkan Siswa Dengan Perpustakaan

 

Banyak madrasah yang tak memfungsikan perpustakaan sebagaimana mestinya. Perpustakaan hanya jadi tempat menyimpan buku yang tak tersentuh oleh siswa. Padahal, perpustakaan merupakan tempat terbaik untuk mengajarkan kepada siswa tentang karakter, moralitas dan akhlak yang mulia. Guru bisa menunjukkan kepada siswa buku-buku inspiratif. Buku-buku yang menceritakan tentang

 

126 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

kisah orang-orang teladan. Orang-orang yang kehidupannya dicatat dalam tinta emas oleh dunia. Mereka bukan hanya orang yang memiliki paras cantik, ganteng, kaya raya dan bergelimang dunia. Tetapi mereka adalah orang-orang yang memiliki sumbangsih untuk kehidupan dan peradaban. Mereka orang-orang yang memiliki prestasi untuk masyarakat dan berkarya tanpa batas. Saat orang punya harta melimpah dan kekayaan, semua itu hanya untuk dirinya dan keluarganya. Tetapi saat orang punya karya, maka karyanya bermanfaat untuk masyarakat dan umat.

 

7) Menceritakan Pengalaman Inspiratif Mereka

 

Sebenarnya materi dan pelajaran sudah ada lengkap dalam buku pelajaran. Dengan semangat membara, siswa bisa mempelajarinya di rumah. Tetapi ada satu hal yang tak bisa siswa temukan sendirian. Sesuatu itu adalah pengalaman Guru. Guru bisa menyampaikan pengalaman mereka di selasela penyampaian materi pelajaran. Sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan. Bila guru masuk ke kelas sematamata menyampaikan materi yang ada dalam buku tanpa adanya improvisasi, maka siswa berpeluang untuk jenuh dan mudah bosan. Salah satu cara terbaik menghindari kebosanan siswa adalah dengan menghadirkan pengalaman-pengalaman guru. Tentu, pengalaman yang inspiratif dan berharga masih teringat segar dalam ingatan bapak ibu guru. Pengalaman berharga yang guru sampaikan dalam kelas membuat anakanak semakin dewasa, bertumbuh dan terbuka pola pikirnya.

 

Leadership is Characters | 127

 

MEMBUAT SOP UNTUK

 

SETIAP AKTIVITAS

 

ugas guru dan tenaga kependidikan tidak sekedar berada di awang-awang tetapi kami mewujudkannya dalam bentuk SOP (Standard Operating Procedure). Sehingga diharapkan setiap bagian dari komponen madrasah mengetahui dan memahami apa tugas mereka. Lebih dalam lagi, setiap orang akan tahu tahapan-tahapan apa yang harus dilakukannya. Sehingga dia tidak banyak bertanya. Kehadiran SOP ini akan membantu memudahkan koordinasi dan melaksanakan setiap komponen madrasah.

 

A. Apakah SOP Itu?

 

SOP adalah ringkasan dari Standard Operating Procedure. Yaitu dokumen yang berisi prosedur kerja yang harus dilakukan oleh seluruh anggota secara kronologis dan sistematis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu. Tujuan SOP untuk memperoleh hasil kerja yang efektif dan efisien.

 

T

 

128 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Umumnya orang menggunakan istilah SOP untuk urusan bisnis dan manajemen. Tetapi kini SOP sudah masuk ke ranah pendidikan. Terutama dalam lingkungan sekolah dan madrasah. Kami menduplikasi SOP ke madrasah karena kami berprinsip pada sebuah kaidah fikih yang berbunyi “Menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik.”

 

Sepengalaman kami SOP sangat baik diterapkan di lingkungan madrasah. Maka, kami mengambilnya dan menerapkannya di madrasah kami untuk memperbaiki sistem dan manajemen madrasah.

 

Pada prinsipnya SOP wajib dimiliki oleh setiap madrasah. Kepala madrasah bersama Guru membuat sop untuk jangka waktu 7 tahun. Memiliki SOP dan menerapkannya dalam kehidupan madrasah setiap hari akan menjaga konsistensi kinerja Guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Sebaliknya, kehadiran SOP akan menghindari terjadinya kesalahan dalam praktik kerja di lingkungan madrasah. Sehingga setiap anggota madrasah memiliki pedoman dasar sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan. Mereka tidak perlu meraba-raba apa yang harus dilakukan karena sudah ada SOP yang menjadi pedomannya. Begitu juga seorang Guru tak akan over acting dan berlebihan. Semua berdasarkan SOP yang telah disepakati bersama.

 

B. Tujuan Pembuatan SOP

 

Tujuan utama madrasah membuat SOP adalah agar madrasah memiliki struktur dan skenario yang jelas dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Program dan cara kerja

 

Leadership is Characters | 129

 

madrasah ke depan sudah tertuang dalam standar operasi dan prosedur ini.

 

Memiliki SOP yang representative akan memudahkan semua anggota madrasah untuk mengetahui tugas dan fungsinya masing-masing. Sehingga akan mengurangi terjadinya miskomunikasi dan membantu menunjang kesuksesan pendidikan madrasah.

 

Ibarat sebuah film, maka standar operasi dan prosedur merupakan skenario film itu sendiri. Di mana kepala madrasah berperan sebagai seorang sutradara. Para Guru akan bisa menjalankan aktivitas mengajar di dalam kelas dengan baik bila mereka membaca SOP dengan benar. Bukan hanya itu, hambatan dalam proses belajar mengajar dan kegiatan lainnya akan mudah kita lacak. kemudian menemukan solusi terbaiknya bila menjalankan standar operasi dan prosedur dengan baik.

 

C. Manfaat Membuat SOP Bagi Madrasah

 

SOP dibuat untuk ditaati dan dilaksanakan sebaikbaiknya. Pada prinsipnya SOP wajib dimiliki oleh setiap madrasah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. SOP dibuat oleh kepala madrasah beserta seluruh guru dan tenaga kependidikan. Kehadiran SOP akan menjaga madrasah selalu konsisten terjaga kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya. Lebih dari itu, SOP membantu menghindari kesalahan dalam praktik kerja madrasah. Boleh dibilang, SOP menjadi acuan dasar seorang Guru untuk melaksanakan tugasnya di madrasah. Tujuan utama madrasah membuat SOP agar madrasah memiliki struktur kerja yang jelas. SOP dibuat

 

130 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

berdasarkan 8 standar pendidikan nasional. SOP yang dibuat secara sistematis akan memudahkan semua komponen madrasah mengetahui tugas dan kewajibannya masingmasing. SOP yang dibuat dengan tepat akan memudahkan guru tahu apa tugas dan fungsi mereka. Sehingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran mempunyai acuan yang jelas, terarah dan tidak berdasarkan asumsi saja. Boleh dibilang SOP adalah alur tugas dan wewenang setiap anggota madrasah.

 

Ada beberapa manfaat yang akan didapatkan oleh madrasah, seluruh guru dan mendidik bila mampu membuat SOP dan menerapkannya dalam aktivitas belajar mengajar setiap hari. Berikut adalah beberapa manfaat membuat SOP bagi insan madrasah:

 

1) Menjaga Konsistensi Kinerja

 

Madrasah perlu membuat SOP untuk menjaga konsistensi kinerja. Sehingga memudahkan Guru dan warga madrasah lainnya untuk melaksanakan tugas karena punya pedoman yang jelas dan ringkas dalam pelaksanaannya.

 

2) Sebagai Pedoman Untuk Melakukan Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar

 

Guru perlu tahu apa saja pedoman dan peraturan dalam aktivitas belajar mengajar di lingkungan madrasah. Sehingga Guru melakukan aktivitas pembelajaran di dalam kelas tanpa merasa ragu dan canggung. Sebaliknya, guru akan mengajar penuh percaya diri dan berani melakukan improvisasi dalam rangka untuk menghadirkan pembelajaran yang asyik, nyaman dan menyenangkan. Sehingga siswa akan terhindar dari kebosanan dalam kelas.

 

SOP juga sangat bermanfaat bagi madrasah untuk melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran dalam rentang waktu tertentu. Menjalankan evaluasi sangat penting bagi

 

Leadership is Characters | 131

 

madrasah dalam rangka untuk mencari dan menemukan kekurangan yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Sehingga kekurangan ini bisa segera mendapatkan perhatian khusus dan bisa segera melakukan perbaikan di sana dan sini.

 

3) Membantu Menghindari Terjadinya Konflik

 

Kehadiran SOP akan membantu menghindari terjadinya konflik, tugas yang tumpang tindih di antara Guru serta karyawan. Sehingga akan menghapuskan keraguan, menghilangkan terjadinya duplikasi, mengurangi pemborosan waktu dan biaya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di lingkungan madrasah.

 

D. Prinsip-Prinsip SOP

 

Dalam pelaksanaannya SOP selalu mengacu pada prinsip SOP itu sendiri. Maka, SOP perlu memenuhi prinsipprinsip seperti berikut ini:

 

1) Menjaga Konsistensi

 

Tujuan utama SOP adalah sebagai pedoman kerja sehingga akan membantu meningkatkan konsistensi. Seluruh guru, pendidik serta karyawan akan mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran secara konsisten dari waktu ke waktu siapapun orang yang melaksanakannya, bagaimanapun kondisi dan keadaannya.

 

2) Komitmen

 

SOP (Standard Operating Procedure) merupakan komitmen bersama yang harus dilaksanakan penuh komitmen, baik oleh guru dan tenaga kependidikan dan seluruh insan madrasah.

 

132 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

3) Perbaikan Berkelanjutan

 

SOP dibuat untuk tujuan efektivitas dan efisiensi sehingga jangan sampai SOP ini bersifat kaku dalam pelaksanaannya. Dalam perjalanannya akan terjadi penyempurnaan, perbaikan untuk menghasilkan standar prosedur yang lebih efektif dan efisien.

 

4) Bersifat Mengikat

 

Walaupun pada prinsipnya SOP bersifat dinamis dan menerima perubahan untuk penyempurnaan lebih lanjut. Namun dalam praktiknya, SOP bersifat mengikat siapapun yang ada di lingkungan madrasah. Kegiatan harus diselesaikan sesuai dengan prosedur yang tertulis dalam SOP tanpa alasan apapun.

 

5) Terdokumentasi

 

Dalam pelaksanaannya perlu membuat dokumentasi pelaksanaan SOP. Sehingga akan membantu dan memudahkan orang lain yang akan melaksanakan SOP itu. Mereka punya referensi yang cukup untuk menjalankan kegiatan berdasarkan SOP.

 

6) Penerbitan SK (Surat Keputusan)

 

Sebagai legitimasi atas tugas dan wewenang guru dan tenaga kependidikan, maka kami membuat dan menerbitkan SK kepala madrasah. SK ini dalam rangka untuk mengukuhkan tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap elemen madrasah. Sehingga diharapkan setiap elemen madrasah akan bekerja secara totalitas, semangat dan penuh dedikasi tanpa batas.

 

Setiap orang akan fokus pada tugas dan tanggung jawab masing-masing sehingga tak ada lagi waktu bagi mereka untuk sekedar mengobrol dan bincang-bincang tentang kekurangan sesama elemen madrasah. Atmosfer lingkungan

 

Leadership is Characters | 133

 

madrasah jadi kondusif, tenang dan mendamaikan. Bapak ibu guru akan merasa bahagia dalam proses pembelajaran setiap hari tanpa paksaan.

 

134 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

MIMPI ITU JADI KENYATAAN

 

A. Mewujudkan Goal dan Impian Madrasah

 

ami selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena telah mengizinkan kami hadir menjadi bagian dari MTsN 3 Banyuwangi ini dengan harapan bisa bermanfaat memberikan perubahan positif. Berbekal niat yang kuat, semangat yang hebat dan kebersamaan untuk membangun madrasah menjadi sekolah unggul, kami bisa berubah menjadi sekolah yang berhasil meraih banyak prestasi. Madrasah kami banyak meraih prestasi skala kabupaten, provinsi dan nasional. Semua tak bisa lepas dari peran semua dewan guru dan tenaga kependidikan.

 

Kabar dengan mudah mampu mencapai goal dan impian karena fondasi yang kami bangun sudah kuat. Fondasi apa yang kami bangun? Kami yang membangun karakter sejak dini. Ibarat sebuah bangunan, karakter adalah fondasi dasar. Bila ingin membangun sebuah bangunan yang tinggi, kokoh menjulang, Maka jangan pernah melupakan untuk menguatkan fondasi. Setinggi apapun bangunan menjelang,

 

K

 

Leadership is Characters | 135

 

sekuat apapun bangunan tanpa fondasi yang kuat, maka bangunan akan roboh juga.

 

Memang membangun karakter tak semudah membalik telapak tangan. Membutuhkan niat yang kuat, kemauan yang keras dan kesabaran yang tinggi. Tetapi bila karakter sudah terbentuk, maka mencapai goal dan impian hanyalah menunggu waktu saja. Dalam perjalanan waktu, memang kami tak selalu sukses dan menemui jalan mulus. Kami juga pernah mengalami dilema, masalah, penolakan, konflik dan perbedaan pendapat. Tetapi kami memahami ini sebagai sebuah dinamika untuk tumbuh dan berkembang.

 

B. Membangun Komunikasi yang Saling Menghargai

 

Kami mengakui bahwa salah satu kunci kami mampu bertumbuh, berkembang dan meraih banyak prestasi adalah komunikasi. Salah satu yang harus tumbuh dan terjaga dalam organisasi adalah komunikasi. Komunikasi yang efektif penting untuk menggerakkan fungsi dasar manajemen. Yaitu, perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), memimpin (leadership) dan mengontrol (controlling). Komunikasi yang terbangun secara baik dan sehat antar elemen madrasah akan menumbuhkan perasaan saling percaya, saling menguatkan dan saling menghargai. Sehingga antara elemen madrasah tak ada perasaan saling curiga, saling mematai dan saling menyandera. Komunikasi yang efektif dan efisien bukanlah banyak bicara, mengobrol ke sana ke mari tanpa arah dan tujuan yang jelas. Sebaliknya, komunikasi yang efektif dan efisien adalah komunikasi yang saling memberikan informasi, memberikan pencerahan dan

 

136 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

ada sangkut pautnya dengan program dan goal madrasah jangka panjang.

 

C. Membangun Transparansi (Keterbukaan)

 

Sejak awal kami masuk ke madrasah ini, kami mengajak segenap elemen madrasah untuk melakukan transparansi dan keterbukaan. Terutama tentang finansial (keuangan) madrasah. Sehingga semua unsur madrasah mulai dari guru dan tenaga kependidikan bisa mengetahui kondisi keuangan madrasah. Dari mana sumber dana masuk dan ke mana uang keluar untuk kegiatan madrasah. Sehingga semua unsur madrasah yakin dan percaya bahwa keuangan madrasah profesional dan akuntabel.

 

Transparansi (keterbukaan) ini akan membawa energi positif bagi keluarga besar MTsN 3 Banyuwangi. Mereka semakin yakin dan percaya bahwa madrasah sedang dalam perjalanan menuju peta yang benar sesuai dengan visi misi madrasah. Sehingga mereka optimis untuk menyongsong kesuksesan ini. Efek positifnya, mereka akan bekerja secara maksimal dan totalitas. Sehingga kinerja mereka menunjukkan hasil yang luar biasa setiap hari. Akhirnya mereka mampu mendampingi putra putri madrasah menjadi siswa cerdas, pandai dan berprestasi.

 

D. Aksi Nyata Yang Menggetarkan Jiwa

 

Niat yang kuat, kebersamaan, komunikasi yang intensif mulai menghasilkan buah yang manis. Ibarat petani yang menanam pohon jeruk. Kami sudah menyiapkan tanah

 

Leadership is Characters | 137

 

terbaik, membentuk tanah sedemikian rupa sehingga tak mudah tersentuh air dan siap di tanami bibit jeruk. Kami menanam bibit jeruk dengan jarak tanam yang ideal. Sehingga bibit jeruk mengalami pertumbuhan yang normal, sehat menggembirakan. Tak lupa, pak tani menyirami bibit jeruk ini dengan telaten setiap hari. Pemupukan jadi rutinitas mingguan pak tani untuk memastikan nutrisi bibit jeruk terpenuhi. Tak lupa pak tani merawat stok sabarnya hingga 2 tahun. Dia menyadari bahwa bibit jeruk membutuhkan waktu minimal 2 tahun untuk bertumbuh dan berkembang hingga menghasilkan buah jeruk yang besar, ranum dan manis.

 

Apa yang manajemen madrasah jalankan tak beda jauh dengan apa yang telah dilakukan oleh pak tani tadi. Menghasilkan buat jeruk yang besar, manis dan berkualitas bukan pekerjaan mudah. Tetapi membutuhkan perencanaan yang matang, membangun komunikasi yang intensif, eksekusi yang konsisten. Tak kalah menarik, perlu melakukan evaluasi secara berkala untuk memantau sejauh mana perkembangan madrasah sesuai dengan impian dan goal yang ingin dicapai.

 

Kepala madrasah punya tugas utama menginspirasi dan menggerakkan seluruh elemen madrasah untuk bergerak menggapai visi misi, impian dan goal madrasah dalam jangka panjang. Maka, langkah-langkah strategis yang kami lakukan mulai membuahkan hasil yang menggembirakan.

 

Inilah langkah-langkah strategis yang kami lakukan untuk menghasilkan pembelajaran madrasah yang berkualitas:

 

138 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

1. Membangun Sarana Prasarana Untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri

 

Suatu hal yang kami bangun sejak awal adalah menanamkan rasa percaya diri dan bangga pada madrasah. Kami menyadari bahwa prestasi dan kualitas hanya bisa tercapai bila semua elemen madrasah punya kepercayaan diri yang tinggi. Baik percaya pada diri sendiri atau percaya dan bangga pada madrasah. Tanpa memiliki kepercayaan diri dan kebanggaan, maka prestasi hanya fatamorgana di siang bolong. Banyak orang yang tak merasa percaya diri dan bangga pada diri sendiri. lebih-lebih bila mereka tak bangga pada almamaternya sehingga membuat mereka insecure dan rendah diri. Ini adalah salah satu jenis penyakit yang menimpa banyak sekolah dan madrasah. Namun, banyak yang kurang menyadarinya. Alih-alih mencari tahu dan mengevaluasi di mana letak kekurangannya. Banyak dari mereka yang menimpakan kesalahan pada siswa. Saat madrasah tak mampu meraih prestasi, maka yang jadi kambing hitam siswa. Padahal, siswa layaknya bayi yang masih bersih. Mereka juga layaknya kertas putih bersih yang belum tersentuh oleh noda. Sesungguhnya mereka bersih dan siap untuk dibentuk karakternya oleh Gurunya. Bila rasa percaya diri sudah tertanam dalam dada mereka, maka menghadirkan prestasi hanyalah menunggu waktu.

 

Maka, tugas pertama madrasah adalah menumbuhkan confidence (percaya diri) pada dirinya dan madrasahnya. Saat mereka memiliki rasa percaya diri dan kebanggaan pada madrasah, maka semangat, antusias dan energi akan tumbuh dengan subur dari dalam diri mereka. Bila mereka telah memiliki semangat, antusias dan energi, maka mereka akan rela belajar dengan sungguh tanpa perlu diminta. Mereka

 

Leadership is Characters | 139

 

akan menyadari bahwa belajar adalah kebutuhan bagi mereka bukan sekedar keinginan. Sehingga mereka akan menyiapkan waktu terbaik untuk belajar.

 

2. Membangun Gedung Madrasah yang Membanggakan

 

Awal-awal kami masuk gedung dan bangunan madrasah sekilas biasa saja. Bangunan madrasah saat itu, tak jauh berbeda dengan bangunan serta sarana prasarana madrasah yang lainnya. Alhamdulillah, sekarang bangunan madrasah dan sarana prasarananya luar biasa. Bangunan yang tampak jelek kami sulap dengan sentuhan seni jadi bagus dan berkelas. Kami menyadari salah satu faktor yang mampu menghadirkan kebanggaan dan rasa percaya diri keluarga besar madrasah adalah bangunan gedung sekolah yang bagus, berkualitas dan representatif. Saat mereka memasuki halaman madrasah, maka akan tumbuh perasaan bangga, semangat dan antusias. Inilah energi kolektif yang tak tampak oleh mata tapi tampak dari wajah mereka yang berbinar-binar, menyala penuh semangat. Semangat inilah yang siap membakar dada mereka untuk belajar. Proses pembelajaran di dalam kelas akan berlangsung khidmat, tenang dan teduh. Sehingga Guru bisa menyampaikan materi pelajaran tanpa ada halangan dengan penuh semangat. Siswa bisa menyerap apa yang guru sampaikan tanpa beban. Dengan begitu, kegiatan pembelajaran jadi berkualitas. Inilah salah satu alasan utama mengapa kami mengutamakan pembangunan fisik madrasah. Bukan sekedar biar tampak keren dan bergengsi. Lebih dari segalanya, kehadiran bangunan madrasah yang bagus dan representatif akan melahirkan kenyamanan, ketenangan dan kebanggaan.

 

140 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Kami juga tak lupa memprioritaskan membangun taman madrasah. Salah satu program kami adalah mengadakan penghijauan. Sehingga madrasah tampak indah, rindang, teduh, nyaman dan menyenangkan. kami juga menghadirkan aneka satwa dan hewan yang beraneka ragam. Semua dalam rangka untuk menambah keindahan lingkungan madrasah.

 

3. Menjadikan Kebersihan Sebagai Value Bukan Sekedar Slogan

 

Salah satu karakter yang kami tumbuhkan kesadarannya dalam diri seluruh elemen madrasah adalah sadar kebersihan. Selama ini kebersihan hanya jadi slogan semata. Sabda nabi Muhammad yang mulia tentang menjaga kebersihan adalah dalam rangka membangun karakter umat untuk sadar kebersihan. “An Nadhoofatu minal iimaan” (kebersihan sebagian dari iman) bukan sekedar slogan. Kebersihan yang terjaga kami jadikan salah satu value (nilai) di madrasah.

 

Motto yang kami canangkan terkait masalah kebersihan adalah “Madrasah Bebas Debu Dan Sampah”.

 

Semua elemen madrasah menyadari bahwa kebersihan adalah kita. Nilai-nilai sadar kebersihan ini telah tertanam di dalam sanubari seluruh warga madrasah. Semua memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama tentang kebersihan. Kami membangun habit (kebiasaan) sehat dan bersih. Menjaga kebersihan adalah salah satu nilai yang kami junjung tinggi setiap hari. Sehingga saat ada sampah yang jatuh, serta merta kami akan segera memungut dan memindahkannya ke tempat sampah. Untuk meningkatkan kenyamanan, kami

 

Leadership is Characters | 141

 

menghadirkan kamar mandi yang jumlahnya cukup, representatif, bersih dan terjaga. Ini menjadi nilai tambah bagi madrasah.

 

Semua berkomitmen untuk menjaga dan memelihara kebersihan. Hal ini dilakukan semata-mata dalam rangka untuk memberikan teladan nyata kepada siswa. Tidak hanya memberi saran, nasehat dan perintah tetapi menunjukkan aksi nyata yang jauh lebih melekat di hati anak-anak. Karakter siswa tak akan terbentuk bila guru hanya memberi perintah tanpa memberikan contoh dan keteladanan. Sebaliknya, keteladanan yang guru berikan setiap hari, tanpa sadar akan menancap dalam diri siswa. Pada akhirnya akan terbentuk karakter sedikit demi sedikit.

 

Seminggu sekali kami melakukan penyemprotan halaman madrasah agar bersih, steril, bebas kuman dan penyakit. Bunga yang ada di taman madrasah juga secara rutin dilakukan perawatan. Sehingga taman tetap terpelihara, rindang dan membuat halaman madrasah tambah asri dan menawan.

 

Untuk memelihara kebersihan taman dan halaman madrasah melibatkan semua elemen madrasah. Semua dilibatkan tanpa terkecuali dan dilakukan evaluasi secara rutin. Kebersihan bagi kami adalah karakter. Tepatnya karakter sehat dan bersih.

 

4. Membangun UKS/M Yang Representatif Dan Sehat

 

Dalam rangka untuk mewujudkan peserta didik yang sehat dan cerdas, maka Ruang UKS/M di madrasah kami sesuai standar, program usaha pelayanan kesehatan dan

 

142 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

pembinaan lingkungan madrasah sehat. Pembinaan dan pengembangan UKS/M dilakukan secara terpadu, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan seharihari.

 

Standar kelengkapan ruang UKS/M dan sarana prasarana dilengkapi untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

 

Prestasi demi prestasi UKS/M berhasil kami raih. Hal ini tak bisa terlepas dari peran seluruh keluarga besar MTsN 3 Banyuwangi, saling mendukung dan saling melengkapi. Pada tahun 2021 kami berhasil meraih predikat JUARA I Lomba Sekolah Sehat (LSS) Tingkat SMP/ MTs Kabupaten Banyuwangi, dan saat ini siap untuk mengikuti Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional.

 

5. Merencanakan Prestasi Sejak Dini

 

Bagi orang yang ada di luar MTsN 3 Banyuwangi, mungkin pencapaian kami istimewa dan luar biasa. Prestasi yang diraih madrasah penuh perjuangan dan kerja keras semua elemen. Mungkin sebagian penasaran bagaimana MTsN 3 Banyuwangi mampu meraih banyak prestasi. Seperti yang penulis sajikan pada bab-bab sebelumnya, salah satu kata kunci yang kami pegang adalah membangun komunikasi. Sehingga dalam setiap kegiatan yang kita lakukan selalu ada

 

Leadership is Characters | 143

 

sesi diskusi dan sharing bersama kepala madrasah, guru, tenaga kependidikan, dan bahkan dengan orang tua/ wali siswa. Kegiatan apapun yang akan kami lakukan selalu berpegang pada SOP yang ada. Baik kegiatan akademik maupun non akademik. Salah satunya di mulai dari kegiatan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Kami meyakini bahwa pendidikan yang berkualitas berawal dari peserta didik yang berkualitas. Maka kami akan mendekati siswa SD/MI kelas 6 yang punya potensi bakat, minat dibidang akademik maupun non akademik. Lebih spesifik lagi, kami menargetkan mereka yang punya prestasi Olimpiade atau prestasi lainnya. Setelah mereka masuk ke lingkungan madrasah, maka kami melakukan klasifikasi berdasarkan bakat dan minatnya. Pada tahap klasifikasi ini kami akan tahu:

 

1. Siapa yang akan diikutkan program SKS 2 tahun

 

2. Siapa yang akan diikutkan kelas prestasi 3 tahun

 

3. Siapa yang akan diikutkan kelas ekstra

 

4. Siapa yang akan diikutkan kelas tahfidz, dan sebagainya

 

Langkah berikutnya dengan memberikan bimbingan secara intensif kepada siswa sesuai dengan bakat dan minatnya.

 

Untuk mendukung goal dan impian kami menjadi madrasah berprestasi, maka kami memiliki beberapa kelas. Di antaranya adalah:

 

a) Kelas Prestasi

 

Kelas prestasi merupakan kelas khusus yang kami persiapkan untuk mengikuti Olimpiade. Olimpiade merupakan ajang bergengsi yang sangat menantang adrenalin. Baik pada diri siswa, guru pendidik dan

 

144 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

pengelola madrasah. Memenangkan Olimpiade nasional merupakan salah satu goal besar kami. Dalam praktiknya, madrasah kami berhasil menggondol banyak prestasi dalam ajang kompetisi/ lomba dan Olimpiade. Berhasil memenangkan ajang Olimpiade nasional bukan hanya membawa kebanggaan bagi kami tetapi juga mengharumkan nama Banyuwangi. Sehingga nama Banyuwangi, sebuah kabupaten dengan julukan “The Sunrise of Jawa” juga diperhitungkan di tingkat nasional.

 

b) Program SKS 2 Tahun

 

Berdasarkan Permendikbud Nomor 158 tahun 2014 tentang penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada pendidikan dasar dan menengah, MTsN 3 Banyuwangi menyelenggarakan program SKS di mana siswa yang memiliki kemampuan lebih bisa lulus dalam waktu 2 tahun. Dalam sistem SKS ini setiap siswa berpeluang lulus lebih cepat sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan belajarnya. Layanan belajar dengan SKS ini menerapkan konsep pembelajaran tuntas (mastery learning). Yaitu sistem pembelajaran dengan konsep ketuntasan individual. Syarat utama masuk kelas SKS ini mampu menguasai standar kelulusan secara tuntas. Persyaratan ketat ini jadi penyaring, siapa saja yang ingin masuk kelas percepatan. Mereka harus benar-benar memiliki kecepatan belajar dan siap meluangkan waktu terbaiknya untuk membaca dan belajar secara intensif.

 

c) Merekrut Guru Terbaik Di Bidangnya

 

Untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas, maka perlu memperoleh dukungan guru yang berkualitas pula. Mereka adalah para alumni yang memiliki kapasitas, skill

 

Leadership is Characters | 145

 

(keterampilan) yang sudah teruji. Masing-masing kelas diperkuat oleh guru yang ahli di bidangnya. Misalnya saja, kelas IPA, maka kami memilih guru yang sungguh-sungguh dan punya kapasitas. Kehadiran guru yang ahli ini penting dalam rangka untuk membimbing siswa pilihan hingga mereka bisa go kompetisi tingkat nasional. Salah satu strategi kami untuk mencetak siswa yang berkualitas adalah dengan merekrut guru yang berkompeten.

 

E. Membangun Mindset Juara

 

Menjadi sekolah juara tentu dambaan banyak sekolah. Untuk menuju sekolah juara perlu menempuh perjalanan yang berbeda dari sekolah kebanyakan. Inilah yang kami lakukan pertama kali. Menanamkan rasa percaya diri dan bangga pada madrasah. Rasa percaya diri, bangga, semangat dan antusias perlu terus dipupuk dan disiram setiap hari.

 

Semangat dan antusias layaknya gergaji yang akan memotong apapun yang ada di hadapannya. Bila dalam diri siswa telah tertanam rasa percaya diri, bangga pada madrasah dan memiliki semangat tinggi, maka guru bisa menanamkan mindset juara. Salah satunya melalui cerita. Betapa hebatnya bila mereka bisa mengikuti kompetisi tingkat wilayah hingga nasional. Apalagi, bila mereka berhasil menorehkan prestasi dan juara. Tentu, mereka akan senang dan bangga. Menjadi juara dalam ajang kompetisi dan Olimpiade nasional akan mengharumkan nama baik keluarga, madrasah, dan daerahnya.

 

Sejak awal siswa kita biasakan untuk belajar berpikir dan punya mental pejuang. Mereka punya semangat belajar yang tinggi untuk mencapai prestasi terbaiknya. Sehingga

 

146 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

mereka punya habit yang positif untuk bertumbuh, berkembang dan maju.

 

F. Mencetak Sang Juara

 

Setiap madrasah tentu ingin menghasilkan siswa yang berkualitas dan berprestasi. Lebih-lebih, bila bisa mencetak siswa yang mampu mengikuti ajang kompetisi level nasional. Apa mungkin prestasi luar biasa ini bisa terjadi? Tetapi lagilagi, kami menghadirkan kembali optimisme dalam jiwa seluruh komponen MTsN 3 Banyuwangi. Kami tekankan penuh keyakinan “Kita sangat mungkin untuk menang dalam berbagai macam kompetisi dan perlombaan. Asalkan kita punya kemauan dan keyakinan”. Banyak orang yang punya kemauan tapi mereka tak punya keyakinan. Kemauan dan keyakinan jadi 2 kunci untuk meraih kesuksesan di bidang apapun.

 

Tentu, siswa yang mengikuti ajang kompetisi Olimpiade dan lolos adalah siswa unggul, berbakat dan berkarakter. Untuk mencetak siswa istimewa ini, tentu tak bisa hanya dengan cara yang biasa saja. Mereka perlu penanganan khusus dan intensif. Penanganan pendidikan siswa Olimpiade beda dengan siswa pada umunya. Mulai dari materi, mental beban belajar semuanya berbeda. Mereka juga membutuhkan perhatian khusus agar mereka tidak mudah mengalami stres.

 

MTsN 3 Banyuwangi juga menjadi madrasah riset di Kabupaten Banyuwangi. Maka, untuk mewujudkan madrasah riset ini, kami membuat perencanaan untuk riset siswa.

 

Leadership is Characters | 147

 

Kami mengenalkan kepada mereka tentang:

 

1. Riset dan seluk beluknya

 

2. Mengapa perlu mengadakan riset

 

3. Mengenalkan mereka pada jurnal-jurnal riset

 

4. Mengikutsertakan dalam lomba-lomba riset

 

Kabar baiknya, nyaris semua siswa yang ada dalam kelas riset ini sudah mampu melakukan apa yang dilakukan seorang mahasiswa. Misalnya saja, mereka mampu membuat laporan sekelas skripsi. Hebatnya lagi, mereka mampu melakukannya dengan kualitas yang sangat baik.

 

Pada prinsipnya, mata pelajaran riset ini kami berikan untuk semua siswa. Mereka akan memperoleh materi secara lengkap. Pada tahap selanjutnya, kami akan mengadakan proses penjaringan dan seleksi untuk menggali potensi mereka.

 

Siswa yang masuk ke kelas Olimpiade memperoleh treatment (latihan) yang lebih banyak lagi. Mereka memperoleh materi tambahan. Seminggu ada 3 kali pertemuan di luar jam pelajaran. Untuk meningkatkan skill (keterampilan) mereka, maka mereka juga membutuhkan les tambahan di rumah atau di sekolah bersama guru pendamping. Tanpa kenal lelah, setiap hari mereka harus belajar untuk mengasah skill dan kemampuannya kecuali hari minggu.

 

148 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

G. Kunci Kesuksesan Juara Olimpiade

 

Untuk mengikuti seleksi Olimpiade, lolos hingga meraih juara membutuhkan kerja keras dan kerja sama banyak pihak. Inilah beberapa faktor pendukung kesuksesan Olimpiade:

 

1. Siswa yang Berbakat

 

Faktor pertama kesuksesan mengikuti ajang Olimpiade adalah siswa yang memiliki bakat. Siswa berbakat bukan sekedar siswa yang pandai, pintar dan mudah menangkap materi pelajaran saja. Lebih dari itu, siswa berbakat memiliki segalanya. Mulai dari:

 

a) Memiliki impian jadi sang juara

 

b) Otak yang cerdas

 

c) Semangat yang membara

 

d) Kesiapan untuk belajar setiap hari

 

e) Komitmen dengan tugas dari guru pembimbing

 

f) Siswa yang memiliki ciri-ciri ini berpeluang untuk lolos mengikuti seleksi kompetisi Olimpiade.

 

2. Dukungan Penuh Madrasah

 

Madrasah memiliki siswa yang berbakat saja tidak cukup. Perlu ada dukungan penuh dari madrasah. Terutama kepala madrasah. Tentu, bukan hanya dukungan semangat dan motivasi saja. Lebih dalam lagi, yang sangat dibutuhkan adalah dukungan fasilitas dan finansial. Untuk mendorong siswa berbakat lolos kompetisi Olimpiade, membutuhkan anggaran yang lumayan besar. Maka, mau tak mau madrasah perlu menganggarkan dana khusus untuk mengantarkan siswa berbakat ini jadi sang juara. Bila siswa ini benar-benar bisa memenangkan kompetisi dalam Olimpiade, tentu

 

Leadership is Characters | 149

 

madrasah yang akan memperoleh banyak keuntungan. Nama madrasah semakin harum dan dikenal banyak orang. Brand image madrasah akan naik drastis. Menghadirkan perasaan bangga bagi seluruh komponen madrasah.

 

3. Dorongan Dan Dukungan Orang Tua

 

Tak dapat disangkal, orang yang paling dekat dengan anak adalah orang tuanya. Orang tuanyalah yang setiap hari merawat dan membimbing mereka. Kehadiran mereka merupakan salah satu kata kunci agar siswa mudah meraih prestasi. Tentu bukan sekedar hadir saja tetapi orang tua perlu menemai anak belajar. Walaupun anak-anak punya impian yang besar, otak yang cerdas, semangat yang membara, kecerdasan di atas rata-rata tapi bila mereka tak dapat dukungan dan dorongan dari orang tua, maka mereka akan sulit untuk berkembang. Jadi, orang yang pertama kali harus mendukung kesuksesan seorang anak adalah orang tuanya. Dukungan orang tua ibarat energi dahsyat yang akan mendorong kesuksesan anak menuju prestasi dan juara.

 

4. Komitmen Pembina

 

Siswa yang cerdas, fasilitas belajar yang lengkap, dukungan orang tua, dukungan madrasah saja tidaklah cukup. Perlu dukungan dari orang yang punya talenta, kecerdasan dan mampu membimbing. Mereka adalah orang yang membina siswa setiap hari di madrasah. Mereka adalah orang-orang berbakat yang setiap hari meluangkan waktunya untuk siswa. Bahkan, mereka tak hanya meluangkan waktu di sekolah saja. Mereka juga siap membimbing siswa belajar di rumahnya. Komitmen mereka yang sangat kuat jadi salah satu kunci keberhasilan beberapa siswa kami melenggang ke

 

150 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

olimpiade nasional dan pulang membaca trofi juara. Tanpa dukungan dan komitmen mereka, tak mungkin kami mampu memboyong trofi olimpiade nasional. Dalam ajang ini para peserta kompetisi yang lainnya memperoleh bimbingan dari para juara nasional. Tapi lagi-lagi, ini adalah pemberian Allah yang sangat kami syukuri.

 

H.Olimpiade, Ajang Kompetisi Tanpa KisiKisi

 

Dalam ajang Olimpiade yang pernah kami ikuti, tak ada kisi-kisi tentang batasan materi yang akan diikutkan perlombaan. Ibarat siswa SMP ujian, dia berpeluang dapat soal setara materi pelajaran untuk siswa SMA hingga mahasiswa. Lagi-lagi, dalam ajang Olimpiade tak ada kisi-kisi. Maka, pembimbing yang berpengalamanlah kata kuncinya. Mereka tahu bagaimana gambaran kompetisi dalam Olimpiade. Sehingga mereka bisa memberi wawasan, gambaran dan insight yang detail dan berharga. Lebih dalam lagi, mereka bisa memberi latihan-latihan sesering mungkin dan berkesinambungan untuk jangka panjang.

 

Kata kuncinya, mereka harus paham konsep dan prinsip-prinsip dasarnya. Mereka tidak harus hafal semua rumus-rumus yang ada tetapi mereka harus punya kemauan belajar yang tinggi. Bersedia berdarah-darah mengerjakan soal latihan setiap hari. Bagi anak yang akan mengikuti ajang Olimpiade, tiada hari tanpa belajar dan mengerjakan latihan soal.

 

Dalam praktiknya, soal yang muncul dalam ajang Olimpiade bersifat random, acak dan tak bisa kita tebak.

 

Leadership is Characters | 151

 

Maka, kata kuncinya adalah belajar sungguh-sungguh, pembinaan dan perhatian lebih dari guru dan orang tua.

 

Sebelum melakukan bimbingan dan pendampingan, kita perlu melakukan tes. Tes ini dalam rangka untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anak pada materi pelajaran. Keuntungannya, kita bisa memberikan materi sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya menangkap pelajaran. Sehingga madrasah punya banyak siswa yang punya kemampuan dan berprestasi.

 

Siswa yang punya bakat, semangat dan kemauan keras menjadi faktor penting. Siswa yang punya ambisi kuat, ibarat kata punya energi dahsyat dalam dirinya. Sehingga energi ini berpotensi untuk mendorongnya berkembang, maju dan berprestasi.

 

Salah satu hal yang tak boleh dianggap remeh adalah memberikan perhatian. Perhatian termasuk salah satu bentuk kasih sayang guru pada siswa. Para siswa juga butuh perhatian dan motivasi dari guru pembimbing untuk menguatkan semangat dan motivasi belajar mereka. Bila mereka merasa memperoleh perhatikan dan pendampingan, maka mereka akan mengerahkan segala energi dan kekuatannya untuk belajar dengan sungguh-sungguh.

 

Madrasah memiliki program jangka panjang untuk menghasilkan siswa siswi berprestasi, maka kegiatan bimbingan kepada siswa berprestasi dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Yang tidak kalah penting adalah menanamkan pada kekuatan mental siswa. Mental juara terbentuk karena karakter dan habit yang bagus bukan sekedar pencitraan untuk memperoleh kemenangan saat ada ajang kompetisi. Sehingga ada atau tak ada kompetisi mereka

 

152 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

tetap belajar, berpacu untuk lebih maju, lebih mumpuni dan lebih berprestasi.

 

I. Strategi Humas Meningkatkan Citra Madrasah

 

Humas merupakan salah satu bagian penting madrasah yang sering terlupakan. Humas ringkasan dari hubungan masyarakat. Tugas humas adalah menjadi jembatan antara madrasah dengan pihak yang ada di luar madrasah. Madrasah sebagai sebuah lembaga pendidikan perlu membangun hubungan baik dengan berbagai pihak yang ada di luar madrasah. Tujuan utamanya supaya terjadi sinergi mutualisme dan saling menguntungkan. Hubungan ini bisa terjalin baik salah satunya dengan pola komunikasi yang tepat. Untuk membangun komunikasi yang efektif dan efisien, salah satunya kami membangun kanal sosial media. Sosial media ini dalam rangka untuk membangun komunikasi dan hubungan dengan berbagai partner madrasah. Mulai dari wali siswa, komite madrasah dan masyarakat. Kami juga membangun publik relation berupa akun sosial media. Mulai dari membuat akun di Facebook, Instagram, Youtube dan website. Sehingga informasi madrasah bisa langsung diterima oleh audience dengan mudah dan tanpa batas waktu.

 

Untuk meningkatkan brand image madrasah di mata masyarakat, maka Semua kegiatan madrasah kami dokumentasikan lewat web madrasah dan media online. Alasan utamanya karena praktis, mudah dan murah. Kami mengunggah konten hanya pada momen tertentu saja. Tentu momentum yang berkaitan dengan kegiatan madrasah.

 

Leadership is Characters | 153

 

Kami juga membangun hubungan baik dengan banyak pihak sebagai partner kami untuk bertumbuh dan berkembang. Mulai dari:

 

1. Puskesmas

 

2. TNI

 

3. Polri

 

4. Pemerintah kecamatan

 

5. Dan lain-lain

 

Kami selalu berusaha membangun komunikasi yang hangat dan harmonis dengan staekholder yang ada.

 

Dalam rangka untuk meningkatkan mutu madrasah, maka kami membutuhkan banyak partner. Tentu partner yang saling melengkapi dan memberi masukan. Sehingga terjadi hubungan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan. Maka, kami membuat MoU (nota kesepakatan) dengan berbagai pihak terkait. Misalnya saja, kami mengadakan MoU dengan puskesmas. Sehingga puskesmas punya jadwal rutin untuk mengadakan pemantauan terhadap kesehatan anak-anak peserta didik kami. Mulai dari program screening, pemberian tablet tambah darah dan program vaksinasi secara berkala. Semuanya bersifat gratis karena difasilitasi oleh dinas kesehatan.

 

Kami juga mengadakan kerja sama dengan pihak kepolisian. Misalnya saja, pada hari Senin saat berlangsung upacara bendera. Kami sering mengundang pihak kepolisian untuk mengadakan sosialisasi terkait dengan keamanan, ketertiban, kenakalan remaja dan narkoba. Sehingga materimateri penting ini bisa disampaikan oleh pihak yang berkompeten di bidangnya.

 

154 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Demikian juga dengan pihak TNI kami bekerja sama secara intensif dalam rangka penguatan karakter, menanamkan dan menguatkan nilai-nilai kebangsaan terhadap diri siswa.

 

Untuk mendukung kerja Humas yang profesional dibantu oleh Tim Kreatif IT yang bertugas untuk menyiapkan konten-konten edukatif yang berkualitas didukung dengan sarana dan prasarana yang berkualitas. Sehingga apapun konten media madrasah yang dipublikasikan sudah melalui perencanaan yang matang. Mulai dari poster, banner, artikel, caption dan status. Semua konten ini kami publikasikan sesuai dengan momentumnya.

 

J. Kini Impian Itu Telah Terwujud dan Bukan Sekedar Mimpi

 

Membangun kesadaran bersama bukanlah tugas dan pekerjaan yang mudah. Ada banyak hambatan dan tantangan yang menghadang di tengah jalan. Pesimisme dan penolakan adalah fakta pahit yang pernah kami hadapi saat pertama kali membangun visi misi dan impian MTsN 3 Banyuwangi. Pesimisme bukan hanya muncul dari siswa. Namun, pesimisme ini muncul dari dewan guru sendiri. Jadi PR besar kami sebagai kepala madrasah bukan hanya meyakinkan siswa tetapi bagaimana kami bisa lebih meyakinkan guru dan tenaga kependidikan. Membangun komunikasi, diskusi dan rapat-rapat adalah langkah-langkah yang kami tempuh. Mengajak mereka untuk meluangkan waktu berpikir bersama bagaimana memajukan madrasah ini. Perlahan namun pasti, bapak ibu dewan guru dan tenaga kependidikan mulai bisa memahami. Hari berganti hari, optimisme pun mulai tumbuh.

 

Leadership is Characters | 155

 

Wajah mereka berbinar-binar, semangat dan antusiasme guru mulai tampak. Tanpa mereka sadari, semangat dan antusiasme mereka mengalir dan menular ke dalam jiwa dan hati siswa.

 

Prestasi demi prestasi berhasil diraih oleh siswa siswi mulai tingkat kabupaten, provinsi, bahkan nasional. Terbukti pada tahun 2021 salah satu siswi kami berhasil meraih “MEDALI EMAS’ Pada Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tingkat Nasional Bidang Studi IPA Terpadu Terintegrasi Jenjang MTs/ Sederajat.

 

156 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

MEMBANGUN PERADABAN

 

MUSLIM MADANI

 

A. Menyadari Untuk Apa Manusia Lahir Ke

 

Muka Bumi

 

anusia merupakan makhluk Allah yang sangat istimewa. Betapa tidak, Allah menciptakan manusia berbeda dengan makhluk yang lainnya. Mulai dari struktur, desain, karakteristik, semuanya berbeda. fakta ini menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan manusia dalam keadaan sempurna. Hal ini sebagaimana firman Allah di dalam Al Quran:

 

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At Tiin: 4)

 

Kesempurnaan ini menunjukkan kesempurnaan Allah Sang Penciptanya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya ini, tentu Allah memiliki tujuan. Apa saja tujuan Allah menciptakan manusia?

 

Allah menciptakan manusia dengan tujuan:

 

M

 

Leadership is Characters | 157

 

1. Untuk Beribadah Kepada-Nya

 

Allah menciptakan manusia semata-mata hanya untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah di dalam Al Quran:

 

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-dzariyat: 56).

 

Tentu, ibadah di sini dalam artian yang luas. Bukan hanya ibadah dalam artian sempit. Yaitu, menjalankan salat, puasa, zakat dan amalan-amalan tertentu yang lainnya. Lebih dari itu, segala aktivitas manusia harus bernilai ibadah. Saat dia bekerja, maka bekerjanya harus bernilai ibadah. Saat dia menghasilkan karya. Maka, karyanya perlu bernilai ibadah. Bahkan, saat mereka tidur sekalipun. Tidurnya berpotensi jadi ibadah. Saat dia makan, maka aktivitas makan bisa bernilai ibadah.

 

Jadi, bagi seorang muslim, ibadah adalah segala aktivitas yang mendatangkan manfaat dan rida Allah. Saat dia makan, maka aktivitas makan dia niatkan ibadah karena Allah agar bisa beribadah dengan tenang tanpa rasa lapar. Saat dia bekerja, bekerjanya jadi tenang dan semangat karena dia bekerja dalam rangka menjemput rezeki Allah dengan cara yang halal. Saat mereka berangkat ke sekolah untuk mengajar dan mendidik siswanya, dia niatkan sebagai salah satu bentuk ibadah. Dia menyadari bahwa mendidik adalah amalan yang mulia. Salah satunya jadi wasilah (perantara) Allah mengantarkan siswa-siswi jadi anak yang pandai dan pintar. Jadi, mereka mengajar bukan sekedar mengejar gaji bulanan dan tunjangan guru. Berbekal niat yang mulia ini, maka mereka akan semangat dan antusias untuk belajar, bekerja

 

158 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

dan mengajar. Karena mereka melakukan semuanya karena Allah semata.

 

2. Menjadi Seorang Khalifah Pemakmur Bumi

 

Allah menciptakan bumi dan segala isinya semata-mata untuk kepentingan manusia. Di mana manusia bertugas sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Artinya, manusia berperan aktif sebagai pemakmur bumi. Mereka berperan aktif untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemaslahatan dunia untuk kepentingan manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah di dalam Al Quran:

 

”Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah. Padahal, kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan menyucikan engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. AL Baqoroh: 30)

 

Allah memberikan manusia derajat dan kedudukan yang tinggi di muka bumi ini sebagai khalifah (pengelola bumi). Allah memberikan kewenangan kepada mereka untuk mengatur, mengelola dan mengolah potensi sumber daya alam untuk kebaikan dan kebajikan manusia. Tentu, semua dalam rangka untuk bekal manusia beribadah kepada-Nya. Sehingga mereka bisa beribadah, bermunajat dan mendekatkan diri kepada Allah dengan tenang tanpa ada gangguan. Bukan sebaliknya, mereka diperbudak oleh dunia, mengejar dunia siang malam dan lupa akhirat.

 

Leadership is Characters | 159

 

Lebih spesifik lagi, tujuan penciptaan manusia ke muka bumi sebagai khalifah ini tercantum dalam Al Quran surat Al An’am ayat 165. Allah berfirman yang artinya:

 

“… dan Dia-lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al An’am ayat 165)

 

3. Sebagai Pengemban Amanah Allah

 

Dengan kesempurnaan yang Allah titipkan pada manusia, maka Allah mempercayakan amanah-Nya kepada manusia. Lagi-lagi, amanah ini adalah untuk mengelola dan memakmurkan bumi untuk kepentingan dan kebahagiaan manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ahzab ayat 72. Allah berfirman yang artinya:

 

“Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”. (AlAhzab ayat 72)

 

Dalam ayat ini manusia menyanggupi amanah yang Allah berikan kepadanya. Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kemampuan dan kapasitas untuk mengemban amanah besar ini.

 

160 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

4. Untuk Menunjukkan Kebesaran Allah

 

Tujuan Allah menciptakan manusia salah satunya adalah untuk menunjukkan kebesaran Allah pada manusia. Agar manusia mengimani dan meyakini bahwa seluruh alam semesta, tercipta hanya karena kehendak Allah semata, bukan karena yang lainnya. Hal ini dijelaskan di dalam surat At Talaq ayat 12. Allah berfirman yang artinya:

 

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (At Talaq ayat 12)

 

B. Keistimewaan Manusia Yang Tak Mereka

 

Sadari

 

Allah menjadikan kita manusia sebagai sebaik-baik makhluk. Namun sayangnya, banyak orang yang tak menyadarinya. Banyak manusia yang merasa rendah diri, pesimis dan inferior. Mereka menganggap bahwa dirinya hanyalah manusia biasa yang miskin, tak punya apa-apa. Mereka merasa tak punya kesempatan untuk menjadi orang hebat. Padahal, Allah menciptakan manusia sebagai manusia , yaitu makhluk Allah yang hebat. Allah menciptakan kita bukan sekedar untuk hidup apalagi hanya memperkaya diri dan bersenang-senang. Allah menciptakan kita manusia sebagai pemakmur di muka bumi ini.

 

Apa saja keistimewaan manusia dibanding dengan makhluk yang lainnya? Inilah beberapa keistimewaan manusia:

 

Leadership is Characters | 161

 

1. Fisik yang Sempurna

 

Allah menciptakan manusia dengan bentuk, desain dan karakteristik fisik yang sempurna. Bila kita membandingkan manusia dengan makhluk Allah yang lain, tentu tiada duanya. Mulai dari bentuk tubuh, desain dan karakteristiknya. Semuanya berbeda. Belum lagi bila kita membahas karunia Allah yang bersifat rohani. Mulai dari kecerdasan, kasih sayang dan kebijaksanaan. Tak ada makhluk Allah yang menerima anugerah besar sebagaimana yang manusia terima. Kesempurnaan fisik ini adalah bekal dari Allah agar manusia bisa menjalankan tugas sebaik-baiknya. Semua tanggung jawab ini akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah di akhirat nanti.

 

2. Kecerdasan yang Super

 

Allah telah mengaruniakan kepada manusia kecerdasan yang super. Kecerdasan ini tak pernah Allah berikan kepada makhluk Allah yang lainnya termasuk pada para malaikat sekalipun. Memang Allah menciptakan malaikat dalam keadaan suci dari salah dan dosa tetapi Allah tak mengaruniakan kepada mereka otak dan kecerdasan untuk berpikir dan belajar.

 

Manusia merupakan ciptaan Allah yang luar biasa. Salah satu alasannya karena Allah membekali manusia dengan otak. Otak manusia mampu menyimpan jutaan hingga miliaran informasi. Secara umum ada 2 tempat penyimpanan informasi yang ada dalam otak manusia:

 

1) Jaringan otak yang Menakjubkan

 

Jaringan otak merupakan media penyimpanan ilmu dan informasi yang pertama. Jaringan otak manusia ini mampu menyimpan informasi dan merekamnya. Kemampuan otak

 

162 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

manusia mampu menyimpan informasi sebanyak 10 pangkat 13 bits. Sebuah fakta angka yang sangat luar biasa.

 

2) DNA Manusia yang Unik

 

Setiap manusia lahir membawa DNA yang berbeda-beda. Melalui uji DNA manusia bisa membedakan orang satu dengan yang lainnya. Lebih dahsyat lagi, molekul DNA yang ada dalam kromosom mampu menyimpan informasi genetik manusia secara alami. Ajaibnya, kromosom manusia ini mampu menyimpan memori dan informasi sebanyak 2 kali 10 pangkat 10 bits.

 

Kapasitas penyimpanan informasi DNA ini bila kita bandingkan dengan penyimpanan dunia nyata setara dengan buku setebal 2.000.000 halaman. Yaitu sebanding dengan 4000 jilid buku setebal 500 halaman. Kabar baiknya, unsur-unsur pembentuk memori ini berasal dari unsur tanah. Hal ini sangat wajar karena manusia diciptakan oleh Allah dari tanah. Dengan kemampuan yang luar biasa berupa kecerdasan otaknya ini, manusia bisa mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia bisa menemukan ilmu-ilmu baru setiap hari. Semua berkat pertolongan dan karunia Allah semata. Bukan karena kecerdasan dan usaha keras manusia. Manusia perlu menyadari hal ini agar mereka tidak jatuh dalam kesombongan. Bila mereka jatuh dalam kesombongan, maka Allah akan murka pada manusia. Sebanyak apapun ilmu yang manusia pelajari, maka tak sebanding dengan ilmu Allah. Hanya sedikit sekali pengetahuan yang mampu manusia gali. Hal ini sebagaimana firman Allah di dalam Al Quran yang artinya:

 

Leadership is Characters | 163

 

“dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit” (Al-Isra’: 85)

 

Ilmu merupakan karunia Allah yang hanya diberikan kepada manusia bukan makhluk Allah yang lain. Sebodoh apapun manusia bila mereka mau belajar dan membaca, maka mereka akan mampu dan bisa. Sebaliknya, secerdas apa makhluk selain manusia, mereka tak akan mampu menguasai ilmu sebagaimana yang manusia kuasai. Hal ini menunjukkan bahwa hanya manusia, satu-satunya makhluk Allah yang dipercaya menjadi khalifah di muka bumi.

 

3. Tugas Manusia di Dunia

 

Manusia terlahir ke muka bumi ini dengan tugas yang sangat cukup berat. Yaitu menjadi khalifah Allah di muka bumi. Pada hakikatnya setiap manusia adalah khalifah (pemimpin) dan pemakmur di muka bumi ini. Pemimpin bukan sekedar kepala daerah, kepala negara atau pimpinan umat. Minimal mereka menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan keluarganya.

 

Tentang tugas manusia sebagai khalifah ini, Allah berfirman di dalam A Quran yang artinya:

 

”ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah. Padahal, kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan menyucikan

 

164 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah: 30)

 

4. Bekal Menjadi Khalifah

 

Untuk memikul tanggung jawab sebagai seorang khalifah, maka manusia perlu mempersiapkan perbekalan yang cukup. Tanpa perbekalan yang cukup, maka mereka tak akan mampu menanggung amanah menjadi khalifah. Hakekat kehidupan manusia ibarat orang yang sedang dalam perjalanan. Mulai dari alam rahim. Manusia terlahir ke alam dunia ini. Mereka tumbuh, besar menjalani hidup dan akan mati. Mereka di kubur jasadnya. Sedangkan ruhnya masuk ke alam kubur. Di alam kubur ini mereka menunggu sambil menikmati hasil dia hidup di dunia. Saat dia hidup di dunia beriman dan beramal saleh, maka mereka akan menerima balasan kebaikannya. Begitu juga sebaliknya, saat hidup di dunia hanya mengejar dunia dan lupa beribadah menyembah pada Tuhannya. Mereka akan menerima hukuman dan siksa Allah hingga kiamat dan menunggu pengadilan Allah di akhirat. Fakta saat ini, kita sedang ada di alam dunia. Dunia adalah tempatnya ujian dan cobaan. Di dunia ini kita perlu mempersiapkan diri menuju kehidupan selanjutnya setelah kematian. Bagaimana kehidupan kita di akhirat nanti, itu sangat ditentukan oleh kehidupan kita di dunia ini.

 

Lantas, apa saja perbekalan yang perlu kita siapkan agar kita tidak menyesal di hari kemudian nanti. Inilah bekal yang perlu kita siapkan:

 

a) Iman Dan Takwa

 

Iman dan takwa merupakan karunia terbesar Allah untuk manusia. nikmat iman dan takwa tak bisa kita bandingkan dengan apapun di dunia ini. Allah memberikan iman dan

 

Leadership is Characters | 165

 

takwa hanya kepada manusia pilihan. Iman artinya percaya. Manusia percaya dan yakin bahwa Allah adalah Tuhan seluruh alam semesta. Salah satu bukti kekuasaan dan kebesaran Allah, Allah mencukupi kebutuhan semua makhluknya termasuk rezeki. Jadi, bagi orang yang beriman tak ada keraguan, kesedihan dan kegalauan dalam hidup. Mereka selalu meyakini bahwa kehidupan mereka adalah karunia terbaik dari Allah bagi mereka. Semua semata pemberian Allah.

 

b) Ibadah Dan Amal

 

Bekal iman dan takwa saja tak cukup. Manusia perlu beribadah dan beramal. Ibadah dan amal adalah bekal yang harus kita siapkan sebaik-baiknya sejak dini. Mulai dari ibadah mahdhoh (ibadah murni) seperti salat, zakat puasa, haji, sedekah, membaca Al Quran dan amalanamalan yang lainnya. Adapun ibadah ghoiru mahdhoh (amalan tambahan) yaitu amalan di luar amalan yang tata caranya telah diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Amalan jenis ini jumlahnya sangat banyak tak terkira. Pada prinsipnya, setiap kebaikan yang kita lakukan termasuk dalam amalan ini. Misalnya saja:

 

1) Menolong orang lain

 

2) Membantu orang yang membutuhkan

 

3) Menyingkirkan duri yang jatuh di jalan

 

4) Pengusaha membuka lapangan pekerjaan

 

5) Pekerja yang bekerja untuk menjemput rezeki bagi keluarganya

 

6) Pelaut yang mencari ikan di lautan lepas

 

7) Petani yang pergi ke sawah menjemput rezeki

 

8) Pedagang yang pergi ke pasar setiap hari

 

166 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Semua aktivitas ini bisa bernilai ibadah bila mereka melaksanakannya karena Allah semata karena Allah. Mereka yakin, ini sebagai jalan menjemput rezeki sebagai bekal beribadah kepada Allah.

 

c) Ilmu Dan Pengetahuan

 

Untuk bisa beribadah yang baik dan benar maka manusia membutuhkan ilmu. Kita bisa belajar banyak dari alim ulama. Mereka adalah pewaris para nabi dan rasul. Belajar kepada mereka seakan-akan belajar kepada Rasulullah. Maka berbahagialah kita yang Allah dikaruniai waktu dan kesempatan untuk belajar dan mengenal agama. Agama merupakan pedoman hidup agar manusia bisa hidup sesuai dengan petunjuk Allah. Untuk hidup sesuai dengan aturan Allah manusia perlu berpegang kepada alquran dan al-hadis pemahaman para ulama. Sehingga mereka terang benderang oleh ilmu dan hidayah Allah.

 

d) Ilmu Pengetahuan

 

Hidup di dunia berbekal agama saja kurang lengkap. Manusia perlu mempelajari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan bekal manusia mengarungi kehidupan dunia nyata ini. Kita bisa memperoleh ilmu pengetahuan di sekolah, madrasah dan kampus universitas. mendapatkan pendidikan yang cukup penting bagi manusia agar hidup mereka bisa teratur dan meraih kemudahan. Orang yang mendalami agama tapi tak mendalami ilmu pengetahuan layaknya orang yang pincang. Hidup mereka kurang sempurna. Begitu juga orang yang mendalami ilmu pengetahuan tapi tak mengenal ilmu agama. Hidup mereka layaknya orang buta. Mereka tahu banyak tentang ilmu pengetahuan dan dunia

 

Leadership is Characters | 167

 

tetapi mereka tak mengenal siapa Tuhan yang telah menciptakannya. Ini 2 kondisi yang kurang ideal bagi seorang muslim. Maka, solusinya, seorang muslim perlu menguasai keduanya bukan salah satunya. Kedua ilmu ini sama-sama berasal dari Allah, Tuhan yang sama. Mengapa harus memilih salah satunya bila bisa meraih keduanya sebagai bekal hidup kita.

 

Madrasah adalah tempat terbaik untuk mempelajari keduanya; ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Kedua macam ilmu ini diajarkan secara intensif dan berkelanjutan di madrasah. Bukan hanya materi pelajaran teori tetapi diajarkan praktik bagaimana menjalankan agama yang baik dan benar. Sehingga Guru berharap siswa akan terbiasa menjalankan agama dalam kehidupan sehari-hari.

 

Bukan hanya dibekali dengan ilmu pengetahuan agama dan cabang-cabangnya. Semua siswa juga diajarkan ilmu pengetahuan. Bukan hanya ilmu pengetahuan secara umum tetapi mendetail dan lengkap. Banyak dari siswa-siswi peserta didik kami yang berhasil mengukir prestasi, baik di tingkat daerah, wilayah hingga tingkat nasional. Semua prestasi ini membuktikan bahwa madrasah juga mampu bersaing di kancah nasional.

 

C. Prestasi Hanyalah Bonus Dari Allah

 

Sebenarnya prestasi-prestasi yang telah kami raih hanyalah bonus dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas kerja keras, kerja cerdas, kebersamaan dan konsistensi seluruh keluarga besar MTsN 3 Banyuwangi selama ini. Berbagai macam Perlombaan yang kami ikuti dan berhasil

 

168 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

memenangkannya merupakan ajang pembuktian bahwa madrasah mampu bersaing dengan madrasah yang lainnya. Memperoleh hadiah trofi bukanlah tujuan utama kami mengikuti perlombaan. Tujuan utamanya adalah untuk membuktikan pada siswa bahwa mereka mampu mengalahkan dirinya sendiri dan mereka mampu bersaing dengan siswa dari madrasah yang lain. Rasa percaya diri, bangga pada hasil prestasi hanyalah wujud euforia kami saja. Selebihnya, kami tak menganggap ini sebagai sesuatu yang luar biasa dan istimewa. Lebih penting dari segalanya adalah karakter yang terbangun dalam dada siswa kami. Pembangunan karakter adalah Pembangunan jangka panjang yang tak ada habisnya. Baik membangun karakter siswa, peserta didik, guru pendidik, pegawai, sekuriti dan seluruh keluarga besar madrasah. Program pembangunan karakter merupakan program pembangunan yang bersifat jangka panjang (a long life education).

 

D. Hakikat Prestasi Dan Kemenangan

 

Saat siswa belajar, maka kami selalu memotivasi mereka agar memiliki rasa percaya diri yang tinggi, memiliki semangat dan antusias. Ini adalah kata kunci agar mereka bisa berkembang dan bertumbuh lebih baik lagi dari hari sebelumnya. Tanpa memiliki rasa percaya diri (optimis) dan semangat menggebu-gebu, maka prestasi sulit diraih. Bagaimana kami bisa mengajarkan kepada mereka berbagai macam ilmu agama dan ilmu pengetahuan di madrasah ini bila mereka tak memiliki semangat, antusias dan rasa percaya diri. Maka menumbuhkan semangat, antusias dan rasa percaya diri yang tinggi adalah kunci yang kami gunakan

 

Leadership is Characters | 169

 

untuk membuka paradigma mereka. Setelah paradigma mereka terbuka, mereka mau meluangkan waktu untuk belajar. Mereka mau meluangkan waktu untuk membaca pelajaran berjam-jam. Maka kami berharap mereka terbuka cakrawala berpikirnya, bertambah ilmu pengetahuannya, bertambah luas wawasannya. Sehingga mereka akan menyadari bahwa apa yang mereka peroleh jauh lebih kecil dari apa yang belum mereka dapatkan. Semakin seseorang mempelajari ilmu pengetahuan, maka mereka akan semakin haus ilmu pengetahuan. Layaknya orang yang meminum air laut. Semakin banyak minum air laut, maka akan semakin haus rasanya. Trofi, piala, hadiah adalah bonus atas rasa percaya diri (optimis), semangat dan antusias yang mereka pupuk selama ini.

 

E. Nilai Mahal Karakter

 

Banyak orang tak tahu yang sebenarnya mahal adalah karakter, kebiasaan (habit) yang tertanam dalam diri siswa. Saat karakter ini melekat dalam dirinya, maka karakter ini tak akan pernah pudar. Sebaliknya, karakter ini akan selalu melekat dan menjadi nilai (value) dalam hidup mereka. Saat mereka mengikuti perlombaan dan memenangkannya, maka mereka akan memperoleh trofi kebanggaan. Trofi ini akan tersimpan rapi dalam almari madrasah. Selain mendapatkan trofi, mereka juga memperoleh uang pembinaan. Uang ini pun akan segera habis kecuali mereka gunakan untuk membeli buku yang bisa menambah kualitas diri dan meningkatkan karakternya. Tetapi yang paling mahal dan paling berarti bagi mereka adalah kebiasaan belajar, terbiasa membaca buku pelajaran selama berjam-jam. Mereka sabar mengikuti

 

170 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

pelajaran tanpa pernah merasa lelah dan letih. Mereka berangkat ke madrasah di pagi hari penuh antusias. Betapa tidak, dulu guru memberikan materi pelajaran pada mereka setiap hari. Sebelum pulang guru memberikan tugas dan soal harian. Di rumah mereka dapat beban belajar berjam-jam setiap hari. Awalnya mereka tentu merasa terpaksa, berat. Tapi lambat laun, mereka mulai terbiasa dengan pola pembelajaran guru. Mereka terbiasa belajar berjam-jam dan mengerjakan tugas guru tanpa mengeluh. Akhirnya, belajar jadi kebiasaan (habit) mereka.

 

Tanpa mereka sadari, sesungguhnya mereka tak membutuhkan trofi dan penghargaan. Trofi hanya jadi pajangan dan kebanggaan sesaat saja. Sesuatu yang paling berharga bagi mereka adalah niat yang kuat, kemauan keras, kegigihan dan kesabaran. Semua karakter ini akan bermuara pada pengalaman. Pengalaman inilah yang akan bermanfaat bagi masa depan mereka. Saat mereka beranjak dewasa mereka akan merasakan manfaat yang luar biasa. Inilah nilainilai (value) yang akan mengantarkan mereka menjadi pribadi yang luar biasa di masa yang akan datang.

 

F. Karakter, Jadi Kunci Membangun Peradaban

 

Proses pembangunan karakter merupakan PR besar bangsa Indonesia hingga beberapa tahun ke depan. Betapa tidak, Indonesia merdeka tahun 1945. Artinya hingga hari ini Indonesia sudah merdeka lebih dari 77 tahun. Tetapi kenyataannya, kita belum merdeka secara utuh sebagai bangsa yang berdaulat. Memang secara de fakto dunia mengakui Indonesia sebagai negara yang berdaulat dan

 

Leadership is Characters | 171

 

merdeka tetapi Indonesia belum merdeka dari banyak aspek kehidupan. Misalnya saja, Indonesia belum merdeka secara ekonomi, teknologi bahkan pangan. Banyak bahan makanan yang masih impor dari negara lain. Padahal, Indonesia di kenal puluhan tahun sebagai negara agraris.

 

Maka solusi dari semua masalah ini adalah pembangunan karakter. Pembangunan karakter bukan hanya ada di pundak presiden, menteri, dan kepala daerah.. Sebaliknya, kita sebagai Guru perlu ambil bagian dalam proses pembentukan karakter ini. Lagi-lagi, masalah korupsi, nepotisme, tawuran masal, berangkat dari lack of character (kehilangan karakter). Solusinya adalah menyadarkan orangorang terdekat kita tentang pentingnya pembangunan karakter. Karakter jujur, integritas, bertanggung jawab, disiplin, percaya diri, berani, peduli, terbuka adalah contoh karakter positif yang harus terus kita gaungkan ke seluruh penjuru dunia. Tentu sebagai insan pendidikan, kita bisa memulainya dari keluarga dan madrasah kita. Guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik tanggung jawab utama kita. Kita harus mengajak mereka untuk duduk bersama, berbicara dari hati ke hati, diskusi tentang pentingnya membentuk karakter ini sejak dini.

 

Lahirnya peradaban yang luhur dan mulia adalah impian kita bersama. Peradaban, perdamaian dan kesejahteraan akan lahir dari karakter unggul. Karakter unggul akan mengantarkan siapapun menjadi orang yang berhasil meraih kesuksesan dan bermanfaat untuk banyak orang.

 

172 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Tentang Penulis

 

Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I., lahir di Banyuwangi, 10 September 1968. Pendidikan S1 IAIN Sunan Ampel Malang Jurusan Tadris Matematika, melanjutkan S2 di Universitas Darul Ulum Jombang. Buku ini berisi rangkuman perjalanan penulis menekuni dan mendalami dunia pendidikan yang penuh liku dan tantangan selama menjadi kepala MTsN 3 Banyuwangi. Salah satunya adalah bagaimana membentuk karakter dan menjadikan madrasah berprestasi.

 

Pembentukan karakter tak bisa terjadi dalam waktu semalam saja. Tetapi membutuhkan perencanaan yang matang, komunikasi yang intensif dan dukungan dari semua elemen organisasi. Sebuah organisasi bisa berkembang, bertumbuh dan terbentuk karakternya bukan hasil kerja seseorang saja tetapi berangkat dari kesadaran, kepedulian dan kebersamaan yang terus dipupuk setiap hari oleh semua warga madrasah.

 

Pengalaman Kerja

 

Karakter tak terbentuk dari banyak membaca dan diskusi saja tetapi lebih banyak terbentuk dari kerja nyata. Memang membaca itu super penting tetapi membaca perlu diiringi dengan aksi nyata. Berawal dari keterbatasan, menembus batas hingga memperoleh prestasi dan

 

Leadership is Characters | 173

 

penghargaan. Semua proses kami mulai dari menjadi guru di MTs Negeri Kalibaru Banyuwangi tahun 1997-2011, selama kurang lebih 14 tahun. Pada tahun 2011-2013 mendapat tugas sebagai guru di MTs Negeri Srono. Di sini pengalaman semakin bertambah dan semakin tajam. Dipercaya menjadi Kepala MTs Negeri Kalibaru Banyuwangi tahun 2013-2015, kami terus mempelajari karakter dan proses pembentukannya. Pola-pola baru kami pelajari dan diterapkan. Pada tahun 2015 kami mendapatkan amanat untuk menjadi kepala di MTsN 3 Banyuwangi (saat itu masih bernama MTs Negeri Srono). Di sinilah tantangan kami yang sesungguhnya. Bagaimana menyatukan banyak ide dan gagasan yang berbeda-beda. Maka, yang kami bangun pertama kali adalah kesadaran, kebersamaan, kepedulian dan tanggung jawab.

 

Alhamdulillah, dengan izin Allah dan dukungan semua komponen madrasah, MTsN 3 Banyuwangi berhasil membentuk karakter dengan baik dan meraih banyak prestasi mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional. Ini bisa berhasil atas peran aktif semua warga madrasah mulai dari kepala madrasah, guru, tenaga kependidikan, orang tua/ wali siswa, komite madrasah, dan peserta didik yang bersatu padu, bahu membahu untuk meningkatkan mutu pendidikan di madrasah.

 

Alhamdulillah, pada tahun 2022 purna sudah tugas kami bersama keluarga besar MTsN 3 Banyuwangi. Kini kami mendapatkan amanah baru di MAN 3 Banyuwangi.

 

Kami berharap nilai-nilai (value), karakter dan sistem yang sudah terbentuk di MTsN 3 Banyuwangi tetap terjaga dan bisa lebih baik lagi.

 

174 | Drs. Ahmad Suyuti, M.Pd.I

 

Inilah nilai-nilai karakter yang kami junjung tinggi dalam hidup:

 

1. Kejujuran

 

2. Kepedulian

 

3. Kedisiplinan

 

4. Tanggung jawab

 

5. Keterbukaan

 

6. Kekeluargaan

 

Berprinsip dan berpegang teguh pada nilai-nilai ini akan mengantarkan siapapun menjadi pribadi yang berkarakter, bermanfaat dan berguna untuk kehidupan.

Bagikan :

Karya Tulis Guru Lainnya

Avatar photo
KARYA INOVASI PENDIDIKAN
Avatar photo
LEADERSHIP IS CHARACTER
Avatar photo
GURU MADRASAH SEBAGAI ROLE MODEL MODERASI BERAGAMA
PERAN LITERASI DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
Membangun Sekolah Berbudaya disiplin
Avatar photo
Refleksi Jumat Berkah

Website Sekolah

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman

Anda belum Terdaftar?

Jendela Informasi Sekolah yang mudah dan menyenangkan, Membaca Buku, Belajar dan Melihat Informasi Sekolah