Peserta didik MAN 3 Banyuwangi tampil memukau dalam Jambore Sastra Asia Tenggara di Swarna Cafe, Pantai Marina Boom pada Sabtu (26/10/2024). Dengan formasi tujuh pemusik dan satu pembaca puisi, mereka menghidupkan kembali puisi legendaris karya Chairil Anwar yang berjudul Aku. Menariknya, puisi tersebut dilagukan dengan iringan musik tradisional karawitan yang diaransemen oleh guru seni musik, Dimas Imam Wahyudi.

Vokal Zailuna Meisya Sugianti (X-9) mampu mencuri perhatian pengunjung yang merupakan penyair ternama dari berbagai daerah. Suara Zailuna yang mendayu berhasil menyampaikan kandungan puisi. Puncaknya pada lirik fenomenal Aku mau hidup seribu tahun lagi, Luna menunjukkan kemampuannya dalam menjangkau nada tinggi.

Sesaat setelah lagu mencapai klimaks, giliran Dicki Darmawan (X-3) yang tampil membaca puisi berjudul Matahari Ijen. Anggota ekstrakurikuler puisi dan jurnalistik ini membacakan karya Muttafaqur Rohmah dengan apik. Vokalnya yang lantang dan sarat penghayatan mengundang decak kagum.

Penampilan para pemusik pun tidak luput dari perhatian. Harmonisasi musik yang indah, selaras dengan suasana puisi dan memberikan kesan mendalam bagi siapa pun yang mendengarnya.

Kolaborasi antara pemusik, vokalis, dan pembaca puisi mendapatkan apresiasi dari para penyair senior seperti KH. D. Zawawi Imron, Riri Satria, Tengsoe Tjahyono, dan Sofyan Rd Zaid. Mereka mengaku terkesan dengan kemampuan peserta didik MAN 3 Banyuwangi dalam menginterpretasi karya sastra besar tersebut.

Anggiek Aditya Pamungkas dan Dimas Imam Wahyudi selaku pembina mengaku bangga dengan penampilan anak-anak didiknya. “Perlu waktu satu pekan untuk mempersiapkan pementasan ini,” ujar Anggiek. Dimas menambahkan bahwa keberhasilan pertunjukkan juga berkat kekompakan antara ekstrakurikuler karawitan dan baca puisi yang berkerja sama dari proses latihan. (Jurnalis Adikarya MANTABB)