Pembukaan acara Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka bagi Guru Mapel Fikih dan Ushul Fiqih MA se-Jawa Timur berlangsung di MAN 3 Banyuwangi pada Kamis (20/07/23).

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada tahun ini merupakan tahun ke-13 yang berjalan mulai tahun 2010. Pada MGMP kali ini mengumpulkan guru-guru PAI dari berbagai kota di Jawa Timur.

Meskipun di dalam temanya adalah guru Fiqih dan Ushul Fiqih, tetapi pertemuan ini tidak hanya untuk mata pelajaran itu saja, melainkan semua mata pelajaran PAI. Sebanyak 85 guru yang hadir dalam MGMP 2023 ini. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 100 guru bahkan lebih, alasannya karena ada beberapa guru yang sedang melaksanakan haji di Mekkah dan ada juga beberapa yang harus merampungkan tugas di luar kota.

Rundown acara MGMP berjalan selama 3 hari mulai 20-22 Juli 2023. Tentu bukan tanpa alasan memilih tanggal ini, karena ini merupakan awal tahun ajaran baru bagi semua siswa, sehingga penerapan langsung bisa dilakukan pada pelajaran semester ini dan seterusnya.

Pembukaan acara ini terlaksana di gedung aula Ma’had putra MAN 3 Banyuwangi. Sebelum acara, ada lantunan ayat suci yang terdengar merdu dari salah satu siswa dari MAN 3 Banyuwangi yang bernama Ifan. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Himne Madrasah.

Tak lupa, Nasikin (Koordinator MGMP) memberikan beberapa ucapan sambutan kepada guru-guru lain. Tak ingin kalah, ucapan selamat datang dari Saeroji selaku PLH kepala MAN 3 Banyuwangi juga terlontar. “Semoga semua guru betah di MAN 3 Banyuwangi selama 3 hari ini”, harapan Saeroji supaya semua guru-guru dari luar kota terasa nyaman selama tinggal di Ma’had Al-Hidayah.

Menurut M. Luthfillah ada beberapa alasan Banyuwangi dijadikan tempat pelaksanaan MGMP, karena Banyuwangi paling jauh dan merupakan bagian pulau Jawa yang paling timur yang menerima terbit matahari pertama dan disebut Sun Rise of Java. Menurut beliau, di Banyuwangi juga tidak sulit untuk mencari alat transportasi. “Walaupun jauh tapi terasa dekat”, ujar Luthfillah untuk Banyuwangi.

Mengajari anak didik tentang fiqih dalam kehidupan merupakan keharusan setiap guru. Ciri khas madrasah harus tetap terwujud dengan dikedepankannya pelajaran agamanya.

Kemudian, dengan ucapan Basmallah, MGMP Fiqih resmi dibuka yang dilanjutkan sesi do’a dan foto bersama.

Harapannya, dengan adanya MGMP tahun ini, para siswa mampu bersikap netral dan memiliki banyak referensi agar siswa dapat memiliki wawasan yang luas