Last Updated on 20 Desember 2022 by MAN 3 BANYUWANGI
Lagi lagi kegiatan yang tak jauh dari kata literasi. Memang tak sedikit dari event-event yang bersangkut pautan dengan literasi, karena budaya membaca dan menulis tak bisa dihilangkan.
Bagaimana tidak, dalam ayat pertama yang diturunkan kepada Al-Mustofa, juga berbunyi “Bacalah!”. Tak dapat dipungkiri budaya baca itu harus dan sangatlah penting. Kebanyakan orang pintar dan cerdas juga didasari dengan membaca.
Sebagai generasi penerus bangsa, yang mengedepankan negaranya dan mau merelakan waktunya untuk membangun negara yang maju, madrasah mendorong semangat para generasi muda untuk terus dan terus belajar, Karena belajar tidak memandang umur, dari yang muda hingga yang tua, belajar masihlah menjadi suatu kewajinan
Berhubungan dengan belajar, tentunya tidak lepas dari membaca dan menuliskan nya. Kiat membaca dan menulis, salah satunya bisa ditumbuhkan dengan adanya tantangan yang berasal dari perlombaan.
Tentunya generasi muda sangatlah suka dengan tantangan. Oleh karena itu, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Banyuwangi selalu memberi peluang untuk siswa berkompetensi apapun terutama dalam hal literasi
Tantangan kali ini diberikan oleh Nyalanesia untuk sekolah dalam rangka menyambut puncak acara festival literasi nasional 2022. Lomba nya meliputi penulisan surat, puisi, cerpen, resensi, esai, indepth report dan kisah inspiratif.
Sebelum mengirim karya nya siswa MAN 3 Banyuwangi diberi wawasan terlebih dahulu agar mencapai hasil yang terbaik. Bersama Eny Susiani sebagai ketua Literasi dan perwakilan siswa di setiap kelasnya. Bimbingan ini diberlangsungkan di aula ma’had putra pada pagi pukul 08.00 sampai selesai.
Bukan memberi wawasan, tapi lebih tepatnya, Eny mengubah mindset siswa/i. Eny menyampaikan bahwa “Ide ide akan hilang jika hanya disimpan di otak dan tidak disebarkan” katanya. Memang benar, ide itu harus kita keluarkan walau kadang tidak selalu di terima oleh orang lain.
“Ingat kita bukan siapa siapa, bukan anak raja ataupun presiden, tapi kita bisa dikenal oleh masyarakat dengan menulis” tegas Eny Susiani. Hal tersebut untuk menumbukan gelora semangat, perihal menulis.
Meski tulisan itu tidak selalu diterima, tapi kita tidak boleh berhenti untuk menorehkan kebaikan kita, karena kebaikan sekecil apapun tidak akan sia-sia. Hari ini menanam, yakinlah esok hari kau akan memanennya.
“Gajah mati meninggalkan gading” kata Eny Susiani. Sama halnya seperti kita manusia, torehkanlah hal hal baik selama hidup kita, agar kisah hidup kita selalu terkenang sebagai bunga yang wangi dan selalu dihirup wanginya sampai kita mati.
Begitulah Eny mengatakan sepatah katanya untuk generasi penerus bangsa dengan harapan, siswa MAN 3 Banyuwangi selalu menjadi obor bangsa dan dunia.(Ghanina)
Penulis adalah tim Jurnalis MAN 3 Banyuwangi